BAB 9

9.8K 763 5
                                    

Arumi sadar bahwa ia tidak sama sekali mengenal Dipta. Selama ini ia terlalu abai terhadap apapun yang berhubungan dengan Dipta. Yang terpenting bagi Arumi, ia menjadi kekasih Dipta karena Dipta adalah pria impiannya. Sangat sempurna, sesuai dengan tipenya.

Tetapi saat melihat foto yang diunggah pria itu, hatinya terasa tercubit dan ia menyadari fakta baru, bahwa Dipta tidak benar-benar mempunyai perasaan padanya. Beberapa pertanyaan tiba-tiba muncul di kepalanya, mengapa Dipta memintanya untuk menjadi kekasihnya jika pria itu tidak memiliki perasaan apa-apa? Siapa 'dia' yang dimaksud Dipta? Apakah segitu rindunya ia terhadap orang itu, sampai-sampai ia meluapkan perasaannya di sosial media? Bukan Dipta sekali. Pria itu adalah pria yang selalu terlihat cool dan tidak alay. Tetapi kali ini, ia seperti ABG yang meratap dikalahkan rindu.

Sisa malam itu Arumi habiskan dengan melamun, ia tidak bisa tidur. Pikirannya melanglang buana, menerka-nerka sikap Dipta selama ini. Arumi terlalu hanyut oleh perhatian-perhatian kecil Dipta, hingga ia lupa jika Dipta memiliki masa lalu atau mungkin sesuatu yang disembunyikan hingga saat ini.

Pukul 2 dinihari, kedua mata Arumi masih terbuka dengan sempurna. Kemudian ia kembali membuka Instagram, lalu melihat following Dipta.

"Gotcha!" Teriak Arumi dalam hati.

Salah satu foto profil menarik perhatiannya, seseorang sedang tersenyum riang ke arah kamera sambil memegang dua ekor kucing dan Arumi sangat yakin jika itu adalah Kimmy dan Kommo.

Buka. Enggak. Buka. Enggak.

Suara hati Arumi saling bersahutan. Jika ia nekat melihat Instagram orang tersebut, ia harus menerima segara resikonya, termasuk resiko sakit hati. Jika ia tidak melihat, ia akan selalu dihantui rasa penasaran.

Akhirnya setelah beberapa menit berpikir, ia nekat mengklik akun tersebut.

Hanya ada 5 foto, yaitu foto Kimmy dan Kommo, Laut, tulisan 'I'm giving up' dan sebuah boneka dengan bordiran huruf P di bagian dada. Tetapi foto ketiga di akun tersebut membuat rasa penasaran Arumi semakin menguat, foto pernikahan. Kedua mempelai terlihat sangat bahagia dengan senyum mengembang di wajah keduanya.

'Siapakah orang ini?' tanya Arumi dalam hati.

Jika Arumi lihat, kelima foto ini seperti sebuah petunjuk. Meski tak ada keterangan apapun di setiap foto, tetapi jiwa sok tahu Arumi menyimpulkan jika setiap foto mempunyai cerita dan urutan foto-foto tersebut mempunyai makna.

Sebelum Arumi semakin gila, ia memutuskan menutup aplikasi Instagram-nya, menyimpan ponselnya di meja yang terletak di samping tempat tidurnya, lalu membenamkan wajahnya di bantal.

'Dipta, who are you?' tanya Arumi pada diri sendiri.

***

Pagi harinya, Arumi bahagia karena di grup kelasnya diberitahukan bahwa pak Subhan tidak mengisi kuliah pagi ini. Jadilah Arumi tidak harus ke kampus pagi-pagi karena mata kuliah diundur menjadi pukul 1 siang. Arumi membuka aplikasi WhatsApp-nya dan mengirimi Dipta pesan.

Arumi R.A: Dipta, we need to talk.

Ajaibnya, pesan itu langsung dibaca oleh Dipta.

Dipta: bicara apa, Rum?

Tanpa dosa sekali, Arumi sangat kesal dengan balasan Dipta tersebut. Semalam, Aruni juga sudah mengganti nama kontak Dipta karena saking kesalnya.

Arumi R. A: sesuatu. Aku pengen ngomong langsung.

Dipta: yaudah, hari ini aku ngampus. Makan siang bareng?

Arumi R. A: iya.

Arumi tidak mendapat balasan lagi dari Dipta. Memangnya apa yang dia harapkan? Balasan yang romantis atau sekedar bertanya sedang apa? Jangan harap.

The OneWo Geschichten leben. Entdecke jetzt