Rumah Tanpa Jiwa

644 51 2
                                    

   Pernikahan Abhimanyu dan Wenny diselenggarakan dengan mewah dan megah sesuai dengan standar keluarga Wenny. Wenny sangat bahagia di pelaminan, bahagia karena dia menikah dengan pria yang sudah lama dicintainya, namun tidak begitu dengan Abhi. Bagi Abhi, pernikahan ini adalah sebuah kesalahan sejarah dalam hidupnya, jauh di lubuk hati Abhi nama Hanna masih tersimpan erat.

   Decak kagum datang dari para undangan yang hadir di pesta pernikahan Abhi dan Wenny, semua memuji. Catering-nya, gedungnya, indahnya dekorasi pesta sampai kepada riasan pengantinnya. Dibalik decak kagum itu pula tersimpan atmosfir ganjil yang dirasakan Abhi melalui tatapan bingung sampai menyelidik dari teman-temannya. Melalui mata mereka, Abhi seakan membaca dengan jelas pertanyaan tentang apa yang terjadi antara dirinya dan Hanna.

   Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dijalani Abhi dengan hati yang hampa, sementara Wenny dengan tekun dan sabar megurusi suaminya. Berusaha mengerti dengan sikap dingin Abhi, Wenny yakin dengan ketabahan akan meluluhkan hati suaminya.

   Segala bentuk penolakan dihadapi Wenny dengan sabar, boleh di bilang tanpa mengeluh, karena dia sadar betul semua ini dikarenakan dirinya.

   Rumah besar yang diberikan ayahnya di kawasan elit Jakarta sebagai hadiah pernikahan Wenny dan Abhi, tidak bisa membangkitkan kebahagiaan di dalamnya. Wenny yang berjuang sendiri, Abhi yang hidup dengan kenangannya tentang Hanna membuat rumah itu mati. Namun, Wenny tidak mau kalah begitu saja, Wenny tetap yakin setelah anak mereka lahir, Abhi pasti akan berubah.

   Hingga pada bulan ketiga Wenny mulai berani mempertanyakan sikap Abhi padanya.

   "Abhi..."

   "Hmm..." Jawab Abhi tak acuh.

   "Kenapa kamu bersikap seolah aku tidak pernah ada dihidup kamu?" Abhi melengos dan hendak bangkit dari kursinya, namun Wenny menahan langkahnya membuat Abhi mematung.

   "Bahkan melihat kearah wajahku saja kamu nggak mau, Bhi..." Air mata Wenny mulai berlinang, kesedihan jelas terpancar di sana.

   "Aku tahu kalau aku sudah salah, Bhi. Tapi, kesalahan aku tidak juga sepenuhnya milik aku. Aku tidak pernah merencanakan kehamilan ini!".

   Pekik Wenny tertahan sesaat kemudian tangisnya benar-benar pecah. Abhi masih terdiam namun, kali ini rasa iba menjalar di batinnya untuk wanita ini.

   "Aku tidak pernah jatuh cinta padamu, Wen. Kamu tentu tahu itu." Abhi menjawab setelah menyingkirkan rasa ibanya, rasa bencinya yang menjawab.

   Penyesalan akan kehilangan Hanna yang mengambil peran ketika jawaban itu meluncur enteng dari bibir Abhi yang terkenal tidak pernah menyakiti hati orang lain dengan lidahnya, apalagi wanita. Dan ini bukan hanya sekedar wanita melainkan istrinya juga ibu dari anaknya kelak.

   Abhi menyesal namun tidak dia memperlihatkan pada Wenny yang semakin nangis tersedu mendengar kata–kata kejam dari suaminya.

   Jawaban Abhi, diam–diam menimbulkan rasa berkompetisi di dalam diri Wenny terhadap bayangan Hanna.

   "Aku akan merebut hati Abhi dari kamu, Hanna. Aku akan memenangkan hatinya untuk keluarga kecil kami dimana tidak ada lagi kamu disana". Janjinya di dalam hati.

   Akan dia buat rumahnya hangat dan berjiwa tidak seperti hari ini tekad Wenny dalam hati.[]

Annyeonghaseyo, Korea! [TAMAT]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon