35 -Complicated-

20.8K 967 23
                                    

Dah, Mor.

***

Saat bel pulang sekolah berbunyi, tiba-tiba saja Darren sudah datang ke kelas Valen dengan tas yang ia gantungkan di bahu kanannya. Valen yang melihat itu hanya berdecak kesal. Saat melihat foto yang dikirim Bianca, Valen menjadi malas menanggapi Darren.

"Valencu!" panggil Darren dari ambang pintu.

Valen yang mendengar hanya bisa mendelik kesal. Melihat tidak ada respon yang menyenangkan, Darren langsung menghampiri Valen tidak peduli murid lain menatap kesal ke arahnya.

"Kamu kenapa Val?" tanya Darren.

"Gue? Kenapa? Menurut lo?" ketus Valen tanpa menatap ke sumber suara.

"Marah sama aku? Kenapa?" Darren masih bertanya.

"Tanya aja sama diri lo sendiri."

Setelah selesai mengemas, Valen segera keluar dari kelas setelah pamit ke kedua temannya. Darren yang ditinggal dengan cekatan menyusul Valen yang sudah beberapa meter di depannya.

Bisa menggapai tangan Valen, Darren langsung menariknya menuju mobilnya. Membukakan pintu untuk Valen.

"Lo apa-apaan sih? Gue udah dijemput," ketus Valen.

"Penjemput kamu udah aku suruh pulang, khusus hari ini kita jalanin misi bareng-bareng."

"Nggak sopan! Nggak bisa gitu bilang dulu?! Gue kan juga ada hak untuk nolak!" cetus Valen.

"Maka dari itu, kalau aku bilang pasti kamu bakal nolak."

"Au ah kesel!"

Darren kemudian mendekat ke arah Valen dan menatapnya intens. Valen yang ditatap hanya bisa memalingkan wajahnya yang sudah memerah karena baper.

Melihat itu, Darren buru-buru memasangkan seatbelt milik Valen dan berkata dengan cepat, "nggak usah ngambek gitu, bikin tambah sayang."

"Apaan sih basi!" bentak Valen.

Sakit akutu Val dibilang basi, padahal jujur, batin Darren.

"Yaudah jadi nganter nggak?! Dari tadi nggak jalan-jalan?!"

Darren menghela napas. "Iya ini juga mau jalan yang."

***

Siang ini hujan turun mengguyur Kota Jakarta. Amora mengeratkan jaket merah yang ia pakai lalu memandang keluar jendela mobil. Setelah ia tidak masuk sekolah selama empat hari, tepatnya membolos ia berniat mengunjungi sekolahnya saat jam pulang.

"Beneran mau ditinggal non?" tanya Pak Danang, sopir pribadi Amora.

"Iya pak tinggal aja nanti saya pulang naik taksi aja," jawab Amora sambil membuka payungnya.

"Yasudah hati-hati ya non!"

Ia berteduh di pos satpam lalu membuka handphonenya.

"Yog lo dimana ha?!

"..."

"Ayo ketemuan di belakang sekolah, ada yang mau gue tanyain sama lo,"

"..."

"Iya cepetan!"

Setelahnya, Amora kembali memasukan handphone ke dalam saku, dan melanjutkan perjalanannya.

FEIND [Completed]Where stories live. Discover now