BAB 25

7.7K 648 44
                                    


3 hari menjelang kepulangan Divo, pria itu meminta seluruh anggota keluarganya berkumpul. Ia ingin membicarakan perihal hubungannya dengan Arumi, karena ia tidak punya banyak waktu lagi.

Malam kamis, Divo, ayah, bunda, Nias dan Windi sudah berkumpul di ruang keluarga. Beruntungnya suami Windi paham dan mempersilahkan kelima orang tersebut untuk berdiskusi.

"Bunda, ayah, sebentar lagi Divo akan pulang ke Finlandia, tetapi masih ada beban Divo disini yang bikin Divo gak bisa tenang," Divo membuka forum. "Bunda, kita semua yang ada disini tau, apa yang jadi penghambat niat baik Divo sama Arumi, Divo pengen ngomong baik-baik sekarang," kata Divo lembut, ia mengusap tangan bunda yang duduk di sampingnya.

"Div, maafin bunda, tapi bunda gak bisa nerima Arumi," suara bunda bergetar. Ayah yang berada di samping kanan bunda pun mengusap punggung bunda pelan. "Selama ini, bunda melihat ada orang lain yang bunda rasa cocok untuk kamu," lanjutnya.

"Jangan bilang Mustika," Windi bersuara.

"Ya, dia memang Mustika. Orang yang selama ini mencintai kamu dengan tulus. Bunda, bunda gak kuat nak, kalo bunda ada di posisi dia," kata Bunda lagi 

"Mustika dan aku cuma berteman, bun. Gak lebih," sanggah Divo.

"Mustika mencintai kamu, Div. Sejak pertama kali dia liat kamu main saxophone," ujar bunda dan semua orang yang ada di ruangan tersebut kaget. Terutama Divo dan Windi.

"Bunda jangan ngarang deh, Tika itu udah aku anggep adek," Divo menolak percaya.

"4 tahun lalu, Div, pas Tika di rumah sakit, dia jujur sama bunda. Dia bilang kalo dia udah gak kuat lagi nahan rasa sakitnya, bunda kira dia gak bisa nahan rasa sakit karena penyakitnya, tapi ternyata sakit hatinya. Kamu gak tau kan kalo selama ini dia sakit? Dia minta bunda rahasiain ini dari kamu karena dia takut kamu sedih, dulu aja kamu nangis pas Tika sakit, dan bunda turutin maunya dia," bunda menjelaskan.

"Aku kan nangis kar...."

"Terus bun?" Windi memotong ucapan Divo, is sangat penasaran dengan fakta yang baru mereka ketahui.

"Selama ini Tika selalu berusaha buat kamu, biar kamu sebentar aja ngeliat dia, tapi dia terlalu malu, dek, untuk ngungkapin perasaannya. Pas Divo pacaran sama sebelum Arumi, siapa tuh namanya bunda lupa deh, dia ngerasa minder karena dia sakit dan dia gak se-wow mantan kamu."

"9 tahun dia nyimpen perasaannya, Div. Dia gak pernah egois dengan perasaannya, dia cuma bisa pasrah saat kamu ngelirik cewek lain karena dia emang gak punya hak apa-apa dan terlalu pesimis kalo kamu juga suka, bahkan cinta sama dia. Mustika adalah satu-satunya orang yang memohon sama bunda biar kamu diizinin kuliah di Finlandia. Bukannya gak ada alasan bunda ngelarang kamu, tapi kalo kamu tau Tika sakit, kamu juga mungkin akan mengurungkan niat kamu."

Divo diam, berusaha mencerna fakta-fakta yang baru saja ia dengar dari sang bunda, "Tika sakit apa, bun?" Akhirnya pertanyaan ini keluar dari mulutnya.

Bunda menghela nafas dalam-dalam, "Lyme disease."

"Apa itu, bun?" Divo kembali bertanya.

"Salah satu penyakit yang disebabkan penularan infeksi bakteri, oleh kutu pembawa bakteri Borrelia Burgdorferi. Bakteri itu terdapat pada hewan, inget kan pas mau naik kelas 2 SMA Tika dan keluarganya liburan ke Inggris untuk mengunjungi temannya ayah Tika? Disana, dia tertular penyakit itu tapi gak ada yang tahu karena gak semua orang yang digigit kutu penyebab penyakit Lyme ini, memiliki ruam di tubuhnya. Jadi penanganannya telat, baru deh pas kamu abis UN ketauan kalo dia menderita penyakit Lyme."

Tidak ada yang bersuara, bunda pun berinisiatif melanjutkan ucapannya, "Bunda inget saat kamu nangis-nangis pas liat kondisi Tika, saat itu kamu mau lulus SMA. Ngeliat kondisi Tika yang drop, kamu uring-uringan gak jelas. Nangis di depan bunda dan Windi sambil bilang 'Tika gimana, bun? Tika bakal sembuh kan bun? Divo gak mau kehilangan Tika, Divo mau sama Tika terus.' Kamu inget, kamu gak pernah ninggalin sisi Tika saat dia lagi masa pemulihan? Sampe kamu harus diusir tante Ajeng karena gak pulang-pulang? Kamu taunya dia sakit typhus kan? Padahal bukan, Div. Kami bohong sama kamu dan setelah kamu kuliah trus ketemu Arumi, Tika masih berusaha sembuh dan lepas dari penyakit itu."

The OneTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon