Part 15

4.7K 533 4
                                    

.
.
.
Part 15
(Don't Worry)
.
.
.

###

Daniel menacapkan gas mobil dengan cepat. Pikirannya hanya pada Rara saat ini.

Flashback

Mereka bertiga sedang duduk bersama
"Nuna, katakan yang sejujurnya padaku. Nuna tau suster Lee bukan"

"Daniel"

"Katakan nuna!" Ucap Daniel sedikit marah.

"Daniel turunkan suaramu!" Bentak manager Jung.

"Niel, kau tau jika Rara pergi karna dirimu?" Daniel diam.

"Aku akan mengatakannya"

"Kau penyebab Rara pergi. Adik Rara terluka karna kau Daniel. Haerin melakukan itu semua untuk kau" tambah dokter Shin.

Dokter Shin menghelas nafas sejenak.
"Baiklah, aku akan memberitahumu Daniel. Suster Lee Rara berada di Gangwon. Jika kau ingin mencarinya, datanglah kesana. Tapi Niel, kumohon mengertilah pada Rara, dia tidak akan aman jika berada disisimu saat ini"

Flasback end

Daniel berhenti sejenak saat melihat seorang anak junior high school sedang dikelilingi anak seonior high school .

"Ada apa?" Daniel memperhatikan dari dalam mobil dan hendak turun menghampiri mereka.

###

"Hey, katakan mana uang sakumu atau ku pukul lagi"

"Uang... uang saku ku habis hyung"

"Aish, kau..."

"Ada apa?" Suara Daniel memotong perkataan mereka.

"Ah, ani hyung"

"Pergi, dan jangan pernah kau ganggu dongsaengku lagi"

"Mwo? Dongsaeng?"

"Pergilah!"

"N..n..neee hyung"

Grombolan anak senior high school itu pergi. Kini hanya tinggal Daniel dan anak itu.

"Kamsahamnida hyung"

Daniel menyipitkan matanya.
"Aku seperti pernah melihatmu"

"Hm? Jinjjayo?"

"Ne. Ah, sudahlah. Mari kuantar pulang ...." Daniel sengaja menggantungkan perkataannya.

"Ah, annyeonghaseo Lee Woojin imnida"

Daniel ingat. Daniel ingat nama itu, nama itu adalah nama yang mirip dengan nama dongsaeng Rara.

"A...a..apa kau punya nuna?"

"Ne? Bagaimama hyung tau?"

Firasat Daniel merasakan bahwa dirinya sudah dekat dengan Rara.

"Ah itu. Kajja, aku antar"

"Tidak usah hyung"

"Aniya, gwenchana. Kajja"

Woojin menurut begitu saja dengan Daniel.

Daniel melihat Woojin sekilas saat Woojin mengecek luka di lebab pipinya.

"Apa kau dipukul?"

"Ah, aniyo hyung"

"Jangan berbohong"

"Aku tidak berbohong hyung"

"Aniya, kau berbohong. Aku paham dengan luka lebam seperti itu. Katakan sejujurnya"

My Nurse - Kang DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang