"Niel? Gwenchana? Apa kau sakit? Kau terlihat pucat"

"Aniyo hyung. Gwenchana, jam berapa ini?"

"Ini sudah pukul 5 sore"

"Ah, aku harus pulang, Nino pasti sangat kesepian" ucap Daniel kemudian mencoba berdiri.

"Niel, biar ku antar saja"

Daniel menggelengkan kepalanya.
"Tidak usah hyung, aku bisa sendiri. Aku pergi dulu"

Daniel pergi tanpa menghiraukan manager Jung. Sedangkan manager Jung menatap kepergian Daniel dengan khawatir.

"Aniyo, aku harus mengikutinya. Tapi tunggu, ada beberapa yang harus ku selesaikan.. Aish" ucap manager Jung kemudian kembali keruangannya.

---

Daniel telah sampai di apartementnya dan menemukan Nino yang telah dirumah bersama Min ahjumma.

"Appa!"

Daniel tersenyum melihat anaknya itu.
"Appa lihat, Nino sudah bisa menggambal" ucap Nino sambil menunjukan gambarnya.

"Jinjja? Wah, uri Nino sudah pintar. Apa Nino senang sudah masuk sekolah dan punya banyak teman?"

"Ne appa"

Yah, Daniel memasukan Nino kedalam playgroup kemarin untuk mengalihkan perhatian Nino terhadap ibunya. Dan memang sepertinya memasukan Nino ke playgroup juga bisa membuat Nino belajar lebih banyak.

"Appa lihat gambal Nino. Ini appa, ini Nino dan ini eomma. Kita bellibul belsama" ucap Nino semangat sambil menunjuk orang yang dia gambar.

Senyum Daniel sedikit luntur saat Nino mengucapkannya. Nino juga murung saat itu.

"Appa, eomma akan pulang kapan? Nino ingin beltemu"

"Nino"

"Eomma bogosipeo"

Daniel memeluk anaknya itu.
"Eomma pasti akan kembali"

"Kapan appa? Eomma tidak meninggalkan Nino kan appa?" Ucap Nino, kini air matanya mulai keluar.

"Nino"

"Appa, kita susul eomma saja. Kita tidul dilumah samchon saja" ucap Nino sambil menarik tangan Daniel.

Daniel hanya menatap anaknya sayu. Daniel juga merindukan Rara. Daniel selalu memimpikan Rara, Daniel tidak bisa tidur dengan tenang.

"Baiklah, appa akan bilang pada eomma untuk pulang hari ini" ucap Daniel.

---

Daniel mencoba menghubungi Rara. Berharap nomer itu masih dipakai oleh wanitanya.

"Yeoboseo?"

"Yeoboseo. Lee...Rara?"

"Ne N..Niel"

"Bisakah kau datang ke apartement? Nino ingin bertemu"

"Baiklah aku akan kesana sebentar lagi"

"Gomawo"

"Ne"

Daniel menutup telfonnya dan menatap ponselnya.
"Kau tidak menanyakan kabarku Rara" lirih Daniel.

---

Ting Tong~

Daniel membuka pintu dan ternyata itu Rara dengan sebuah tas berisikan makan malam.

"Ka... Kalian belum makan bukan?" Tanya Rara gugup.

Daniel menggelengkan kepalanya.
"Belum, masuklah" ucap Daniel kikuk.

Nino yang berada di ruang tengah melihat eommanya yang menghampirinya. Nino langsung beranjak dan berlari menuju eommanya.

"Eomma!!" Panggil Nino kemudian memeluk ibunya dengan erat.

"Eomma bogosipeo"

"Eomma nado"

"Eomma bawa apa?"

"Eomma membawakan makanan untuk Nino dan appa. Kajja kita makan" ucap Rara seperti tidak terjadi apapun padanya dan Daniel.

Rara menggendong Nino dan mendudukan Nino ditempat duduknya lalu menata semua makanan.

Daniel hanya duduk diam melihat semua makanan buatan Rara. Daniel rindu ini, dia rindu masakan istrinya yang membuatnya bersemangat.

"Da...niel-ssi gwenchana?"

Daniel menoleh pada Rara kemudian mengangguk.
"Ne" jawab Daniel singkat kemudian memakan makanan Rara.

Saat makanpun Daniel tetap memikirkan Rara. Panggilan Rara terhadapanya membuat sakit hatinya. Daniel meletakan sumpitnya.
"A..aku sudah kenyang. Aku akan keruang kerja dulu" ucap Daniel sambik pergi.

Rara menatap makanan Daniel.
"Kenapa dia tidak menghabiskannya. Bahkan tidak ada setengahnya" lirih Rara.

"Eomma, aa~" ucap Nino, Rara tersenyum kemudian menyuapi Nino kembali.

---

Nino benar benar bermain bersama Rara sampai malam. Rara kini sedang menidurkan anaknya dikamarnya. Setelah yakin Nino telah tertidur pulas Rara baru beranjak dari tempat tidurnya dan keluar.

"Nino sudah tertidur?" Ucap Daniel.

Rara menatap Daniel yang tengah bersandar di dinding samping.

"Ne"

Mereka diam sesaat.
"Baikalah. Terimakasih, kau boleh pergi sekarang"

"N..ne, kamsahamnida Daniel-ssi sudah mengundangku"

Daniel diam tidak ingin menjawabnya dan mulai menahan air matanya.
"Mari aku antar"

Mereka pergi menuju pintu masuk. Kemudian berhadapan.
"Sekali lagi... kamsahamnida sudah mau kesini"

"N..ne terimakasih sudah mengijinkanku bertemu Nino. Aku harap kalian baik baik saja"

"Ne"

"Eomma~" panggil Nino yang berada tak jauh di belakang Daniel.

"Eomma mau kemana? Eomma mau pelgi lagi?" Ucap Nino kemudian mendekati Rara.

Rara hanya tersenyum.
"Hm, eomma harus pergi sayang. Nino baik baik disini hm"

"Aniyo, eomma tidak boleh pelgi"

"Nino, eomma harus kembali ke apartement Jihoon samchon"

"Wae?  Eomma disini saja belsama Nino dan appa" ucap Nino sambil menarik tangan Rara kuat.

"Nino, Nino disini saja bersama appa" ucap Daniel mencoba melepaskan tangan Nino dan Rara.

"Shileo appa, Nino ingin eomma juga belsama kita. Eomma hiskk"

Air mata Rara sudah menumpuk dimatanya.
"Eomma harus pergi Nino. Annyeong" ucap Rara kemudian melepaskan kaitan tangannya dengan Nino dan pergi.

"Eomma~ hueeee eomma~"

"Nino" ucap Daniel memeluk Nino dan membawa Nino keruang tengah.

"Appa, kajja kita susul eomma. Appa~"

"Appa, kajja huuueee appa~ eomma"

"Nino, eomma harus pergi sayang"

"Aniyo~ eomma tidak boleh pelgi. Appa jahat! Appa jahat!!"

"Nin...." ucapan Daniel terpotong saat kepalanya mulai berdenyut dan rasa pusing tak tertahankan menyerangnya.

Nino berhenti menangis dan melihat appanya panik.
"Appa"

"Agghhhh" ucap Daniel kemudian pingsan didepan Nino.

Nino panik saat itu menggerakkan tubuh Daniel sebisa mungkin.

"Appa ileona, appa ileona~ hiskk Nino tidak akan menyusahkan appa lagi hueee appa~ Nino tidak akan memaksa lagi. Appa~ hiskk"

"Nino?"

"Jung samchon" panggil Nino.

"Daniel!" Manager Jung langsung mengangkat tubug Daniel ke kamarnya.

.
.
.

Terimakasih sudah membaca, vote dan komen ^^
Sabar ya readers konfliknya lama, tunggu endnya ya 😂😂

My Nurse - Kang DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang