Agara -24

1.5K 73 13
                                    

Rara mengetukkan jarinya ke meja, menikmati lagu yang terdengar melalui earphonenya. Saat ini jam kelas memang kosong karena sebagian besar guru sibuk dengan Ujian Nasional yang akan berjalan beberapa bulan lagi.

Rara sempat terpikir, jika kelas 12 akan di sibukan dengan ujian-ujian maka apakah Agam akan meninggalkannya dengan alasan 'fokus belajar' seperti cowo lain pada umumnya?. Rara terkekeh sendiri dengan pemikirannya, Agam tidak mungkin melakukan itu, Agam gentleman dan Agam kan tidak pernah belajar, hanya saja nilainya selalu tinggi karena otak jeniusnya.

Mengingat tentang Agam, Rara menjadi sadar kembali akan kebohongannya kemarin. Ia pulang bersama Revan, dan Rara tahu Agam tidak menyukainya. Sebenarnya Rara sangat ingin berbicara jujur pada Agam, tapi nyalinya tak cukup kuat untuk melihat kemarahan Agam. Maka dari itu Rara memilih untuk menutupinya. Lagi pula, jika salah satu dari mereka tidak berbicara pada Agam, Agam tidak akan tahu kalau mereka pulang bersama. Disana juga tidak ada siswa lain selain Rara dan Revan, jadi tidak ada yang akan mengadu, kecuali kalau Agam melihat dengan mata kepalanya sendiri. Tapi itu tidak mungkin, Agam sedang Rapat penting saat itu, jadi tidak mungkin jika Agam ada disana.

Ya, pemikiran yang terlalu bodoh mungkin. Mengingat Agam selalu dapat mengetahui kebohongannya. Tapi setidaknya, dengan berpikiran seperti itu, Rara bisa sedikit tenang.

Rara baru tersadar, sejak semalam, Agam belum menghubunginya. Rara sudah mencoba menghubungi Agam tapi nomornya tidak aktif. Apa Agam sesibuk itu sekarang?

Rara kembali menyalakan musiknya, karena sibuk melamun, Rara sampai tak sadar jika pemutaran lagu sudah berhenti  sejak tadi. 

"RARA!!" Rara terkejut ketika seseorang melepas paksa earphonenya dan berteriak kencang di telinganya. Sudah ia duga bahwa suara cempreng seperti ini pasti Gea.

"Apasih Geaaa. Ganggu aja deh" Rara memperbaiki lagi posisi earphonenya, namun ditahan oleh Gea.

"Ihhh Rara, jangan dipasang lagi earphonenya. Gue mau tanya!!" renggek Gea.

"Yaudah tinggal tanya apa susahnya sih"

"Tapi Lo jangan kaget yaaa, jangan marahhh"

"Iya iya cepetan"

Gea memfokuskan matanya pada Rara tajam.

"Gue mau tanya. Lo putus sama Agam?"

Rara melirik Gea sepersekian detik, kemudian tertawa terbahak-bahak.

"Apasih Geaa, Lo mau ngelucu? Hahhaha"

"Rara gue beneran ih"

"Ya engga lah, yakali gua putus tanpa alasan"

"Tapi tadi-"

"Assalamualaikum adek-adek. Bisa mohon perhatiaanya sebentar"

"Waallaikumsalam"

Ucapan Gea terpotong dengan suara seseorang yang tengah berdiri di depan kelas. Mereka menggunakan jas almamater, jadi sudah dapat diduga bahwa mereka pasti OSIS.

"Jadi kami dari OSIS mengadakan open requirement member untuk event perpisahan kelas 12 yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Kalian yang mendaftar tentunya harus bertanggung jawab dan siap untuk ketinggalan beberapa materi pelajaran karena event ini. Tapi di luar itu, akan ada upah berupa rekreasi ke beberapa tempat untuk panitia, jadi kalian tenang aja karena sudah ada keuntungan tersendiri untuk mendaftarkan panitia ini. Jadi gimana ada yang mau mendaftar?"

Seluruh kelas hening, mereka saling bertanya pada temannya karena binggung memilih ikut atau tidak. Sebenarnya banyak yang ingin ikut, secara mereka akan berpartisipasi dalam acara perpisahan itu dan juga dapat sering bertemu dengan kakak-kakak OSIS yang kece-kece. Tapi mereka tetap butuh pertimbangan karena hal itu bukanlah penentuan yang mudah, perlu tanggung jawab yang besar didalamnya.

"Oke sepertinya kalian masih binggung dengan pilihan kalian, jadi kami memberikan kesempatan untuk berpikir lebih dalam lagi sampai besok pagi, besok setelah istirahat pertama akan dibuka pendaftaran panitia di ruang OSIS, bagi yang berminat bisa datang ke ruang OSIS untuk mendaftar. Terimakasih. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Waallaikumsalam"

Setelah sekumpulan orang teladan itu keluar dari kelas, mendadak semua langsung ribut bertukar pendapat tentang pengumuman tadi. Bagaimana tidak, itu kesempatan besar bagi mereka.

Untuk mendekati cogan-cogan OSIS.

"Ra, Lo mau ikut ngga?" Gea menggoyang tubuh Rara yang kini sedang tidur di meja.

"Males, ribet"

"Ihh dasar anak negara berkembang ya gitu"

Gea sedikit membenarkan posisi duduknya.

"Ra, kembali ke pembicaraan tadi. Lo beneran belum putus sama kak Agam?"

"Dari yang Lo liat kemarin emangnya hubungan kita ada masalah? Engga kan?"

"Engga sih"

"Yaudah, gue kira Lo cukup tau jawabannya"

"Tapi Ra-"

"Udahlah gue mau tidur, diem jangan berisik"

Rara memejamkan matanya tak menghiraukan Gea.

"Tapi Lo harus dengerin gue dulu, Ra" Gea menggoyang kembali lengan Rara. Tapi tetap tidak ada respon.

Gea sebal juga Rara tak mau mendengarkannya, padahal hal ini sangat menghantui pikirannya tentang Agam.

"Tapi tadi Kak Natha ngumumin di kantin kalo dia sama Kak Agam resmi pacaran"

Deg.

Jantung Rara seperti tertindih sesuatu.

Apa Rara tidak salah dengar?

Agam pacaran dengan Natha?

Itu ga mungkin.


🌛 Agara 🌛

Semangat UNBK ya bagi yang kelas 6, 9 atau 12.

Jangan lupa belajar disertai doa.

Good bless you ❤

AgaraWhere stories live. Discover now