X

1.8K 261 35
                                    

Seorang gadis sedang terduduk di kursi teras. Dia menikmati udara sore. Ini hari kedua dia tak diperbolehkan melihat keadaan luar. Dia hanya bisa mendengarkan dan merasakan. Dia tak menjalani aktivitas secara normal. Dia mengandalkan orang-orang sekitarnya untuk beraktivitas.

“Yeri? Kok ada disini?,” sapa seorang lelaki dengan memerkan senyumnya. Gigi kelincinya terlihat. Namun percuma. Gadis dihadapannya juga tak bisa melihat. Slayer itu masih setia menutup matanya.

“Kak Jungkook? Aku udah tau kakak bakal dateng.”

“Ngapain disini? Masuk yuk, diluar mulai dingin.”

“Males. Sama aja. Diluar gelap. Didalem juga gelap.”

“Sini,” Jungkook duduk menghadap Yeri. Dia tersenyum dan perlahan melepaskan ikatan slayer itu. Yeri menahan pergerakan tangannya.

“Jangan! Kalau aku ngamuk gimana?”

“SSssssttt... Jangan berisik. Nanti mereka malah tau dan ngelarang gue buat buka ini. Tenang aja. Gue bakal langsung peluk lo kalau lo ngamuk.”

Yeri mencubit lengan Jungkook. “Nyari kesempatan, dasar playboy cap kelinci keriput.”

“Kelinci keriput? Emang lo udah pernah liat kelinci keriput, Yer?”
Yeri malah tertawa. Slayer terlepas. Yeri masih memejamkan matanya.

“Hey. Kok merem? Buka gih,” perintah Jungkook. Yeri menggelengkan kepalanya.

“Nggak apa-apa. Percaya deh sama pria tampan didepan lo ini. Kalo lo ngamuk, berarti taraf kegantengan gue berkurang. Karena belum bisa jinakin singa betina didepan gue ini.”
Lagi-lagi yeri mencubit lengan Jungkook. Tidak hanya sekali. Tapi berkali-kali. Jungkook malah tertawa.

“Udah-udah. Buka gih,” perintah Jungkook lagi.

Yeri ragu. Tapi dia tetap mengikuti perintah Jungkook. Perlahan, mata indah yang dua hari ini tertutup mulai terbuka. Mata itu memperlihatkan iris berwarna ungu samar yang terlihat indah. Jungkook terpaku dengan keindahan mata Yeri. Baru kali ini dia melihat mata indah itu. Secara dekat. Jaraknya hanya satu jengkal didepannya.

Kini mata itu terbuka sempurna. Tak ada perubahan di diri Yeri. Dia tidak mengamuk seperti dua hari lalu. Sempat Jungkook melihat setitik warna merah di mata Yeri. Merah darah yang hampir menyebar namun perlahan pudar saat mata Yeri melihat tepat kearah mata Jungkook. Tatapan mata mereka bertemu.

“Kook, kenapa dibuka?!,” Taehyung berlari kearah Jungkook dan Yeri begitu tau Jungkook melepas slayer yang menutupi mata Yeri.

Tidak hanya Taehyung. Yoongi, Jimin, Seokjin, Yoona, Seungwan dan Sooyoung juga ikut berlari ke teras. Namun, mereka terkejut melihat yang terjadi kecuali Yoongi. Dia tau fungsi dari Jungkook. Di ramalan dia ditakdirkan mendampingi Yeri, karena dia adalah penawar dari semua rasa sakit yang akan dirasakan Yeri nantinya saat memperjuangkan kebebasan Vairi.

“Akhirnya lo bisa ngebuktiin fungsi lo disini, Kook,” kata Yoongi.

Seokjin dan yang lainnya tersenyum sementara Yeri kebingungan.

“Besok kalian akan pergi ke kastil. Jadi mari kita makan malam dan istirahat. Supaya besok kalian tidak kelelahan. Perjalanan ke kastil akan melelahkan bagi yang tidak terbiasa kesana,” jelas Seokjin.

“Apa tidak bisa teleportasi?,” tanya Jungkook.

“Terlalu banyak orang, Kook. Sedangkan yang bisa teleport disini hanya ada Jimin dan Seokjin,” jawab Yoongi.

Jungkook hanya mengganggukkan kepala tanda mengerti.

*

“Seul…,” Hoseok mengetuk pintu kamar Seulgi. Dia merasa aneh dengan saudaranya yang satu ini. Tidak biasanya seorang Seulgi diam. Kalau tidak mengurus tikus-tikusnya, dia pasti berbuat onar. Tapi dua hari ini, Seulgi lebih sering mengurung diri dikamar. Bahkan dia keluar hanya untuk sekolah.

VAIRI √Where stories live. Discover now