08 -Meet-

41K 1.9K 3
                                    

Jangan nangis Mor, udah ada aku disini

***

Darren menyipitkan matanya, mempertajam pandangannya ke dua sosok yang Dylan katakan. Ia berjalan mendekati kedua sosok itu walaupun sedikit takut jika yang ditemuinya bukan seperti yang ia harapkan. Darren merasa mengenali kedua sosok itu maka dari itu ia memberanikan diri.

Semakin dekat, semakin dekat. Tenggorokan Darren terasa tercekat melihat dua sosok itu, begitu juga dua sosok yang ternyata Darren kenal juga kaget karena kehadiran Darren.

"Darren!" ucap Valen kaget berdiri dari duduknya. Dio yang memunggungi Darren lansung berbalik arah ikut memandangi Darren.

Darren tiba-tiba menghantam pipi Dio dengan tangannya. BUGH... Dio menyentuh pipinya yang sedikit berdarah.

"Lo apa-apaan sih Ren?!" teriak Valen histeris sambil membantu mengeringkan darah di pipi Dio dengan tisu yang ia bawa.

"Nggak apa-apa, cuma nggak suka aja liat cowo sama cewe jalan berduaan malem-malem, di tempat beginian."

Valen tersenyum kecut, lalu ia berjalan memapah Dio mencari jalan keluar.

Dio melepaskan tangan Valen dari bahunya. Ia tak mau terlihat lemah di depan Valen, "Val lo jangan maksain buat jalan,"

"Nggak apa-apa kok, mendingan kita cepet pergi dari sini. Males gue ketemu sama dia!" ucap Valen dengan lirikan mata mengarah ke Darren. Darren yang merasa tersindir hanya bisa menatap tajam Valen dan Dio.

Sudah lima belas menit mereka berjalan mencari jalan keluar tapi tak kunjung ketemu.

"Kalian kenapa sih ngikutin kita terus!" getak Valen kepada Darren dkk yang sedari tadi berjalan di belakang Valen dan Dio seperti bodyguard.

"Terserah dong kaki-kaki kita!" balas Darren tersenyum penuh kemenangan.

"Bener itu, lagian ya kalo cewek sama cowok berduaan ketiganya setan," tambah Dylan. Valen memutar kedua matanya setelah mendengar kata-kata Dylan.

***

Setelah beberapa kali salah jalan, akhirnya Camilla, Kayla, Oreo dan Arviko berhasil keluar dari labirin itu.

"Akhirnya keluar juga dari labirin sialan!" umpat Camilla sambil mengusap peluh di dahinya dengan tisu dari Kayla.

"Ambil minum yuk! Haus banget gue!" ajak Kayla yang sedang membenahi lip gloss yang sudah pudar.

"Yaudah gue beliin aja sama Reo, kalian tunggu sini aja," Arviko kemudian berjalan diikuti Reo di belakangnya.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Arviko dan Oreo datang membawa 4 Aqua dingin. Lalu, mereka memberikan ke pasangannya masing-masing.

***

Pada saat yang sama, Amora begitu kebingungan karena tidak ada seorangpun di sekitarnya. Dia juga beberapa kali menemukan hal aneh. Hal itu juga yang membuatnya jatuh menangis.

Sean dari jauh melihat siluet seperti Amora yang berjongkok sambil menutup wajahnya. Dengan segera Sean menghampirinya dan memeluk Amora erat.

"Jangan nangis Mor, udah ada aku disini," hibur Sean tersenyum. Sean juga sempat khawatir melihat Amora menangis.

"Ya kak."

Sean memegang tangan Amora, "Ayo kita cari jalan keluarnya bareng-bareng,"

***

Valen yang melihat secercah cahaya lampu di depannya berkata, "Ehkayanya bentar lagi kita bakal keluar labirin deh."

"Yeay!!" Dylan bersorak gembira.

"Alay," protes Michael.

"Alay dua," tambah Darren

"Lo kenapa Mor dari tadi diem aja?" tanya Michael khawatir.

"Galau, galau!" goda Dylan menoel pipi Morel.

"So itchy!" tambah Dylan. Semua orang disitu bergidik ngeri melihat kelakuan Dylan.

"Gila lo Lan," Darren menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menatap Dylan horor. Sudah enam tahun ia berteman dengan Dylan namun ia masih heran kenapa teman yang satunya itu sangat aneh.

"Bercanda kali, itung-itung biar nggak pada tegang," ucap Dylan kembali serius.

"Eh itu ada Kayla sama temennya siapa tuh namanya Camilla ya?" ucap Michael menunjuk empat orang di pintu labirin.

"Hooh ada temennya si Dio ini juga, siapa namanya gue lupa?" tanya Dylan.

"Arviko sama Oreo," jawab Valen datar karena masih kesal dengan sikap Darren.

"Kok tiba-tiba gue pengen oreo ya?" jawab Dylan.

"Anjay! makan tuh Oreo temennya Dio!" ucap Darren sambil menunjuk Oreo.

"Valen!!" Camilla dan Kayla berlari memeluk Valen.

"Stop, stop ini Amora masih belum ketemu?" tanya Kayla setelah menghitung orang yang ada. Valen hanya bisa menggelengkan kepalanya lemah.

"Kurang siapa aja nih?" tanya Arviko.

"Amora sama kak Sean,"

"Udah jam segini, kita mau pulang atau tetep nunggu disini?" tanya Oreo.

"Pulang lah!" jawab Darren dan Dylan bersamaan.

"Dia nggak nanya kalian, kalo kalian mau pulang ya silahkan," terang Valen sensi. Darren dan Dylan menatap takut Valen lalu membuang muka dari Valen.

"Sadis," Camilla menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Biarin! sebel bat gue sama mereka,"

"Amora!!!" teriak Kayla heboh setelah melihat Amora dan Sean keluar bersama dari labirin. Semua mengerubungi Amora dan Sean menanyakan bagaimana mereka bisa tersesat, kecuali Morel dan teman-temannya.

"Ayo pulang!" ucap Morel dingin. Ketiga sahabatnya mengangguk lalu mengikuti langkah Morel keluar dari area taman labirin.

Amora diam-diam sedih melihat Morel tak menanyakan kabarnya, menyapanya pun tidak.

"Kenapa?" tanya Sean khawatir melihat raut wajah sedih Amora.

"Nggak apa-apa kok, yuk kita pulang!" ajak Amora menunjukan senyum tipis.

FEIND [Completed]Where stories live. Discover now