31 -Problem-

21.4K 1K 30
                                    

Jangan bohong lo! Lo bisa bohong di depan orang-orang, tapi lo nggak bisa bohong di depan gue!

***

Saat itu Darren beserta teman-temannya sedang menongkrong di kafe. Tempatnya yang jauh dari sekolah membuat keempatnya merasa tempat itu adalah tempat yang cocok untuk dijadikan markas. Sejauh ini belum ada yang memergoki mereka di kafe itu.

Namun naasnya, ketika mereka sedang perjalanan ke kafe, seseorang tahu dan mengikuti mereka. Orang itu tersenyum miring memikirkan hal licik.

"Hah? Jadi dia cuma manfaatin lo Rel?" ucap Darren penuh tanya.

Morel mengangguk.

"Aduh Amora jahat banget ya, muka kayak gitu emang nggak bisa ketebak." ucap Dylan.

"Iya nih!" setuju Darren.

Michael yang sedari tadi diam membuka mulut, "tapi apa kalian bisa percaya gitu aja sama perkataan Laura?"

"Percaya lah! Dia orangnya polos banget anjir gimana mau bohong, pasti ketahuan banget." puji Dylan.

"Kalau gue sih antara percaya dan nggak percaya sih, yang gue tau temennya itu licik, dia bisa ngehasut siapa aja termasuk sahabatnya sendiri." ucap Darren panjang lebar.

Orang yang mengintipnya tadi seketika langsung berubah ekspresi dan menatap kesal Darren.

"Bodo ah! Intinya sementara emang Amora lagi manfaatin Morel kan?"

"Eh Lan, minta rokoknya satu lagi dong!" pinta Darren.

Nah pada waktu itu, orang yang mengintip langsung siap kamera dan langsung memotret saat-saat Darren menyulut rokoknya. Setelah mendapat foto-foto itu, ia langsung mengirimkannya ke Valen dengan akun anonim.

Lagi-lagi orang itu memfoto Darren yang masih sibuk dengan rokoknya.

Cekrek

Lah anjir? Kapan gue nyalain suaranya? Batin orang itu.

Sial. Suaranya terdengar sampai ke telinga Darren.

"Eh Lan, lo denger suara orang lagi ngefoto nggak?" bisik Darren.

"Hah? Enggak tuh?" jawab Dylan sambil melihat sekitarnya.

Michael dan Morel ikut menggeleng. Darren mengerutkan alisnya heran.

"Masa pada nggak denger sih? Bentar gue keluar dulu," ucap Darren kemudian beranjak dari duduknya berjalan menuju pintu masuk. Dilihatnya Bianca yang sedang menggerutu tidak jelas.

"Bianca??" mata Darren melebar. Dengan segera Darren mematikan rokoknya, dijatuhkan, dan diinjak.

"E-ah Dar-darren? Hai!" sapa Bianca sambil pura-pura tersenyum.

"Lo ngapain di depan? Lo ngefoto kita ya? Jangan bilang lo mau ngerusuh di sekolah besok dengan nyebarin foto-foto kita?" tanya Darren sudah berpikir negatif duluan.

"Ng-nggak kok!" jawab Bianca dengan wajah pucat.

"Jangan bohong lo! Lo bisa bohong di depan orang-orang, tapi lo nggak bisa bohong di depan gue!" bentak Darren.

"I-iya udah! Gue yang foto! Kenapa sih? Cuma buat koleksi foto lo doang kok!"

"Hapus atau gue lapor ke Om Bambang?"

"I-iya ini gue hapus," balas Bianca dengan nada melasnya sambil menghapus foto Darren dari galerinya.

***

FEIND [Completed]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin