24 -Change-

25.8K 1.2K 12
                                    

Jangan pernah berubah. Tetep gini aja, bikin gue nyaman sama sifat lo yang kayak gini

***

"Hoahmm" Valen bangun dalam keadaan masih mengulat dan menguap tanda masih ngantuk karena semalam dia sibuk chattingan dengan Darren. Dia segera menengok jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul 5.45.

Dengan langkah gontai Valen berjalan menuju masing-masing kamar ketiga temannya. Akan tetapi, baru sampai ruang makan, ketiga temannya sudah duduk manis di sana. Valen mengerang kesal karena dia telat bangun.

"Lo pada jahat banget sih nggak bangunin gue?" sindir Valen.

"Elah, sekali-sekali kita nggak ngerepotin elo. Masa lo mulu yang bertingkah kayak emak-emak sih?" ucap Camilla.

"Terus kalian udah pada mandi?"

"Udah dong" jawab ketiganya serempak.

"Edun edunn baru kali ini kebonya gue bangun pagi" goda Valen sambil bertepuk tangan.

"Udah noh Val, makan nasi goreng spesial buatan kita bertiga sama susu cokelatnya diabisin, terus mandi, gue ke dapur dulu" ucap Kayla.

Akhirnya Valen memakan nasi goreng buatan mereka dilanjut meminum susu cokelat kemudian berlari menuju kamar bergegas untuk mandi.

"Set dah, temen gue satu itu kilat bener makannye" ujar Amora sambil geleng-geleng.

***

Mereka berempat berjalan dengan percaya diri di koridor kelas 11. Valen yang masih terkantuk-kantuk berjalan paling belakang seolah dia paling siaga kalau didepannya ada apa-apa. Iya siaga. Siaga buat lari kayak dulu.

Amora dan Camilla berjalan paling depan seolah merekalah pemimpinnya. Kayla berada di belakang keduanya, tapi di depan Valen seolah dialah yang paling dijaga.

Amora cukup tahu bahwa mereka sebentar lagi akan melewati kelas 11 mipa 4. Kelas dimana Morel berada. Rupanya Valen meminta mereka berhenti memberi kesempatan untuknya menyapa Darren.

"Darren!" sapa Valen dari ambang pintu bersama Amora dan yang lainnya yang hanya melongok ke dalam 'mencari doi masing-masing'.

"Eh Valencu!" sapa Daren balik.

"Sini-sini ke dalem, sepi kok" ajak Darren mengibaskan tangannya.

Valen dan ketiga temannya masuk ke dalam kelas tersebut.

"Enak aja ca cu ca cu, emang aku kacungmu!" ketus Valen.

"Ih becanda paleennn" rayu Darren.

Morel mengalihkan pandangannya ke arah Amora yang sesekali tertawa melihat Valen berdrama pagi ini. Tawa Amora cukup mengembalikan mood Morel yang sedang buruk awalnya. Amora kini memalingkan wajahnya dan berhenti menatap Morel yang masih menatapnya.

Diam-diam Morel menahan senyumnya dan membentuk senyum tipis yang dapat dilihat Amora saja. Amora membalas senyuman Morel dengan senyuman kaku. Sebenarnya dia agak takut kalau perasaannya dipermainkan lagi, tapi tidak ada salahnya bukan kalau memberi Morel satu kesempatan lagi untuk merubah sifatnya?

Morel dan Amora masih hanyut dalam tatapan yang sudah berbicara tanpa harus mengeluarkan kata-kata. Sampai akhirnya Camilla menyadarkan Amora dari lamunannya.

FEIND [Completed]Where stories live. Discover now