Part 12

5.5K 597 4
                                    

.
.
.
Part 12
(First Time 2)
.
.
.

Daniel tengah menunggu Rara. Tak lama kemudian Rara keluar dan menuju Daniel.

"Dimana manager Jung?"

"Dia tidak ikut"

"Wae?"

"Molla" ucap Daniel asal.

"Kajja kita berangkat Rara" tambah Daniel. Rara mengangguk dan masuk kedalam mobil.

Daniel mengemudi mobil itu sendiri. Sesekali melihat Rara yang ternyata melihat tangan Daniel sedari tadi.

"Wae?"

"Kau tidak sakit?"

"Ani, gwenchana Rara-ya. Jangan terlalu khawatir"

"Hm. Baiklah"

Setelah menempuh perjalanan 25 menit. Mereka sudah sampai di taman bermain. Sebelum keluar Daniel memakai maskernya agar tak dikenali orang.

"Kita mau apa Daniel" ucap Rara sambil berjalan memasuki taman bermain.

"Hm, bermain sepuasnya"

"Menaiki semua wahana maksudmu?"

"Mm, kajja"

Daniel menarik tangan Rara dan menuju permainan yang pertama yaitu rollercoaster, dan masih banyak lagi.

Mereka sepertinya tak punya lelah bermain dari pagi hingga sore ini. Dan yang paling membuat Rara tertawa sampai perutnya sakit adalah saat Daniel di rumah hantu. Daniel sangat ketakutan, benar benar ketakutan untunglah Daniel tidak sampai menagis dan mengompol didalam.

"Aigo aku hampir mati" ucap Daniel lemas sambil terjongkok.

Rara tertawa dan menghampiri Daniel.
"Gwenchana Daniel"

"Aku berkeringat banyak sekali. Andwae andwae aku tidak bisa melakukan ini"

"Kau berteriak sangat keras"

"Yak! Aku benar benar ketakutan. Aku tak akan ke rumah hantu ini lagi" Rara hanya tertawa melihat Daniel ketakutan.

"Hahaaa, kajja kajja kita pergi, sebelum hantu hantu itu mengejarmu"

"Rara-ya~"

"Daniel dibelakangmu"

"Mwo?! Mwo?!" Daniel melihat kebelakang panik sedangkan Rara tertawa puas.

"Aish, Rara-ya" eluh Daniel.

"Ne, mianhae. Kajja"

Rara membantu Daniel berdiri dan pergi dari wahana rumah hantu.

###

Mereka tengah duduk di kursi yang dekat dengan kolam ikan sedang meminum jus bersama.

"Bagaimana Rara ? Kau bahagia"

"Ya. Terimkasih Kang Daniel-ssi" ucap Rara sedikit lemas.

"Kau terlihat tidak bahagia? Kalau begitu kita pergi lagi saja. Aku ada tempat lain mungkin kau akan suka"

"Aniya Kang Daniel. Aku sungguh bahagia"

"Lalu kenapa mukamu seperti tidak senang Rara-ya"

"Aku sedang memikirkan dongsaengku"

"Ada apa dengan dongsaengmu?"

"Woojin ingin bermain ke tempat seperti ini. Terakhir dia bermain ditempat seperti ini sudah sangat lama sekali" ucap Rara.

Daniel menggenggam tangan Rara.
"Suatu hari kau bisa membawanya"

Rara tersenyum dan mengangguk.
"Ne"

"Rara, tentang pasien yang ribut dengan ku.." Daniel terdiam sejenak.

Rara memperhatikan Daniel.
"Ah, maksudmu Ong sunbae?"

"Sunbae?"

"Iya, dia sunbaeku. Wae?"

"Jangan merawatnya lagi"

"Wae dia hanya seorang pasien Dani..."

"Kalau begitu sekarang aku pasienmu Rara-ya" potong Daniel.

"Hm?"

"Aku pasienmu dan hanya aku pasienmu yang harus kau rawat"

"Li..lihatlah tanganku, appayo" tambah Daniel dan menunjukan tangannya.

Rara tertawa geli dengan kelakuan Daniel.
"Ne.. appayo?" Rara memegang tangan Daniel dan mengamati tangan Daniel.

Daniel terdiam. Sialnya Daniel tak bisa berkata apapun saat ini karna dia terpesona dengan Rara dengan jarak yang lumayan dekat.

Dengan cepat Daniel tersadar. Dan menjauhkan tangannya dari Rara.
"Pokoknya tidak boleh dekat dengan orang itu"

"Aku seorang suster Daniel. Merawat pasien adalah kewajibanku. Aku tak bisa memilih siapa dia"

"Haruskah orang itu?"

"Kang Daniel"

Daniel memeluk Rara dengan erat.
"Mianhae, saranghae"

Rara hanya terdiam tak membalas pelukan Daniel tetapi hendak melepaskannya.

"Biarkan aku seperti ini 5 menit saja. Jebalyo Rara-ya" ucap Daniel kemudian memejamkan matanya.

Rara mencoba membalas pelukan Daniel dalam diam. Rara harap denganbmemeluknya akan membuat Daniel lebih tenang.

"Ne, akan ku biarkan" lirih Rara.

###

"Nona ini foto yang kami ambil dari awal hingga mereka sampai taman bermain"

Wanita itu melihat satu persatu foto foto Daniel dan Rara yang diambil secara diam diam. Wanita itu tampak marah dan mencoba menahan amarahnya terutama saat melihat Daniel dan Rara berpelukan, dirinya tak bisa membendung lagi. Yap, siapa lagi kalau bukan Jang Haerin.

"Lee Rara, kau ternyata mengabaikan ucapanku" ucap Haerin penuh penekanan.

"Aku akan membuatmu menderita dan menyesal"

"Nona, apa yang harus kami lakukan" Rara menoleh pada salah satu bodyguardnya"

"Aku ingin kau mencelakai adik Lee Rara"

"Maksud nona, Lee Woojin?"

"Ne, dan jangan sampai adik wanita itu meninggal. Cukup buat bocah itu terluka"

"Ba... baik nona. Saya akan melakukannya. Saya pamit" bodyguard itu memberi hormat dan pergi.

Sedangkan Haerin meremas foto Daniel dan Rara yang ada ditangannya.

"Aghhhhhh dasar suster tak tau diri!!!" Haerin membuang setengah barang barang yang ada di meja dengan amarahnya yang meluap.

"Suster, sebentar lagi kau akan merasakan akibatnya. Akan ku pastikan kau akan menyesal karna mengabaikan ucapanku" ucap Haerin kemudian tersenyum senang.

.
.
.
Author sangat berterimakasih kepada yang sudah membaca dan mengvote ^^ silahkan jika ada kritik dan saran bisa katakan di kolom komentar.

My Nurse - Kang DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang