02 -Punishment-

66.5K 2.9K 54
                                    

***

"Gila tuh cewek pada, berani-beraninya ngusir kita," gerutu Morel menggelengkan kepalanya.

"Iya, mereka belom tau siapa kita," sambung Michael..

"Oh iya mereka siapa ya? Perasaan kita belum pernah ngeliat mereka setahun ini," tambah Darren sambil mengelus dagunya.

"Jangan-jangan..." jeda Dylan.

"Jangan-jangan apaan?" tanya Michael yang sangat tidak sabaran.

"Jangan-jangan mereka penyusup?" ucap Dylan sedikit berbisik.

Michael, Morel, dan Darren buru-buru menimpuk Dylan dengan buku di meja mereka masing-masing. Kemudian mereka tertawa dengan keras.

Setelah berhenti tertawa, "bego, kalo penyusup mereka gak bakal pake seragam sekolah smp. Dasar!" protes Darren sambil memukul kepala Dylan. Dylan langsung mengusap kepalanya yang baru saja dipukul oleh Darren.

"Palingan juga anak kelas 10"ucap Morel acuh.

"Nah ini baru masuk akal"tambah Darren menepuk pundak Morel keras hingga dihadiahi tatapan tajam dari Morel. Darren hanya membalasnya dengan senyum kikuk andalannya.

"Eh tapi, kalo mereka anak kelas 10, kok nggak ikut MOS?" heran Michael garuk garuk kepala.

"Iya juga sih."

"Bodoamat lah. Emang dulu kita kelas 10 ikut MOS?" Morel terkekeh.

"Ya tapi kan, mereka tuh sok banget, Rel. Kan kita OSIS nih, gimana kalo kita hukum mereka? Hitung hitung bisa jadi hiburan gitu." Darren memberi saran.

"Boleh juga tuh, kayaknya kalau kita punya babu seru nih" kata Morel lalu mereka semua tersenyum smirk.

Lalu mereka menuju kantin untuk menemui calon babu mereka.

***

Sesampainya di kantin, mereka segera menuju meja yang biasanya mereka pakai ketika berada di kantin.

Salah satu dari mereka, Darren, tiba-tiba menggebrak meja yang masih dipakai oleh Amora dkk.

BRAK!

Semua yang berada di dekat meja itu terkaget dan membulatkan matanya saat melihat Morel dkk.

"Lo semua! Kenapa nggak ikut MOS?!" bentak Michael disertai tatapannya yang tajam.

Amora yang sudah tersulut emosi pun balik membentak, "EMANG KENAPA?!"

"Kalian sudah melanggar aturan pada hari pertama sekolah!" tambah Morel.

"Emang gue pikirin?" bentak Amora tak kalah keras.

Morel mengepalkan tangannya kuat, ingin ia memukul cewek di depannya itu. Namun tertahan, jika saja Amora itu laki-laki ia sudah sejak tadi menyeretnya untuk berkelahi.

"Apa lo?! Mau nampar gue? Mau nonjok gue?! Sini kalo berani! Nggak usah remehin gue mentang-mentang gue cewe!" tantang Amora mendekati Morel.

Tanpa aba aba, Amora langsung menonjok Morel tepat di perutnya. Teman-teman Morel pun terkejut atas perlakuan Amora yang tiba-tiba.

Namun beda hal nya dengan teman teman Amora. Mereka terlihat santai-santai saja, bahkan kelewat santai menyaksikan tingkah Amora.

"Boleh juga lo!" ucap Morel tersenyum miring.

FEIND [Completed]Where stories live. Discover now