Agara -3

4.2K 206 2
                                    

Malam ini, Rara kehilangan semangatnya karena kejadian tadi disekolah. Makanan lezat dihadapannya pun hanya iya tatapi saja, sambil ia aduk aduk dengan sendok ditangan kanannya.

"Sayang kamu kenapa?" Kesepuluh kalinya pertanyaan itu keluar dari mulut Ana sang mama, dan hanya dijawab gelengan kecil oleh Rara.

"Kamu kenapa sayang?" Kini papanya yang ganti bertanya, jelas saja Ana dan Tama cemas, karna biasanya Rara yang paling semangat dalam urusan makan.

"Rara nggak papa kok, pa" setelah mengatakan itu, Rara beranjak dari kursinya, ia sedang tidak mood untuk makan satu suap pun. "Rara naik ya pa,ma" Ana dan Tama hanya membalas anggukan, mereka tau kalau anaknya butuh sendiri saat ini.

****

Rara membuka MacBook-nya, mencoba mengembalikan mood dengan streaming
Sang idolanya. Namun tetap saja, Rara masih tidak bersemangat. Sedari tadi Rara memang manatap MacBooknya, tapi pikirannya kemana-kemana. Rara membayangkan bagaimana nasibnya besok, tadi siang saja saat Rara melewati lorong kelasnya,banyak orang yang membicarakan tentang dirinya,

"Liat deh, itu orang yang ditembak kak Agam dikantin tadi"

"Ihhh pasti dia pake pelet deh, kalau enggak mana mau kak Agam sama dia"

"Masih cantikan gue daripada dia"

"Ganjen banget sih"

Yaa, telinga Rara sampai panas mendengar makian para fans Agam, dan sekarang daftar haters Rara bertambah. Sebenarnya Rara ingin menyiram muka orang-orang itu dengan air keras, tapi untungnya Rara masih memiliki hati nurani yang baik.

Rara menutup kembali MacBooknya, ia memutuskan untuk tidur saja, berharap jika esok hari semangatnya kembali datang. Rara meletakan MacBook nya di meja belajar, lalu membaringkan tubuhnya ke kasur kesayanganya.

***

"Pagi mamaku sayang" Rara mencium pipi mamanya itu, mengganggu pekerjaan mamanya menata masakan di atas meja.

"Pagi sayang, tumben masih pagi udah rapi aja?"

"Iya dong ma, sebenernya setiap hari Rara bangun pagi kok, cuma mata Rara sulit kebuka aja jadi keliatan kaya tidur hihihi"

"Alesan aja kamu" Ana memutar bola matanya malas.

"Kamu mau makan sekarang atau nunggu papa sama Abang kamu?"

"Emm, sekarang aja deh ma. Oiya ma, nanti Rara naik angkot aja deh ma"

"Loh? Tumben naik angkot? Kakak kamu kan bisa nganterin"

"Pengen aja ma, udah lama juga Rara nggak naik angkot,kangen." Rara cengengesan sembari memakan roti selainya.

"Mana ada orang kangen naik angkot"

"Ada kok ma, ini Rara haha" Rara kembali mencium pipi Ana, "Rara berangkat ya ma, assalamualaikum".

"Waallaikumsalam, hati-hati sayang"

"Iya ma" Rara melambaikan tangannya,lalu berjalan menuju jalan Raya didepan kompleksnya.

Beruntung tepat saat Rara Sampai, ada angkot yang ngetem menunggu penumpang, tanpa pikir panjang Rara masuk kedalam angkot itu. Perlu waktu sekitar 5 menit hingga angkot itu penuh, baru angkot yang Rara tunggangi berjalan.

Disamping Rara, ada cowo yang berseragam sama dengannya, sepertinya mereka satu sekolah. Rara melirik wajah cowo disebelahnya itu, sepertinya tak asing banginya, jelas tak asing karena mereka satu sekolah. Saat cowo disampingnya itu menoleh, Rara baru sadar ternyata cowo itu adalah Revan -Revan Alexander nikonsia, sang ketua OSIS SMA Nasional High dan dia adalah...

pujaan hati Rara.

Rara Terus saja diam seperti patung, jantungnya berdetak cepat, bagaimana tidak, ia duduk bersebelahan dengan sang pujaan hati, itu adalah mimpi Rara selama ini.

Hingga akhirnya angkot yang mereka tumpangi berhenti didepan gerbang sekolah Nasional High, Rara dan Revan turun, tanpa sengaja Rara menabrak bahu Revan.

"M-maaf kak nggak sengaja" Rara gugup, bukan karena takut, tapi karena jantungnya mendadak meleleh melihat ketampanan Revan. Revan adalah most wanted kedua setelah Agam, sifat mereka sangat bertolak 180 derajat, badboy dan good boy.

"Iya santai aja, nggak papa kok" Revan memberikan senyuman manisnya pada Rara dan itu sangat berbahaya bagi jantung Rara.

"Hehe makasih kak," Rara cengengesan sambil mencengkram ujung tali tas-nya.

"Nama Lo siapa? Gue Revan" Revan mengulurkan tangan putihnya itu kepada Rara, dan Rara malah bengong menatap wajah Revan.

"Hey nama Lo siapa? Gue Revan" ucap Revan sekali lagi, membuat Rara tersadar dari lamunannya.

"Ehh, anu kak saya Rara kak" Rara membalas uluran tangan Revan.

"Oh oke, gue duluan ya, masih ada urusan OSIS"

"Iya kak" Rara tersenyum manis, Revan berbalik lalu berjalan meninggalkanya, sementara Rara masih diam ditempat sambil menatap punggung Revan yang semakin menjauh. "Aduhhh beruntung banget gue hari ini,, senyummu itu loh kak, tersepona deh Rara".

Tiba-tiba saja ada orang yang menarik kencang tangan Rara, membuat Rara terkejut, reflek Rara langsung memukuli punggung cowo itu dengan tangganya.

"Aduh-aduhh, apaan sih Lo" cowo itu menggaduh, ternyata dia adalah Agam. Rara menghentikan pukulanya.

"Ups, sorry reflek, habisnya Lo juga ngapain tiba -tiba narik tangan gue? Gue kira Lo penculik" Rara cengengesan menatap ekspresi bete Agam.

"Lo itu pacar gue sekarang, jadi Lo harus  sama gue terus!" Jawabnya datar.

"Ehh? Jadi yang kemarin itu Lo serius? Gue kira bercanda" Rara membelalakan matanya.

"Serius lah," Agam menarik kembali tanggan Rara, membawanya masuk ke gerbang sekolah. Rara menghembuskan nafasnya kasar, ia tau apa yang akan terjadi nanti saat fans Agam melihat ia bergandengan dengan Agam.

Benar firasat Rara, baru saja mereka berdua menginjakan kakinya disekolah, semua pasang mata langsung tertuju padanya. Tidak seperti kemarin, mereka tidak memaki Rara,hanya memandang sinis, mungkin karena ada Agam disampingnya.

Agam mengantarnya sampai kedepan pintu kelasnya, mungkin karena Agam tau kalau Rara akan banyak di bully para fans Agam, maka dari itu Agam mengantarnya sampai kelas.

"Udah sana cepet masuk, belajar yang pinter," Agam mengacak rambut Rara, membuat Rara kesal karna rambutnya berantakan.

"Iya iya, Yaudah gue masuk dulu ya" setelah mengatakan itu, Rara masuk ke kelasnya. Agam kembali berjalan menuju kelasnya di lantai 2.

🌛Agara🌛

Jangan lupa vote and coment Readers kesayanganku :*

Jangan lupa vote and coment Readers kesayanganku :*

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Revan -Emeryt Kelly

AgaraWhere stories live. Discover now