Part 9 : MODEL AGENCY

8.7K 321 5
                                    

Pukul 2 pagi..

Aa masih terduduk di atas kursi belajar Arif, menatap Arif yang sedang tertunduk malu di atas ranjang. Bagi Aa, kejadian ini pertama kali dan amat mengejutkannya. Tak disangka Arif sepupu tirinya baru saja berbuat cabul atas dirinya. Mau marah tapi ga enak karna dia masih kecil, mau diam saja tapi dia masih ga percaya dengan perbuatan anak SMU ini.

“Udah berapa lama kamu kayak gini Rif?”
Hening…

“ mmh …..baru kali ini aja A “ suaranya bergetar

Ia khawatir Aa akan melaporkannya kepada bibi dan mang ujang. Ia takut menatap mata Aa saat berbicara, pandangannya ia arahkan ke lantai.

“ apa selama Aa tidur, kamu udah pegang-pegang juga?”

“ ga A, ga lama, Cuma nyentuh aja dikit”

“ kamu nyentuh dan kamu foto badan Aa ? buat apa Rif, buat kamu sebar di internet dan Aa jadi tenar..gitu ?” nadanya meninggi

“ engga A , Cuma buat koleksi pribadi aja”

“ Hah? Koleksi ? emangnya saya barang apaan mau kamu koleksi?, sekarang kamu hapus semua itu “

“ Ya A..maafin Arif A, tolong jangan bilang Mama sama bapak ya, Arif malu”

“ Udah jam 2, baiknya kamu tidur, besok kamu sekolah..kan ?”

“ Arif sekali lagi minta maaf ya A,Arif khilaf” suaranya masih bergetar

“ huft…….udahlah kamu tidur aja sekarang”

Arif segera pergi tidur tanpa mendapat balasan maaf dari Aa. Hatinya masih merasa bersalah akan kejadian ini. Ia memutuskan untuk tidur di lantai dan beralaskan tikar, sementara Aa ia suruh tidur di ranjang kembali. Semula Aa ga setuju tapi ia juga ga mau kejadiannya berulang lagi. Tidur tapi di lucuti celananya.

***

Pagi ini kondisi ibu masih belum stabil, ia masih terbaring di ruang ICCU. Dokter Salman yang menanganinya masih terus mengeceknya secara intensif. Dokter Salman masih muda, tapi ucapannya agak keras, kata perawat sih,dokter Salman asalnya dari Sumatra utara jadi ga bisa pelan kalo ngomong. perawakannya cukup besar dan lumayan tinggi, wajahnya mengingatkanku sama Petra Sihombing yang manis itu. Ah Petra, idolaku..

Sedari kemarin bolak-balik dokter Salman mengecek kondisi ibu, berkali-kali juga ia bilang bahwa ibu masih belum stabil. Bisa-bisa ibu kena serangan jantung kalo dipindahkan ke ruang rawat biasa. Karena alatnya ga bisa di sediakan di ruang rawat biasa

Hatiku miris mendengarnya, betapa sengsaranya ibu kini. mataku perih dan mulai di penuhi air, perlahan menetes ke pipi. Ku hapus tetesan air mataku, aku menghadapkan wajahku ke atas dan berdoa kecil untuk kesembuhan ibu tercintaku.

Suasana rumah sakit mulai ramai, perawat dan pengunjung mulai hilir mudik di lorong depan, cukup jauh dari ruang ICCU tapi masih bisa terlihat olehku wajah-wajah mereka. Seorang dokter bertubuh tinggi seketika lewat di lorong itu, wajahnya terasa aku kenal, ia memakai jas putih dan celana bahan berwarna hitam, jalannya kelihatan santai. Aku bangkit dan buru-buru menyusulnya untuk memastikannya.
“Dok…dok..dokter..” panggilku cukup keras karna aku yakin ia adalah dokter Yusuf

Dokter itu menoleh ke arahku, dan mengembangkan senyum manisnya lalu ia menghampiriku.

“Ghan..apa kabar, lagi apa disini” tanyanya sambil bersalaman denganku

“ baik dok..lagi tunggu mama saya yang di rawat di ruang ICCU”

“ Hah, sakit apa beliau?”

“ Gangguan jantung dok..”

“ ah kamu ga usah nyebut dokter, panggil aja nama saya”

“ mmh emang kenapa dok?”

DOKTER Tolong Aku ( TAMAT )Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum