XIX

1.8K 254 38
                                    




“Mau kami tidak banyak Penyihir Kim, cukup tunjukkan wujud asli gadis itu pada kami,” jawab Pemimpin Peri. “Kami perlu memastikan sesuatu.”

“Kenapa? Apa niat kalian…?,” tanya Kim Seokjin.

“Bukankah kami sudah mengatakannya? Kami ingin memastikan sesuatu, Tuan Vairi. Gadis kecil, tunjukkan wujud aslimu, kami hanya ingin meyakinkan apa yang kami lihat kemarin.”

“Jangan, Tetap dibelakang mama dan papa, Yer. Jangan ikuti mau mereka,” perintah Irene.

Jungkook semakin menggenggam tangan Yeri. Merangkul gadis itu memberikan ketenangan. Yeri menatap mata Jungkook begitu dalam. Mencari ketenangan dan kehangatan didalamnya. Dia mengangguk begitu mendapatkan apa yang dicarinya.

“Biarkan saja.”

Semua orang melihat kearah perpustakaan. Dari sana keluar dua orang penyihir. Seulgi dengan mata sembabnya dan Yoona yang dengan setia merangkul tubuh Seulgi yang masih berduka. Siapapun yang melihat wajah Seulgi akan merasakan sakit yang dideritanya. Meski penampilannya sedikit berantakan dan terkesan rapuh, tapi itu bukan apa-apa bagi Seulgi. Suaranya masih lantang seperti biasa. Penglihatannya tentang apa yang akan terjadi masih muncul meski hatinya rapuh.

“Apa maksudmu, Seul?,” tanya Taehyung.

“Biarkan saja Yeri menunjukkan dirinya yang sebenarnya. Bukankah itu juga bagus untuk Yeri? Agar dia bisa belajar untuk mengaktifkan kekuatan besarnya? Tadi hanya kekuatan kecil yang dia pelajari. Bukankah sekarang waktunya untuk belajar lebih?”

“Tapi tidak sekarang, Seul…,” kata Taehyung.

“Sekarang bisa saja. Semua akan baik-baik saja. Mereka tak akan macam-macam,” kata Seulgi.

“Apa kamu yakin, Seul?,” tanya Seokjin.

“Sangat yakin.”

Seokjin mengangguk. Dia membalikkan badannya dan meminta putrinya untuk maju bersama Jungkook. Sementara tangan Seokjin menggenggam erat tangan Irene. Meyakinkan pada istrinya bahwa semua akan baik-baik saja.

Dengan langkah ragu-ragu, dan perlahan tapi pasti, Jungkook menuntun Yeri untuk berada beberapa langkah didepan Vairi dan Penyihir. Jantung Yeri semakin berdegup kencang. Tak hanya Yeri saja. Jungkookpun merasa sedikit tegang dengan situasi yang ada. Jika memang para Peri yang berada didepannya akan menyerang, kenapa harus disaat yang tidak tepat? Mereka sedang berduka. Kenapa tak dilain hari saja?

“Bagaimana aku melakukannya?,” gumam Yeri yang tentu bisa didengar oleh Jungkook yang ada disebelahnya, dan seluruh Vairi  yang memang memiliki pendengaran tajam.

“Aku juga kurang mengerti. Tapi coba saja pikirkan kalau kamu akan berubah seperti power rangers,” canda Jungkook.

Yeri yang merasa tak ingin bercanda mencubit perut Jungkook membuat lelaki bergigi kelinci itu meringis. Jungkook mengusap perutnya yang terasa panas karena cubitan Yeri.

“Aku sedang tidak ingin bercanda kak.”

“Iya, maaf.”

“Coba fokuskan pikiranmu seperti kamu ingin menjadi dirimu yang lain,” saran Yoongi. Dirinya juga tak tau bagaimana caranya berubah. Karena waktu itu Yeri berubah saat dirinya dikuasai amarah dan memang Vairi yang ada saat ini tak perlu mengalami perubahan seperti Yeri.

Yeri mencoba memfokuskan pikirannya. Tangannya masih digenggam Jungkook. Dipikirannya dia berteriak “Aku ingin berubah. Aku ingin berubah. Aku ingin berubah.” Berulang kali dia mengucapkan kalimat yang sama. Namun nihil.

VAIRI √Where stories live. Discover now