Part 37 The Island

5.1K 231 16
                                    

Teluk Jakarta

Perjalanan menuju ke Pulau Harapan cukup membuat Salman kesulitan, dia sama sekali belum pernah menyeberang ke kepulauan Seribu, apalagi harus mencari alat transportasi ke salah satu Pulau yang asing buat dia. Kalau bukan demi sahabatnya, dia tak mungkin mau repot-repot harus meraba-raba arah menuju ke daerah yang belum dia kenal.
Lamunan Salman di perahu kecil ini membawanya ke peristiwa beberapa waktu lalu, dimana dia harus tidur berdua sekamar dengan Aa Tedja, sungguh sebuah peristiwa mendebarkan saat itu karena ia tak bisa memalingkan mata dari memandangnya barang sesaatpun.
Salman menyunggingkan senyum kecil membayangkannya, “ aah Aa ……..seandainya aku berani menyatakannya, ku akan senang sekali”
Hentakan-hentakan ombak yang membuat perahu bergoyang tak menyurutkan lamunan Salman yang sepertinya tujuan ke Pulau Harapan bukan saja demi temannya, tapi demi bertemu dengan sosok yang diam-diam dia rindukan.

***

Sesampainya di dermaga Pulau Harapan, dia kesulitan mencari alamat Aa yang kurang begitu jelas, karena Yusuf ternyata tidak memberikan alamat yang lengkap sampai ke rumah Aa, dia berinisiatif menanyakan satu persatu orang di jalan.
Sekitar 15 menit tanya sana tanya sini dengan di antar ojek, Salman akhirnya sampai ke depan rumah Aa yang sangat sederhana tapi kelihatan rapih dan teduh.

“ Assalamu’alaikuuum…”

Tak ada jawaban… Salman mengulanginya beberapa kali tapi tetap saja tak ada sahutan.

“ cari siapa nak ?” sahut seorang wanita setengah baya yang datang dari samping rumah

Salman menyunggingkan senyum manis bibirnya, “ saya cari Aa Tedja bu, apa benar ini rumahnya si Aa?” ucapnya sambil salaman

“ iya benar ini rumahnya Tedja, tapi dia lagi ke laut nak”

“ ooh gitu………..mmmh…ya sudah bu… saya akan tunggu di sini aja” ucap Salman sambil menunjuk bangku yang ada di teras rumah.

“ ke rumah ibu saja yuk, nanti biar ibu suguhi minum”

“ ah biar di sini aja bu”

“ di sini nanti tambah panas lho nak, gapapa… lagian ibu uwaknya si Tedja juga kok”

Salman manggut-manggut dan akhirnya beranjak ke rumah uwaknya Aa.

“ si Tedja sama uwaknya kalo melaut baru pulang sore atau bisa juga malam, kan kasian sama nak Salman kalo tunggu di sana, nanti kepanasan” ucap Uwak yang sudah berkenalan dengan Salman di rumahnya.

“ oooh lama juga ya Wa, sekarang aja baru jam 2”

“ yaaa begitulah kehidupan di sini nak, harus bekerja keras karena kalo enggak, kita dapat makan darimana ..ooh iya nak Salman makan dulu yuk, alhamdulillah uwak baru masak tuh”

“ ah uwak gak usah repot-repot, dapat minuman aja saya udah bersyukur”

Walaupun berdebat tapi Salman tetap tak bisa menolak ajakan uwak tuk makan siang.

“ ayo nak Salman, tambah makannya, masih banyak tuh nasinya”

“ aduh Wa, cukup deh, kenyang banget nih, makasih banyak”

“ yaa nak Salman baru juga makan segitu..”
“ udah Wa, makasih banget nih”

*****

Baru saja selesai makan beberapa saat yang lalu, Salman tak kuat menahan rasa kantuknya, lelah dan kekenyangan perpaduan yang pas tuk membawanya ke alam mimpi.

Uwak yang melihat Salman tergolek di sofa segera mengambilkan bantal dari kamar dan menyelipkan di bawah kepala Salman, namun yang di selipkan bantal sama sekali tak terusik.

DOKTER Tolong Aku ( TAMAT )Onde histórias criam vida. Descubra agora