Agara -26

1.1K 55 2
                                    

Rara berjalan melewati lorong kelas 12. Lorong sudah cukup sepi walaupun bel pulang belum lama berbunyi. Maklum saja, kelas 12 memang tidak full pelajaran karena sudah menjelang UN, jadi biasanya mereka pulang duluan sebelum jam pulang.

Rara melihat sekelompok orang tengah duduk di depan kelas Agam. Dan beruntung nya itu adalah teman Agam. Rara melihat Leon, Andra dan Oji disana.

Rara mengatur napasnya sebentar untuk menetralisir rasa sungkan dan takut untuk menanyakan Agam pada mereka.

"Permisi kak"

Leon, Andra dan Oji yang tengah bercanda akward otomatis menoleh ketika dirasa ada makhluk lain diantara mereka.

"Ehhh neng Rara, ada apa neng?"

"Lu pasti nyariin Agam ya? Iya kan ? Ngaku lu" tanya Andra mengintrogasi.

"Aduh bang Andra, kalo ngomong sama cewe jangan serem-serem dong bang! Pantesan lu ga dapet-dapet jodoh"

"Diem lu pantat panci!"

"Berani-beraninya kamu ya bang Andra bilang aku pantat panci"

"Bodoamat bodoamat"

Leon menggeleng kecil melihat kelakuan teman-temannya. Sebenarnya apa mereka tidak bisa menjaga sikap agar mereka terlihat lebih berwibawa di depan adek kelas? Dasar memang.

"Kenapa?"

Rara yang sedari tadi kikuk sendiri karena merasa terkacangi oleh teman-teman Agam akhirnya lega karena Leon menanyakan hal itu.

"Emm mau nyari kak Agam, ada ?"

"Ohhh Agam di rofftop tadi neng, sama Natha kalo ga salah" Jawab Oji cengar-cengir.

"Sama kak Natha ?" Rara terkejut mendengar nama itu disebut.

"Iya, emangnya kenapa neng?"

"Gapapa kak, makasih, aku duluan ya kak"
Rara berlari kecil menuju tempat dimana Oji menjelaskan Agam berada disana. Jujur hati Rara tidak karuan saat ini.

Dan setelah Rara pergi, Oji langsung mendapat jitakan sakral dari teman-temanya.

"Mikir lu Ji kalo ngomong lu dasarrr" Andra marah-marah tidak jelas sambil menjitaki kepala Oji.

"Lu pinter dikit dong yatuhannnn" tak lain halnya dengan Leon.

"Aduh aduh, apa salah dedek ya Tuhan" Oji menutupi kepalanya dengan tangan untuk perlindungan.

"Bakalan ada perang dunia ini Jiiii!!!"

"Maafkannnnn Ojiiiiiiiii!!!"

***

Rara menaiki tangga menuju rofftop dengan langkah menggebu-gebu. Ia harus memastikan bahwa semua perkataan Oji tadi salah. Harus salah. Rara percaya Tuhan sayang Rara. Tuhan tidak akan membuat hati Rara sakit untuk kali ini.

Ini adalah tangga terakhir menuju rofftop. Rara berhenti sejenak. Sempat ragu untuk melanjutkan langkah. Ia belum sanggup jika kenyataan terburuk yang ia dapat. Rara menguatkan kembali tekatnya dan pada akhirnya ia sampai di rofftop.

Tepat diujung sana Rara melihat Agam, duduk di sofa membelakangi arah Rara. Rara dapat melihat kupalan asap di sana. Agam merokok. Dan Rara tidak suka seorang perokok. Seingat Rara, bukanya Agam pernah bilang untuk tidak merokok untuk Rara. Tapi kenapa saat ini Agam melanggar ucapannya sendiri?

Rara menghampiri Agam dengan tidak sabar. Melupakan tujuan utamanya karena Agam memang terlihat sendiri tanpa seorangpun disana. Rara marah. Jelas. Rara tak suka Agam menyakiti dirinya sendiri dengan merokok. Itu tidak baik. Dan Rara benci jika Agam dalam keadaan tidak baik.

"Kak!" Sentak Rara ketika sampai tepat di depan Agam.

Agam sempat terkejut namun kemudian memalingkan wajah tak peduli.

"Kakak ngerokok? Kenapa ? Kakak udah ga sayang sama diri kakak?"

Agam diam. Masih tak peduli.

"Kakak dengerin aku ngomong ga sih?!"

Agam masih tetap diam. Membuat Rara semakin naik pitam.

"Kak! Aku ini pacar kakak! Ga seharusnya kakak cuek sama aku kaya gi-"

"Sayang, maaf ya lama, tadi a-" ucapan orang itu terhenti, terkejut melihat Rara.

Begitupun pula dengan Rara.

"Kak Natha?"

"Eh halo Ra, kamu Rara mantan Agam  kan?" Tanya Natha dengan nada mengejek.

Seakan tak mendengar pertanyaan dari Natha, Rara malah menanyakan apa yang ia rasa janggal.

"Sayang? Maksud kakak apa panggil kak Agam sayang?!" Entah keberanian dari mana Rara dapat meninggikan suaranya.

"Loh kamu gatau? Aku ini sekarang pacarnya Agam!" Nada Natha juga ikut meninggi.

Tidak percaya dengan omongan Natha barusan, Rara lebih memilih untuk mendengar penjelasan langsung dari Agam.

"Maksudnya apa kak, aku gapaham?!" Rara melirik Agam intens.

Agam menampilkan tatapan dinginnya pada Rara. Meskipun hanya diam. Itu tetap menakutkan. Rara takut. Kenapa Agam berubah?.

"Emangnya belom jelas ya yang gue bilang tadi? Agam pacar gue! Pa-car gu-e !!" Sahut Natha.

"Aku ngomong sama Kak Agam ya! Bukan sama kamu!" Sunggut Rara.

"Loh suka su-"

"Natha pacar gue"

Agam tiba-tiba mengeluarkan suara. Dengan suara tegasnya dan tatapan dingin yang diberikan pada Rara, Rara cukup tau kalau ini serius. Rara masih tidak percaya ini semua. Apa maksudnya?

"Aku ga salah denger? Kakak bohong kan?!" Mata Rara mulai memanas.

Agam hanya diam.

"Kak jawab aku! Kakak bohong kan!" Teriak Rara.

"Kak! Kakak bohong kan? Kakak bohong kan?!!"

Agam tetap memasang sikap dinginnya.

"Kita putus mulai detik ini"

Hanya itu yang keluarga dari mulut Agam.

"Apaa?!" Rara terkejut bukan main.

"Kakak bercanda?! Kakak bohong kan?!" Rasanya Rara sudah tidak bisa membendung air matanya untuk jatuh.

"Kak jawab!!" Kaki Rara sudah tak tahan lagi menahan tubuh Rara hingga Rara jatuh terduduk di lantai.

"Kakak bohong kan kak, jawab kak" Suara Rara bahkan sudah lelah untuk meninggi.

"Gue pergi"

Seakan tak peduli dengan tangisan Rara. Agam pergi meninggalkan Rara dengan menggenggam tangan Natha tepat didepan mata Rara. Hingga akhirnya hanya ada Rara yang tersisa sendiri di rofftop ini.

Air mata Rara rasanya sudah habis untuk menangis. Hati Rara hancur. Benar-benar hancur hingga mungkin tak bisa utuh kembali. Agam meninggalkan Rara. Bahkan tanpa alasan yang jelas. Agam jahat. Dan Rara benci Agam saat ini.

Tubuh Rara seakan kehilangan roh-nya. Ia masih duduk tersungkur dilantai rofftop. Dengan tangis dan luka di hatinya yang masih belum bisa berhenti. Hingga kepalanya pusing dan pandangan di hadapannya terlihat kabur kemudian menghitam.

Rara pingsan.

🌛 Agara 🌛

Maafkan author yang tidak bisa membuat feel sedih dengan sempurna. Maklum masih noob hmmm :(

AgaraWhere stories live. Discover now