~02~

329K 18.4K 1.2K
                                    

°°Blushing itu menyebalkan, karena dia sering datang di saat yang tidak diinginkan.°°
_

________________

Seperti yang diperintahkan Billy, kini mereka berlima sudah berada di perpustakaan lebih tepatnya mereka di sana untuk membersihkan perpustakaan. Dengan sangat-sangat terpaksa mereka melakukannya karena tidak ingin menambah masalah yang memang sudah menumpuk.

"Heran gue tuh sama si Ketos Rempong, suka banget hukum kita." Omel Mefla. Resta terkekeh, "Kita sering bikin masalah bego!" Ucap Resta membuat bibir Mefla mengerucut.

"Lagian menurut gue, tuh Si Billy kambing hidupnya nggak berwarna banget." Ujar Mefla.

"Lo kira pelangi apa?" Ucap Revi sambil tertawa.

"Gue curiga nih!" Seru Mefla.

"Curiga?" Ulang Putri sambil menyeritkan dahinya.

"Jangan-jangan tuh Billy punya dendam kesumat sama kita." Ucap Mefla sambil berfikir.

"Ada-ada aja lo. "

"Suka ngawur emang kalo ngomong."

"Ish.. kalian tuh seharusnya punya pemikiran yang sama kayak gue." Sebal Mefla sambil mengerucutkan bibirnya.

"Udah deh Mef, mending sekarang lo bersihin tuh bagian sana, kita semua udah bersihin ya, cuma lo yang daritadi ngomel mulu." Tegur Nela.

"Hah? Jadi kalian udah selesai?" Mereka berempat mengangguk kompak.

"Lagian lo dari tadi cuma ngomel-ngomel nggak jelas." Ujar Nela sambil duduk.

"Heran gue, sebenernya lo punya masalah apa sih sama tuh Billy? Berantem mulu perasaan." Tanya Putri merasa heran.

"Bener juga lo Put, lo ada masalah apa sama Billy?" Tanya Resta.

"Gue tuh nggak ada masalah apa-apa sama dia, dianya aja yang sok mentang-mentang murid kesayangan." Kesal Mefla sambil mengembungkan pipinya.

"Nggak-nggak nih gue tuh rada curiga. Nggak mungkin alasannya cuma itu." Selidik Putri.

"Udahlah masalah mereka berdua juga, jangan ikut campur bukan hak kita." Lerai Revi.

"Hati-hati aja, benci jadi cinta itu udah biasa terjadi." Sahut Nela menyeringai.

"Kebanyakan nonton sintren lo! " kekeh Mefla.

"Sinetron bego!" Ucap Resta.

Mefla terkekeh,"Eh iya ya."

"Udah ah! Gue laper mau makan! Mau ikut kagak ke kantin?" Tawar Resta pada sahabat-sahabatnya.

"Boleh juga, perut gue udah minta jatah nih." Ujar Nela dengan antusias.

"Kalian mau ninggalin gue sendiri di perpustakaan yang sepi kayak gini?!" Tanya Mefla dengan kesal.

Mereka berdua menyengir kuda, "Laper kita Mef, udah gede gini masa lo takut." Ucap Revi. Mefla medengus kesal, "Yaudah sono!"

Mereka berempat tersenyum lebar, "Bye bye Mefla!" Ujar mereka lalu pergi meninggalkan Mefla.

"Punya sahabat kok kampret semua." Gumam Mefla sambil mengelus dadanya.

Mefla memperhatikan perpustakaan yang sangat jarang Mefla kunjungi. Gadis itu mulai membersihkan debu-debu yang menempel pada rak-rak buku dan juga menata buku agar sesuai dengan tempatnya. Katanya sih di Perpustakaan ini ada penghuninnya, tapi Mefla berusaha untuk tidak takut meskipun dalam hatinya dia sedikit cemas.

"Selesai!" Seru Mefla sambil bertepuk tangan. Mefla menghela nafas sambil menyengka keringatnya, "Capek juga ya, bosen juga gue dihukum mulu." Keluh Mefla. Gadis itu duduk di kursi dekat jendela sambil sesekali menyengka keringatnya sendiri.

"Ngapain masih di sini?" Suara dingin itu mengagetkan Mefla.

Dia melirik ke segala arah dengan perasaan cemas. Bagaimana jika itu suara setan? Jin? Atau nenek gayung? Duh mana mungkin nenek gayung. Memangnya nenek gayung mau ngapain ke sini? Ingin belajar? Eh kan udah tua yakali belajar. Kan pikiran Mefla jadi konslet.

"Ngapain disini?" Suara itu lagi! Mefla menutup matanya dengan perasaan takut, "Ampun! Lo siapa?! Setan? Gue nggak mau ganggu kok, cuma bersihin nih Perpus disuruh sama si Billy Bego! "

Billy menatap Mefla tajam, "Siapa yang bego?!"

Mefla membuka matanya perlahan, di hadapanya Billy menatapnya dengan tajam.

"Loh! Kok lo disini?! Setannya kemana?!" Tanya Mefla sambil celingukan.

"Gila!" Ketus Billy.

Mefla menoleh bergilir menatap Billy tajam, "Siapa yang gila?!" Tanya Mefla sambil berdecak pinggang.

"Lo." Jawab Billy singkat.

Mefla memalingkan padangannya agar tidak memandang Billy, melihat Billy hanya menyulut emosinya.

"Ngapain masih disini?" Tanya Billy datar.

"Menurut lo?!"

"Gue tanya." Jawab Billy singkat.

"Ya gue habis bersih-bersih seperti apa yang disuruh oleh Billy Arnando sang Ketua Osis Tercinta! " kesal Mefla. Billy selalu saja membuat Mefla badmood seperti ini.

"Oh."

"Bunuh orang dosa ngga sih?!"

"Dosa. Gitu aja tanya, dasar bego." Ucapan Billy semakin membuat Mefla kesal.

"Kesel gue sama lo!"

"Gak nanya."

"Udahlah, ngomong sama lo bikin gue naik darah. Minggir!" Saat Mefla melewati Billy tanpa sengaja Mefla menyenggol rak buku yang memang sudah rapuh sehingga rak itu sedikit bergoyang membuat Mefla segera menutup matanya menunggu apa yang akan terjadi padanya.

Namun sekitar satu menit dia menutup mata, Mefla tidak merasakan sakit ditubuhnya, dia membuka matanya perlahan dan pemandangan di depannya membuat jantungnya berdegup dengan cepat. Dihadapannya tepat di depan wajahnya Billy tengah memandangnya dengan tatapan yang tidak bisa Mefla mengerti, jarak keuda wajah mereka hanya sekitar lima senti sehingga Mefla bisa merasakan hembusan nafas Billy.

Mefla menahan nafas, gadis itu gugup. Billy memajukan wajahnya dan hal itu membuat Mefla menutup mata dengan gugup, Billy tersenyum miring. Dia mendekatkan bibirnya pada telinga Mefla, "Ini berat bego." Ucapan Billy membuat Mefla membuka matanya dan memandang Billy kesal sekaligus malu terbukti dengan pipinya yang tiba-tiba merah merona.

"Ngapain lo merem? Berharap gue cium?!" Tanya Billy sambil tersenyum sinis.

Mefla mendegus berusaha menutupi bahwa dirinya benar-benar malu, "Ngeselin lo!" Ketus Mefla lalu gadis itu berjalan melewati Billy begitu saja dengan langkah kakinya yang lebar.

"Pipinya merah." Gumam Billy.

"Dia sakit?"


Mungkin Billy benar-benar polos.

My Cold Ketos✔ Место, где живут истории. Откройте их для себя