Confused

603 58 2
                                    

Malam ini Hanna sangat sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya, ada beberapa materi yang harus dia kejar mati-matian karena acaranya di stasiun televisi mulai menyita waktu kuliahnya. Tidak seluruhnya, hanya sebagian kecil namun tetap dia harus menjaga semua kerja kerasnya dalam meraih gelar S2 dengan nilai yang baik seperti yang sudah dia tekadkan selagi dia berada di tanah air.

Donitapun seperti tak kenal lelah dalam membantu ketinggalan sahabatnya dibeberapa mata kuliah. Dengan sangat sabar dia menjadi mentor bagi Hanna.

"Ponselmu bergetar dari tadi tuh, Han..." ucap Donita ditengah keseriusannya membaca diktat.

"Hmm... itu cuma pesan singkat, sepertinya..." jawab Hanna pendek,seperti tidak peduli namun akhirnya dia mengambil ponselnya juga.

Hanna membuka pesan yang tertera di ponselnya.

Lee : Hanna yaa, kau sedang apa? Apa kamu memikirkan aku?

Hanna mengulum senyum, sedikit lega hatinya ketika dia membaca pesan singkat dari Min Ho. Sebenarnya sudah lama dia menunggu kabar dari pria itu, pria yang pamit tiga bulan yang lalu untuk syuting drama terbarunya. Ingatannyapun kembali melayang ke waktu itu.

***

"Hanna yaa...!" pekik setengah berbisik mampir ketelinga Hanna ketika dia melewati lorong pendek menuju pintu keluar di stasiun TV tempatnya bekerja 'paro waktu' sekarang, segara saja Hanna celingak-celinguk mencari sumber suara tersebut.

"Ssst... aku disebelah sini....!!" kata suara itu lagi. Hanna menengok ke arah kanan dekat pintu Rest Room.

"Min Ho Ssi...!!" ujar Hanna terkejut.

"Ssstttt...."

"Apa yang kamu lakukan siang-siang begini disini? Apa kamu tidak takut gossip? Skandal? Bagaimana jika ada yang mengenalimu?" berondong Hanna.

"Kita bertemu di taman atas ya, sebentar saja. Ada yang ingin aku bicarakan padamu." Ucap Min Ho seakan tidak mempedulikan berondongan pertanyaan Hanna. Hanna mengangguk dan mengekor di belakang pria itu dengan tetap menjaga jarak.

Setelah sampai pada tempat yang dimaksud dan mengecek sekitar untuk memastikan aman atau tidaknya, Min Ho segera membuka kupluk dan masker hitamnya.

Sesaat dia memandang Hanna dengan lekat sampai yang dipandang merasa salah tingkah. Min Ho seakan ingin kembali memastikan bahwa gadis di depannyalah yang telah berhasil mencuri hatinya, dan dengan perlahan namun pasti sedikit demi sedikit ego dan keangkuhan dihatinya mulai runtuh, benteng pertahanan yang menjulang tinggi didadanya mulai retak. Tuhan semakin sering dia panggil untuk memohon atau sekedar menghilangkan penat di harinya.

"Ada apa?" tanya Hanna kemudian.

Min Ho tidak langsung menjawab malah mempersilakan Hanna untuk duduk di bangku taman tersebut. Hanna mengikuti.

"Ada apa?" ulang Hanna.

"Hmmm... kenapa ingin cepat-cepat, Hanna yaa?! Apa kau tidak senang melihatku?!" tanya Min Ho dengan sedikit nada kesal yang dibuat-buat.

Hanna membelalakan mata pada pria di hadapannya.

"Aku takut kamu nanti terlihat paparazi. Lalu mereka mengambil gambarmu lalu menyebarkannya diinternet."

"Tenang saja disini aman. Aku sudah survei semingggu penuh, melalui manajerku." Jawab Min Ho kemudian.

"Ada apa?" ulang Hanna kini sudah yang ke tiga.

Annyeonghaseyo, Korea! [TAMAT]Where stories live. Discover now