Part 38 Penderitaan

4.9K 241 28
                                    

Matahari belum juga naik sempurna, Aa, Yusuf dan Salman sudah memulai pencarian mereka tuk menemukan Ghani. Wajah-wajah tegang terpancar dari raut muka mereka bertiga, berharap bisa menemukan Ghani dan menormalkan lagi hubungan yang telah hancur.

Mobil Range Rover kesayangan Yusuf di pacu perlahan, mereka sudah ada di jalan dekat rumah kosan mewah yang pernah di tinggali Denis. Kedatangan mereka ke sini atas bantuan mas Andre yang telah memberi alamat sebelumnya.

“ bener A itu alamatnya, pagarnya warna hitam, rumahnya besar, nomor 69, coba berhenti dulu” ucap Salman yang memperhatikan rumah yang sudah terlewati mobil.

“ ini rumah kos-kosan bukan Man? “ tanya Aa yang duduk di samping Yusuf yang mengemudi mobil

“ mmh kayaknya begitu….sebentar ya saya tanya dulu” sahut Salman

Salman keluar dari mobil, ia menuju ke pagar rumah yang tertutup rapat. Ia menekan tombol yang tertempel di dinding pagar. Seorang pria paruh baya keluar rumah sambil berlari kecil menuju ke pagar dan membukanya sedikit.

“ maaf pak, apa ini kos-kosan ?”

“ iya benar, tapi sekarang belum bisa di sewakan dulu mas”

“ mmh bukan pak, saya Cuma mau tanya sesuatu”

“ tanya apa mas ?”

“ di kosan ini ada yang namanya Ghani ?”

“ Ghani ? ooh ada…ada…tapi sejak beberapa hari lalu dia sudah pergi dan belum balik-balik lagi ke sini “

“ kapan terakhir kali dia ke sini pak ?”

“ waktu hari pertama tahun baru mas…”

“ hemmm apa bapak gak tau dia pergi kemana ?”

“ saya gak tau mas, yang saya inget….sebelum dia pergi, dia dikasih surat dari teman satu kosannya”

“ ooh gitu…trus temen satu kosannya ada di dalam ?”

“ gak ada mas…”

“ lho….kemana?”

Perbincangan keduanya terus berlangsung sampai akhirnya Salman tahu bahwa ada penggerebekan polisi di kosan ini beberapa hari sebelum tahun baru kemarin. Aa dan Yusuf yang juga turun menghampiri menyimak dengan baik penjelasan penjaga rumah itu.

Lalu Aa menatap tajam Yusuf tiba-tiba, dengan tatapannya itu ia seperti ingin melahap mentah-mentah Yusuf, ia kelihatannya sangat benci sekali dengan Yusuf saat ini. Aa balik menuju ke dalam mobil lalu berdiam diri sambil memejamkan mata. Jantungnya berdetak lebih cepat, nafasnya naik turun menahan amarah, kemarahannya memuncak, hampir-hampir meledak lagi kalau saja Salman tak datang menghampiri

Yusuf masih mengobrol dengan penjaga kosan

“ A…yang sabar….kita akan terus cari bareng-bareng…insyaAllah ketemu nantinya, tahan marahnya dulu, simpan energi ” ucap Salman mencoba menenangkan, tangannya memijit-mijit bahu Aa.

“ cari kemana Man…saya gak tau harus cari dimana” amarahnya sudah mulai turun

“ makanya …Aa harus tenang dulu….jangan putus asa biar bisa berfikir jernih”

Yusuf masuk ke dalam mobil, ia melihat sekilas Salman yang sedang memijit-mijit Aa dengan mesra. Mata Yusuf menaruh sedikit curiga tapi ia tak berani menanyakan langsung saat ini berhubung kondisinya sedang tak mendukung. Ia menyalakan mobilnya.

“ sekarang kita kemana bro?” tanya Salman pada Yusuf

“ kita ke rumah bibi dulu, siapa tau ada info tambahan” sahut Yusuf

DOKTER Tolong Aku ( TAMAT )Where stories live. Discover now