Chapter Ten -Private Room-

54.8K 4.6K 290
                                    

^-^×^-^

Untuk sesaat Michel tampak tertegun di depan pintu masuk. Gurat bingung dan keterkejutan hadir di wajahnya kala melihat isi di dalam ruangan tersebut. Namun tidak berlangsung lama, kesadaran Michel pun kembali bersamaan dengan rangkulan seseorang di bahunya.

"Hei kita kedatangan teman baru disini!" seru sosok yang merangkul gadis itu.

Fokus mereka pun kian merajalela. Jika tadi hanya menciptakan kontak mata dengan Michel, kini seluruh penghuni ruangan mulai memperhatikan penampilan Sang Gadis dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Tubuh Michel sontak bergidik pelan. Perasaan tidak nyaman mulai melingkupinya. Reaksi Michel mungkin tidak akan berlebihan bila siswa di ruangan ini sama seperti siswa di kelas lain. Namun yang menjadi masalah, mereka yang berada di sana adalah seluruh jajaran siswa tertampan dan berpengaruh di sekolah. Apalagi, sama sekali tidak ada kaum hawa di sana selain Michel.

Rasanya benar-benar canggung.

"Emm, bukankah dia—?" Seorang lelaki lain bersuara. Namun perkataan itu terpotong karena tepukan Urien di pundaknya.

Melihat gurat tidak nyaman yang hadir di wajah Michel, peringatan Alaric pun terlontar pada sosok lelaki yang merangkul bahu gadis itu. "Lepaskan tanganmu, Rai."

Rai tampak tertawa renyah mendengar ultimatum Alaric, namun akhirnya ia melepaskan rangkulan pada bahu Michaela.

Benar-benar selera humor yang buruk, batin gadis itu.

Sejenak Michaela masih menunggu para lelaki di sana mengalihkan tatapan mereka darinya. Namun seperti menemukan pemandangan yang langka, pasang-pasang mata itu enggan berpaling sehingga membuat kegugupan nyaris mencekik mati Michel. Meski hampir semua melempar tatapan ramah dengan senyuman di bibir, namun tetap saja itu tidak bisa mengurangi ketidaknyamanan yang Michel rasakan.

Lagipula, sebenarnya ini ruangan apa?

"Guys, berhenti menatap dia seperti itu!"

Seruan Alaric berhasil membuat perhatian mereka teralih, meskipun beberapa kali masih terlihat mencuri-curi pandang.

Kemudian Urien berjalan mendekati Michel. "Ada apa Michel? Kau merindukanku?"

Belum lagi Michaela menjawab, seorang lelaki tampan lain memotong, "aku tahu kau tidak tuli, Walcott."

Dialah sosok Gerald Stefano Walker. Lelaki yang menjadi alasan kedatangan Michel ke ruangan ini.

Spontan Michel mendekat dengan langkah lebar dan cepat. Ia benar-benar tidak sabar untuk menyelesaikan masalah ini lalu keluar.

"Permisi Kak," sapa Sang Gadis dengan sopan pada lelaki yang masih menatap layar laptop di hadapannya.

Sesaat belum ada tanggapan. Tetapi hal itu tidak membuat Michel ragu untuk menyampaikan tujuannya. "Baiklah. Terserah kau mau mendengarkan atau tidak. Yang pasti aku datang ke sini untuk menyampaikan bahwa aku telah mengundurkan diri dari organisasi Student Council."

"Lily, sekretaris yang menyebalkan itu, memintaku untuk mengatakannya secara langsung padamu," tutur Michel dengan nada bicara yang perlahan tinggi. Kekesalan mulai menyelimuti gadis itu karena Gerald tampak mengabaikan keberadaannya. Lelaki itu bahkan bangkit berdiri lalu berjalan meninggalkan meja.

Namun belum sampai pada langkah ketiga, Gerald mendadak berhenti dan berbalik menatap Michel. Dengan nada santai ia berkata, "seperti yang Lily katakan, karena aku yang menerimamu maka kau harus mendapat izinku bila ingin keluar. Dan sebagai ketua aku menolak pengunduran diri ini."

My Cold Vampire (END)Where stories live. Discover now