~13~

214K 13.5K 546
                                    

°°Ketika kamu jatuh cinta. Kamu harus siap terluka, namanya saja 'JATUH' pasti sakit.°°

~~●○●○~~

Mefla berjalan dengan tergesa-gesa. Sekali-kali gadis itu melihat arloji di tangannya.Pandangan gadis itu terpusatkan pada gerbang sekolahnya. Sedikit lagi.

Ketika gadis itu hampir mencapai gerbang, dia menghentikan langkahnya secara mendadak.

"Gila! Gue lupa kalo hari ini yang jaga Ketua Osis!" Pekik Mefla sambil menepuk dahinya.

"Mati deh gue!"

Dengan berat hati Mefla melanjutkan langkahnya menuju segerombolan murid yang terlambat lainnya.

Namun, dalam hatinya ada niat untuk kabur agar tidak bertemu dengan Sang Ketua Osis. Tetapi sudah terlambat, mata tajam laki-laki itu sudah menatapnya sejak dia melewati gerbang.

"Kenapa telat?" Tanya Billy dingin.

"Nggak ada angkot." Alibi Mefla.

Sekarang laki-laki itu memperhatikan penampilannya.

"Dasi?" Tanya Billy dengan datar.

"Ah apa? Dasi ya? Hehehe lupa." Ucap Mefla sambil mengusap tengkuknya.

Billy mendegus, "Lari keliling lapangan lima putaran." Ketus Billy.

Mefla menganga tak percaya. Lima putaran? Yang benar saja, jangankan lima putaran bahkan dua putaranpun Mefla belum tentu kuat. Salahkan saja manusia yang membuat sekolahnya, bagaimana bisa membuat lapangan yang begitu luas.

"Lo gila?!" Seru Mefla dengan mata melotot.

"Sekarang." Gumam Billy.

"Gue nggak mau! Lima putaran itu kebanyakan! Kurangin!" Pinta Mefla.

"Lo telat 5 menit." Ketus Billy.

Mefla meraup wajahnya frustasi, "Iya tau! Tapi lo kira gue kuat gitu? Lapangannya itu luas, Billy!"

"Yang lain nggak protes." Gumam Billy.

"Lari sekarang." Suruh Billy.

Mefla menatap Billy kesal, "Dasar Beruang Kutub!"

"Untung sayang, kalo kagak udah gue karungin terus buang ke laut." Gumam Mefla pelan. Semoga Billy tidak mendengarnya.

Mefla pemanasan terlebih dahulu sebelum berlari, takut-takut nanti dia jatuh dan kakinya terkilir kan bahaya. Setelahnya, gadis itupun mulai berlari. Dalam diam Billy memantau gadis itu dari kejauhan.

Satu putaran, gadis itu masih semangat.
Dua putaran, keringat Mefla semakin banyak dan nafas gadis itu terlihat ngos-ngosan.
Tiga putaran, langkah Mefla semakin memelan.
Ketika putaran ke-empat, ada kekhawatiran dari mata Billy.

"STOP MEFLA!" Teriak Billy.

Mefla menghentikan larinya, lalu gadis itu menjatuhkan dirinya. Kakinya sakit sungguh.

Billy menghampiri Mefla dengan datarnya.

"Kalo aja lo nggak nyuruh gue berhenti, gue yakin pasti sekarang gue udah ada di UKS." Ujar Mefla masih mengatur nafasnya.

My Cold Ketos✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang