Pupus

589 56 0
                                    

Abhi tidak memiliki titik terang dalam usahanya berbaikan dengan Hanna, usahanya jadi terasa sia-sia. Ribuan kilometer ditempuhnya hanya untuk satu tujuan yaitu kembali pada Hanna, hanya itu. Tapi, apa yang dilihatnya kemarin dan hari ini hanya menyisakan sesuatu yang mengoyak harga diri kelaki-lakian Abhi.

Lelaki aneh bermasker dan berkupluk yang mengaku menjadi pacar Hanna mengganggu pikirannya, sosok jangkung yang menyebalkan sekaligus menghancurkan mimpinya bersama Hanna.

Hanna... wanita yang selama ini tidak pernah absen dalam hatinya, dalam hidupnya mencampakannya bersama lelaki aneh itu sungguh membuatnya tak habis pikir. Abhi pulang membawa pulang kekalahan yang telak. "Tidak, ini Belum!!!" Batin Abhi masih belum mau mengalah namun dia sudah tidak punya apa-apa lagi kini, keberaniannya, harga dirinya, dan mimpi indahnya.

"Kenapa kamu berubah menjadi laki-laki yang egois, Abhi?" Pertanyaan Hanna menohok hati Abhi.

"Apa maksud kamu, Han? Kenapa kamu bilang kalau aku egois? Aku datang kemari untuk meminta kamu kembali bersama aku, Han."

"Apa kamu sadar Abhi? Kamu meminta aku kembali sama kamu?"

"Aku sadar sepenuhnya, Han...."

"Itu sebabnya aku bilang kamu egois. Kamu sudah mengkhianati cinta kita, kini kamu mengkhianati cinta istri kamu juga anak kamu dengan datang kesini. Kamu melakukan ini semua untuk ego kamu sendiri, Bhi bukan untuk aku. Apa kamu sadar, ini bukan lagi cinta tetapi hanya obsesi kamu. Ego kamu sebagai laki-laki yang belum mau mengaku kalah."

Hanna bicara panjang lebar kepada Abhi, mengungkapkan unek-unek yang selama ini tersimpan untuk lelaki itu membuat laki-laki di hadapannya membisu, lidahnya seakan kelu.

"Aku mencintai kamu dan Tuhan tahu itu, segala rasa yang aku miliki untuk kamu tidak mungkin tergantikan oleh siapapun bahkan Wenny sekalipun."

"Selain egois, kamu sekarang lupa bersyukur tentang apa yang sudah kamu dapatkan, Bhi." Jawaban singkat dan cukup ketus.

"Han..." Hanna menyelak Abhi sebelum dia sempat mengatakan apapun.

"Aku mencintai laki-laki itu. Itulah kebenarannya kini. Memori tentang kisah kita sudah aku simpan dalam-dalam, Bhi. Sekarang aku mencintainya."

"Aku tahu kamu, Han. Laki-laki itu bahkan tidak seakidah dengan kita, denganmu. Syarat mutlakmu untuk pendamping. Aku kenal kamu, Hanna." Bantah Abhi yang sempat menggoyahkan rasa percaya diri Hanna namun buru-buru ditepisnya. Tapi, kenapa terasa nyeri jika ini hanya untuk mengusir Abhi dari hidupnya, mengapa mendapati kenyataan bahwa memang benar Min Ho tidak seakidah dengannya menyisakan nyeri.

"Kamu memang mengenalku, Bhi tapi tidak dia. Kamu tidak mengenalnya sebaik aku mengenalnya. Saat ini kamu mendengar sendiri dari aku bahwa aku mencintainya kamu pasti tahu betul apa itu maksudnya."

Abhi betul-betul tidak dapat berkata apa-apa lagi. Hanna begitu kukuh dengan jawabannya dan jawaban terakhirnya cukup meyakinkannya sekaligus meruntuhkan angan-angan Abhi akan hari-hari romantis yang akan dilaluinya bersama Hanna hingga akhir hayat mereka.

"Cukup aku yang kamu khianati, jangan kamu tambah lagi daftar orang yang kecewa karena kamu tidak bisa menghargai cinta yang sudah dipercayakan ke kamu."

Kata-kata Hanna sungguh menikam jantung Abhi. Ini adalah kata-kata terakhir Hanna, benar-benar terakhir yang melenyapkan segala penantian Abhi akan kisah cinta mereka yang mungkin kembali seperti sedia kala.[]

Annyeonghaseyo, Korea! [TAMAT]Where stories live. Discover now