Chapter Twelve -Power-

47.8K 4.3K 123
                                    

^-^×^-^

Sinar matahari menusuk iris cokelat Michaela yang baru saja mencoba terbuka. Bertepatan dengan itu, suara pintu kamar juga terdengar dan sosok yang tidak diduga terlihat di sana sembari membawa nampan berisi makanan yang sepertinya untuk Michel.

"Hai."

Sapaan yang diikuti dengan senyum lebar itu sontak membuat Michel mengernyit heran. Sungguh ini bukan sebuah pemandangan pagi yang gadis itu harapkan.

"Mengapa kau tidak membalas sapaanku? Kau belum sepenuhnya bangun?"

Apa Michel harus memeriksa kesadarannya sekarang? Mungkin saja gadis itu tengah bermimpi karena apa yang terjadi benar-benar sesuatu yang mustahil.

"Mengapa menatapku begitu? Aku tahu aku memang tampan," ujar sosok yang sama dengan penuh rasa percaya diri.

"Gila!" desis Michel tanpa pikir panjang.

"Astaga! Mulutmu langsung berkata kasar di pagi hari. Sejak kapan kata gila termasuk dalam sapaan?"

Menyadari bahwa kejanggalan ini bukan halusinasi, Michel pun bertanya, "apa kau salah minum obat?"

Anehnya sosok tersebut berjalan mendekat dengan ekspresi senang. Seolah ia tengah bahagia karena Michel berbicara lebih dari satu kata.

Lalu setelah meletakkan nampan di atas meja kecil tepat di sebelah ranjang Michel, ia kembali berujar, "aku hanya ingin mengantar sarapan untukmu dan mungkin sedikit mengobrol."

Michel pun mencoba duduk bersandar pada kepala tempat tidur. Kemudian mengambil nampan dan meletakkan benda tersebut di atas pahanya. "Kau yakin? Kau bukan ingin menggigit leherku lagi, Obelix?" tanya gadis itu setelah meneguk segelas air.

"Tidak Michel. Tidak. Aku hanya ingin berhubungan baik denganmu. Bukankah satu rumah dengan musuh sungguh tidak menyenangkan?"

"Baiklah. Kalau begitu aku akan keluar dari mansion agar kau tidak perlu serumah dengan musuhmu," tutur Michel setelah menelan sarapannya.

"Bukan seperti itu!" seru Obelix setengah berteriak. "Astaga, kenapa sulit sekali mengatakannya." Si Bungsu menggeram hingga nyaris menampilkan taringnya. "Intinya aku ingin mulai berteman denganmu. Kenapa kau tidak mengerti?"

Diam-diam batin Michel menertawakan sikap lucu Obelix.

"Mengapa kau tidak mengatakan secara jelas? Ambigu sekali," balas Michel masih tidak mau kalah.

Akhirnya setelah menarik napas panjang Obelix berujar, "baiklah, aku minta maaf Michel. Untuk semua perbuatanku yang tidak menyenangkan, aku sungguh minta maaf."

Mendengar nada tulus dari mulut Si Bungsu membuat Michel sedikit terenyuh. Mengakui kesalahan itu tidak mudah dan Obelix sungguh melakukannya sekarang.

"Jadi bisakah kita mengulang hubungan ini dan berteman?"

Michaela tidak langsung menjawab. Kelopak matanya tampak menyipit seolah sedang berpikir keras untuk mempertimbangkan tawaran Si Bungsu.

Melihat hal itu, Obelix tidak dapat menahan diri untuk memutar bola mata dengan jengkel.

"Baiklah, dengan satu syarat," putus Michel.

"Apa?"

"Tidak ada permainan yang berhubungan dengan taring." Tatapan kesal dari iris cokelat gadis itu sukses membuat Obelix terkekeh pelan.

"Sepakat!"

-*-*-*-

Setelah sarapan dan mandi, Michel memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi mansion. Sekarang mansion sedang dalam keadaan kosong karena seluruh anggota keluarga Walcott tengah sibuk dengan urusannya mereka masing-masing. Jadi sebagai satu-satunya orang yang tidak memiliki kegiatan, Michel ditinggal sendiri di sana.

My Cold Vampire (END)Where stories live. Discover now