Gajima

600 55 0
                                    

    Hanna masih tak habis pikir bagaimana Min Ho bisa sampai ke rumahnya, duduk diruang keluarganya, mengobrol dengan kedua orang tuanya. Hanna benar–benar tidak mengerti. Benarkah ini sudah bukan lagi sekedar rasa suka atau penasaran lelaki itu, benarkah ini cinta? Hanna tetap tidak bisa tapi, jarak yang ditempuhnya menjelaskan keseriusannya setidaknya Hanna harus menghargai usahanya, menghargai jerih payahnya.

    Min Ho datang sendiri, tanpa manajer yang mendampinginya, tanpa asistennya dan tanpa bodyguard kepercayaannya. Ini sudah seratus persen urusan pribadi. Hanna mempersiapkan tidak hanya dirinya tapi juga hatinya untuk menemui lelaki yang sebenarnya juga dia rindukan.

   "Hanna, sit down here.."

   Papa mempersilakan Hanna duduk dekat dengan papa. Min Ho memeperhatikan dengan seksama. Ternyata Hannanya anak mama dan papa hampir mirip denganya. Seulas senyum tersungging dibibirnya, Hanna tidak salah dia memutuskan untuk menyusulnya.

   "So... I will let you have conversation with our daughter." Kata papa juga mama lalu mereka berlalu ke dalam.

   Jantung Hanna berdetak kencang. Dia gugup, sangat gugup. Memulai satu kalimat saja dia tidak mampu.

   "Hanna yaa..."

Suara Min Ho memecah kekakuan diantara mereka.

   "Ehem...iya..." dehem Hanna yang dibuat–buat mengundang Min Ho tertawa membuat Hanna tertunduk malu.

   "Apa kau tahu kalau kau itu sangat kejam, Hanna yaa?" tanya Min Ho setelah tawanya mereda.

   "Aku? Kejam? Atas dasar apa kamu mengatakan aku kejam?" tanya Hanna.

   "Kau kejam, kau wanita berdarah dingin persis seperti di film–film horor." Lanjutnya lagi membuat mata Hanna membulat tanda tidak setuju, Min Ho menatapnya lekat membuat Hanna menundukan kepala.

   "Jangan menatapku terlalu lama, itu dilarang."

   "Oke..." jawab Min Ho berusaha mengerti permintaan gadisnya.

   "Kalau aku tidak boleh menatapmu terlalu lama, maka ada yang harus kau lakukan juga untukku sekarang dan sampai masa yang akan datang." Katanya kemudian

   "Apa itu, Min Ho Ssi?"

   "가지마 제발 (Gajima Jebal), tolong jangan pergi lagi."

   Hanna menatap kewajah Min Ho, ingin tahu apakah laki–laki ini salah bicara atau berusaha menemukan kemungkinan lain yaitu dia sedang berakting. Ternyata Hanna hanya menemukan mata yang teguh dengan pilihan dan wajah yang menggambarkan betapa seriusnya dia. Sesaat kemudian Hanna mengalihkan pandangannya kearah dalam rumahnya.

   Hanna menimbang apa yang harus di jawabnya pada lelaki yang sedang memohon padanya.

   "Aku tidak pergi kemana–mana... aku hanya liburan." Jawab Hanna akhirnya.

   "Apaa??? Kau tidak memberi tahu aku kemana kau akan liburan itu sama saja kau pergi dariku apa kau tahu itu?"

   "Isshhh..."

   "Isshhh...???? kau mengatakan Isshh padaku???" tanya Min Ho pura–pura kesal mau tidak mau mengundang tawa renyah Hanna.

   Min Ho menikmati pemandangan yang langka ini, gadis itu tertawa. Menertawainya, biarlah. Min Ho sangat berterima kasih pada Tuhan karena dapat melihat pemandangan ini dan sekali lagi memohon agar dirinya dapat menjadi pendamping Hanna yang layak.

Annyeonghaseyo, Korea! [TAMAT]Where stories live. Discover now