Part 12 :Honeymoon

9.7K 332 9
                                    

Mobil masuk pelataran parkir hotel di daerah Cisarua, jam di tanganku menunjukkan pukul 07 :00, perjalanan Jakarta-puncak memakan waktu selama 5 jam, system buka tutup jalan yang membuat kami harus menunggu dengan sabar atas kemacetan parah kea rah puncak namun untung saja, Yusuf telah memesan kamar terlebih dahulu di kawasan cisarua ini.

Setelah masuk kamar, aku menunaikan sholat isya berjamaah bersama Yusuf. Dalam keheningan suasana kamar hotel, sholat berjamaah terasa damai untuk kami berdua. Kemudian pada pukul 8 malam Yusuf memberiku jaket untuk dikenakan dan mengajakku keluar untuk mencari makan.

Kemacetan Puncak masih saja belum cair, Yusuf terlihat kesulitan untuk menembusnya dengan mobil. Ku perhatikan wajahnya beberapa kali kesal karena banyak sepeda motor yang memotong jalur mobilnya secara tiba-tiba. Tidak jarang ia mengumpat dan mencaci mereka dari dalam mobil.

Mobil terus melaju kea rah puncak pas, melewati kawasan masjid indah yang sangat ramai dan padat menuju tempat wisata riung gunung di puncak paling atas. Beberapa menit kemudian, mobil akhirnya masuk ke parkiran yang keliatannya sudah ramai, Yusuf mematikan mesin, kami berdua turun dan langsung mencari tempat makan dengan view bagus.

Pelayan datang menghampiri kami yang sudah duduk di kursi rumah makannya..

“ hiiiii dingin sekali di sini bang, lebih dingin dari Sumedang” kataku seraya merekatkan jaket pemberian Yusuf tadi.

“ ah kamu nih, udah di kasih jaket masih dingin aja, kamu mau pesan makan apa nih?”

“ abang mau pesan apa emangnya, saya ikutan aja deh ?”

“ mau pesen kodok goreng, kamu mau ikut ?”

“ hah…!! Kodok goreng ?? emang ada ?”

“ hahaha…. ya di sini sih ga ada menu kayak gituan lah, Cuma kalo kamu pengen, ntar bisa di tangkepin di kebun teh di bawah tuh…banyak!!”

“ yaaa dikirain beneran..saya makan bakso aja deh bang, kayaknya enak makan yang anget-anget gitu deh”

“ ya udah saya pesan nasi goreng ikan asin aja deh mbak” ucapnya seraya mengembalikan menu kepada pelayan di sampingnya

“hah, ikan asin jadi nasi goreng ? emang enak?”

“ ya saya sih seneng aja , soalnya ada asin-asinnya gitu, eh by the way nanti saya nyicipin baksomu ya?”

“ hah..!! baksoku ? bakso yang mana ??” tanyaku pura-pura bego

“ yee ngerez lagi deh…ckckckck masih muda ko dah kotor pikirannya”

“ xixixi..”

Obrolan kami makin panjang sehingga mampu melupakan dinginnya suasana puncak pas di tubuhku. Pemandangan lembah kebun teh yang ada di bawah kami menambah sejuk suasana, cahaya-cahaya lampu rumah penduduk yang bertebaran di lembah-lembah memberikan hiasan indah suasana malam yang gelap gulita ini. Si abang ganteng yang kini memakai sweater panjang berwarna merah maroon makin terlihat menggoda di tengah suasana puncak seperti ini.

Malam terus beranjak, bulan terus merangkak naik ke puncak langit. Taburan cahaya bintang terlihat jelas tersebar di seantero langit di atas kepalaku. Aku yang kini duduk di balkon kamar hotel sedang asik memandang ke salah satu bintang yang terang di atas sana, berharap di sanalah kedua orang tuaku berada dan berharap mereka mendengar salamku dari sini.

Tiba-tiba HPku berdering..

/ya halo/

// hei Ghan, katanya lo mau ke sini bakar ikan, jadi gak, gw tunggu neh//

/oo lo Bro, mmh…sorry banget, gw gak jadi ikut nih, gw lagi ada acara mendadak/

// yaa lo ga jadi ya, sayang donk ne ikan udah pasrah aja pengen lo makan//

DOKTER Tolong Aku ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang