Agara -4

4.2K 176 0
                                    

Sudah Rara duga, bahwa ia akan disambut oleh banyak pertanyaan dari sahabatnya-Gea karena Rara diantar ke kelas oleh Agam, Akhir-akhir ini Gea lebih mirip seperti wartawan daripada seorang sahabat.

"Omegat Ra, Kok Lo bisa dianter kak Agam sih? Jadi tadi kalian berangkat bareng? Naik apa Ra? Mobil apa motor? Motor ya? Aaaaa pasti enak deh dibonceng kak Agam" Gea memberinya runtutan pertanyaan yang membuat penat kepala Rara, kalau saja Gea bukan sahabatnya, Rara pasti sudah menyumpal mulut Gea dengan sepatu.

"Aduh Gea kalau nanya satu-satu kali"

"Hehe maaf Ra, habisnya gue kepo sih, jawab dong Ra"Gea menguncang kecil tubuh Rara, memohon Rara mau menjawabnya.

"Dasar tukang kepo!!" Rara mengubah posisi duduknya mengahadap Gea. "Jadi gini ya Gea sayang, gue tadi nggak berangkat bareng Agam, cuma ketemu aja didepan gerbang terus barengan" Rara menjelaskan.

"Ohhh gitu. jadi kalian pacaran?" Gea menyipitkan matanya, namun Rara hanya mengangkat bahunya tanda tak tahu.

***

Disisi lain, Agam duduk di bangku kelasnya, dia dikelilingi oleh 4 sahabatnya, Oji, Rama, Andra dan Leo. Mereka juga mengintrogasi Agam tentang kedekatanya dengan Rara.

"Gam, gue denger Lo deket ya sama junior kita, siapa tu namanya? Rasa?" Tanya oji.

"Rara goblok!! Mana ada orang namanya Rasa" Rama membenarkan sambil menjitak kepala oji.

"Aww sakit Ram!! Gue laporin ke kak Seto baru tau rasa Lo!!"

"Laporin aja sana, gue nggak takut! Lagian kak Seto males tau nggak ngurusin kasus Lo!! " Rama kembali mengejek.

"Sehari aja kalian berdua nggak berantem bisa nggak sih? Pusing gue lama-lama, kalian mau cepet keriput karna berantem terus? Enggak kan? makanya diem!!''Andra menengahi.

"Dengerin tu Ji!''

"Hetdahhh Ram, Lo juga keles!! Lagian yang cepet keriput itu bukan gue sama Rama, tapi Agam sama Leon tu, tiap hari nggak pernah senyum hahahhaha" mereka bertiga tertawa terbahak namun seketika terhenti karena mendapat tatapan seram dari Agam dan Leon.

"Sorry bosss"oji mengangkat jari telunjuk dan tengahnya membuat huruf v.

"Jadi Lo beneran Deket sama si Rara itu,Gam?" Agam hanya mengangguk menjawab pertanyaan Leon.

"Lo serius,Gam? Emang Lo udah bisa move on?" Tanya Oji yang langsung mendapat jitakan dari ketiga temannya karna menanyakan itu. Hal itu sensitif bagi Agam. Agam lamgsung berdiri berjalan keluar kelas setelah mendengar pertanyaan Oji.

"Mau kemana Gam?" Tanya Leo,namun tak mendapat respon dari Agam.

"Lo sih Ji pake nanya hal itu,!!"

"Aelah sorry gue kelepasan ,Dra"

"Mending kita susul Agam aja, dia pasti ke rofftop" usulan Rama langsung mendapat anggukan dari Oji dan Andra, namun dicekal oleh Leo.

"Biarin aja Agam sendiri dulu"

***

Agam duduk dipinggiran rofftop, menatap padatnya kota Jakarta dari atas sana. Agam menarik napas panjang dan menghembuskanya, meredakan emosi yang menjalar di tubuhnya. Rahangnya masih mengeras, pekataan Oji tadi terus tergiang dikepalanya.

"Emang Lo udah bisa move on?" Agam menghantamkan keras tangganya ke Dinding disebelahnya. Ia marah saat ini, Oji telah membuka luka yang belum sepenuhnya mengering di hati Agam, Tapi Agam tau kalau sahabatnya itu tak sengaja.

***

"Rara Lo dipanggil Pak Eko tuh, katanya Lo disuruh ke ruang guru!!" Teriak Hanny berlari masuk kelas, mendekati Rara yang tengah menghapus tulisan di papan tulis.

AgaraOnde as histórias ganham vida. Descobre agora