Persahabatan

709 60 0
                                    

    Hanna membawa hasil jepretannya di istana Gyeongbok ke flat sahabatnya, Donita. Donita memuji hasil foto yang dibawa Hanna. Dia juga berdecak kagum dengan pemandangan yang ada di dalam istana.

   "Masya Allah... Indah banget ya, gunung Amisan itu." Celoteh Donita sambil terus mengklik tombol next di sebelah kanan kamera pocket-nya Hanna.

   "Benar – benar sangat terpelihara dengan baik, ya." Sambungnya lagi kali ini masih dengan suara khas pileknya.

   Hanna hanya tersenyum saja melihat kelakuan sahabatnya yang biar sakit tetap saja cerewet dan ekspresif.

   "Kamu lihat saja semuanya ya, aku mau nonton TV ahh.."

    Hanna segera menyambar remote TV yang ada di meja tepat di depan Donita. Setelah Hanna menyalakan TV, segera saja pandangannya di sambut oleh iklan Visit Korea yang di bintangi Lee Min Ho, si artis favoritnya Donita. Hanna hanya menahan tawanya ketika menyadari perubahan ekpresi Donita.

   "Ya Allah, kok bisa ganteng banget ya Lee Min Ho itu, Han... hati aku sampe lumer deh rasanya.".

   Hanna tertawa lebar lalu menggoda Donita. "Emang Es bisa lumer... apa mentega yang di panasin?".

   Donita memasang bibir manyunnya. Hanna tidak tahan untuk tidak tertawa terpingkal karena Donita. Kalau dipikir, Donita itu lumayan religius di bandingkan dirinya. Donita selalu saja mengingatkan Hanna untuk tidak lupa meninggalkan kewajiban lima waktunya.

   "Han, sholat yuk."

   Begitu ajaknya kala itu. Lain waktu lagi lain lagi cara yang dia gunakan untuk mengingatkan Hanna.

   "Hanna, temenin aku sholat, yuk."

   Begitu terus tidak pernah lelah. Hingga ketika dia sedang serius dia akan mengatakannya seperti seorang ustazah.

   "Lima waktu itu, adalah tiangnya agama Han. Itu adalah kewajiban yang harus kamu jalani suka atau tidak sebagai bekal kita nanti saat menghadap sang Khalik."

   "Iya..." Balas Hanna pendek.

   Donita dengan jilbabnya yang terbilang syar'i selalu menularkan hal–hal baik pada dirinya semenjak mereka berteman ketika masih di sekolah SMP dan akhirnya memutuskan untuk bersahabat.

   Dari SMP hingga kuliah mereka selalu bersama. Pertemanan mereka sudah seperti layaknya persaudaraan. Hingga di dalam hati Hanna selalu bersyukur karena telah bersahabat dengan Donita. Namun, dibalik itu semua Donita juga bisa berubah menjadi sosok yang heboh kalau sudah melihat hal yang menjadi kesukaannya. Yah, seperti saat ini. Hanna kembali terkekeh melihat Donita.

    "Kamu pasti lagi ngetawain aku, kan?" Selidik Donita tanpa menoleh ke arah Hanna.

   "Emang... abis kamu itu suka aneh sendiri sih..." Cibir Hanna kembali menggoda Donita.

   "Hannaaaaaaa....." Teriak Donita disambut gelak tawa yang renyah dari Hanna.

    Mereka menghabiskan waktunya dengan memilih foto –foto yang paling bagus untuk diposting ke media sosial. Lalu Donita juga mengajarkan bahasa Korea kepada Hanna agar Hanna dapat memahami dengan baik mata kuliah mereka yang memang beberapa tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya.

   Donita juga menjadi mentor dadakan untuk Hanna itu semua di karenakan Hanna akan menjadi juniornya nanti di kampus. Karena Donita mengambil lebih dahulu program S2 –nya.

   "Nanti, kalo aku sudah nggak flu lagi, aku akan bawa kamu keliling Seoul untuk wisata kuliner, Han. Kamu tahu 떡볶이 (tteokbokki), kan? Ada yang paling enak di Insadong. Nanti kita coba yaaa..." Katanya sambil tersenyum lebar, Hanna menyambutnya dengan anggukan dan senyum setuju.

   Diam–diam dalam hati Hanna bersyukur karena Allah telah mengirimkan Donita untuk jadi sahabatnya.[]

Annyeonghaseyo, Korea! [TAMAT]Where stories live. Discover now