EPILOG + Xtra PART

3.4K 310 266
                                    

Seungwan baru saja membersihkan tubuh Irene. Wanita itu belum terbangun sejak peperangan terjadi. Seminggu telah berlalu. Dia tak mati. Namun juga tak hidup. Bahkan Yoongi sudah berkali-kali mencoba menyembuhkannya. Seakan kekuatan healer miliknya sia-sia. Seokjin juga sudah pasrah. Entah apa yang membuat istrinya tak kunjung membuka mata.

Kini tinggal Irene bersama dengan Taehyung, Seokjin dan Yeri. Pandangan ketiganya mengarah pada sosok yang setia menutup mata itu. Tak terlihat tanda-tanda dia akan membuka kedua  mata indahnya.

"Apa mama akan seperti ini terus, pa?," tanya Yeri.

"Keadaan seperti ini belum pernah terjadi di Vairi. Semoga mama kalian cepat membuka mata."

"Mama orang yang kuat. Dia wanilita tangguh. Taehyung yakin mama akan bisa bertahan," kata Taehyung.

"Permisi, Tuan," Sooyoung masuk ke dalam kamar tempat keluarga Seokjin berkumpul. "Penyihir Kim dan para peri ingin membicarakan sesuatu."

Seokjin mengangguk. Dia mengajak Taehyung untuk ikut dengannya. Seokjin memang selalu mengandalkan putranya jika ada acara seperti rundingan dan yang lain. Dia akan melatih Taehyung menjadi pemimpin yang baik.

"Kak, apa kak Seulgi benar-benar pergi?," tanya Yeri.

"Bukankah kamu juga mengantar dia pergi kemarin, Yer?," kata Sooyoung.

"Apa ramuan konyol yang selalu dia buat itu, ada yang bisa digunakan untuk membangunkan mama?"

"Aku rasa tidak. Seulgi tak mengatakan apapun, itu artinya dia tak memilikinya. Seulgi hanya mengatakan jika mama kamu akan bangun."

Yeri dan Sooyoung harus meninggalkan Irene seorang diri. karena para Peri ingin bertemu dengan Yeri. Beberapa saat setelah kepergian Yeri dan Sooyoung, seorang lelaki dengan bertelanjang kaki masuk. Matanya basah. Ujung hidungnya memerah. Dia berjalan mendekati tubuh lemah Irene. Meraih dan menggenggam tangannya.

Tes...

Air mata lelaki itu menetes, mengalir melalui pipi hingga terjatuh ditangan Irene.

"Ma... ma...," lelaki itu menangis.

"Jung... kook...," suara lemah Irene memasuki gendang telinga lelaki yang tengah menangis sesenggukan sambil menggenggam tangan Irene.

Betapa kagetnya Jungkook mendengar suara Irene. Dia segera berdiri memastikan jika itu benar-benar Irene. Ternyata, Irene sudah sadar. Dia tersenyum penuh kelembutan. Bibir pucatnya tak membuat senyuman itu tak menarik. Baru saja Jungkook akan pergi memanggil yang lain, namun Irene menahannya. Dia berusaha duduk dengan bantuan Jungkook. Lelaki itu berlutut disisi tempat tidur Irene.

"Jangan nangis... mama nggak ingin melihat orang kesayangan mama menangis," kata Irene sambil mengusap pipi basah Jungkook.

"Ma.. mama Taehe...,"

Irene meletakkan jari telunjukknya di bibir Jungkook. "Mama tau. Mama mengerti perasaanmu. Sekarang kamu jangan nangis. Jangan terpuruk seperti ini. Yakinlah bahwa ini memang yang terbaik."

"Ma... Jungkook takut jika kehilangan mama juga.. tak ada lagi yang bisa Jungkook panggil mama," tangis Jungkook semakin kencang.

Irene segera memeluk Jungkook. "Sssttt... mama tak akan pernah ninggalin kamu, Taehyung dan Yeri. Juga Vairi. Mama akan selalu sama kalian. Sudah, jangan menangis lagi."

Tanpa mereka sadari, peristiwa mengharukan itu disaksikan oleh Seokjin dan Yeri. Diluar kamar itu, dengan pintu yang sedikit terbuka membuat keduanya mengetahui apa yang terjadi didalamnya. Air mata Yeri juga tak bisa ditahan. Dia kini menangis dipelukan sang ayah.

VAIRI √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang