Cemburu

702 52 0
                                    


   Wenny memastikan segala sesuatunya yang terbaik bagi Abhi, suami yang sangat dia cintai. Semua dia lakukan sebaik mungkin sebagai baktinya sebagai seorang istri namun, setelah perkataan Abhi padanya tempo hari, Wenny menjadi sangat posesif. Hampir setiap hari Wenny menjadi histeris saat melihat Abhi telat sampai di rumah.

   "Kamu pasti sudah menemui dia, kan?!" Hardiknya kepada Abhi tepat pada saat Abhi memasuki pintu rumah lengkap dengan tatapan menuduh serta lengkap dengan air mata yang mengalir dipipinya.

   "Kamu tega sama aku, Bhi? Tega kamu jalan lagi sama dia pada saat keadaan aku begini?!" Masih dengan terisak.

   "Aku tidak jalan dengannya. Buang angan–angan kamu yang kelewatan seperti itu, Wen." Abhi menanggapinya dengan serba salah. Kesal sekaligus merasa iba pada wanita dihadapannya.

   "Kamu bohong!" Tepis Wenny dengan nada yang ditinggikan.

   "Terserah apa kata kamu, Wen. Aku capek!!" Bentak Abhi dengan nada tak kalah tingginya.


   Ditinggalkannya Wenny dengan hati yang meradang. Jauh di kamar masih terdengar sayup-sayup suara isak tangis Wenny. Abhi menyesal tapi tetap pada keputusannya untuk tidak menyusul Wenny dan menenangkannya.

                                                                                     ***

   Beberapa hari kemudian terjadi kembali kejadian serupa, Wenny kembali tidak bisa mengendalikan dirinya juga hatinya untuk tidak cemburu pada sosok Hanna. Kembali pertengkaranpun terjadi tak bisa dihindari. Tak terasa pertengkaran demi pertengkaran berlanjut hingga kehamilan Wenny menginjak usia lima bulan.

   Wenny selalu menggambarkan Hanna di dalam benaknya seperti pencuri yang siap kapanpun mencuri Abhi dari sisinya.

   Dengan kehamilannya yang kian besar dan batinnya yang tersiksa membuat Wenny sangat lemah secara fisik. Hingga pada akhirnya memaksa Abhi mengantarkannya ke rumah sakit. Tidak banyak yang dikatakan dokter saat itu hanya berpesan pada Abhi agar membuat istrinya rileks dan bahagia agar fisik lemah Wenny berangsur membaik.

   "Bahagiakan istri anda. Dia terlalu stress ini di karenakan perubahan hormon selama kehamilan. Jika dia stress maka ini akan berpengaruh kepada kandungan serta proses melahirkannya kelak." Kata dokter itu kepada Abhi.

   Dalam perjalanan pulang dari rumah sakit, Abhi membuka pembicaraan kepada Wenny.

   "Hanna..." Ujar Abhi membuka pembicaraan. Wenny melotot dan akan segera menangis. Lalu, Abhi dengan cepat menyelesaikan kalimatnya.

   "Hanna... tidak seperti yang terukir dalam benak kamu, Wen. Tidak ada gunanya kamu cemburu pada angan–angan."

   Wenny melengos menatap keluar jendela mobil, tatapannya menerawang jauh, air matanya kembali mengalir membasahi pipi.

   "Tuhan.... dia membela wanita itu lagi. Seperti apakah dia hingga hati Abhi begitu terkunci untuknya? Bahkan ketika aku sedang mengandung anaknya". Batin Wenny menangis. Kecemburuannya belum juga padam pada Hanna yang belum pernah ditemuinya.[]

Annyeonghaseyo, Korea! [TAMAT]Where stories live. Discover now