II

2.7K 360 28
                                    

[Author POV]

“Bunda… Yeri pulang!,” ucap Yeri begitu memasuki rumah sederhananya. Yeri hanya anak angkat. Bukan orang kaya. Hanya orang sederhana yang sekarang tinggal berdua dengan bundanya. Ayahnya sudah meninggal sejak Yeri masih SD.

“Iya, dia begitu cantik.. Ah, sudah dulu, dia sudah pulang,” Yeri tak sengaja mendengar pembicaraan bundanya. Tapi entah dengan siapa.

“Ah, anak bunda sudah pulang. Gimana sekolahnya?”

“Bunda sedang ngobrol sama siapa?”

Bundanya kelabakan, dia meraih asal ponsel yang tak jauh dari dirinya. “Bunda sedang telepon dengan teman lama. Kamu nggak akan tau.”

Yeri memicingkan matanya tanda dia curiga ada yang disembunyikan. “Bunda nggak lagi bohong kan?,” tanya Yeri. Memang aneh, disaat dia bisa mendengar semua pikiran orang-orang, tapi Yeri tak bisa membaca pikiran bundanya.

“Untuk apa bunda berbohong. Yaudah sana mandi, bunda siapkan makanan. Bau asem, ih.”

“Iya nih bun, seharian Yeri berkeringat, pagi dihukum, siang dihukum. Sore ini pulangnya juga lari-larian karena ngejar bis.”

“Dihukum?”

“Iya, tadi Yeri lagi badmood jadi nggak fokus. Terus dihukum sama guru terjelek seantero sekolah. CHOI SIWON yang kampret banget!!!! belum lagi siangnya Yeri ngrusakin praktikum temen, nggak sengaja sih. Akhirnya Yeri dihukum lari muter lapangan. Ah sudah lah bun! Yeri badmood! Mau mandi. Bunda siapin makanan yang enak ya!,” kata Yeri lalu berlari kekamarnya.

Sang bunda hanya menggeleng melihat tingkah putri angkatnya itu. “Lihat Irene, putrimu tumbuh begitu baik. Sebentar lagi kalian akan menjemputnya kan?”

*

“Mati kau!,” teriak seorang gadis sambil mengarahkan tongkatnya kearah pintu. Splash! Cahaya keluar tepat seseorang masuk. Tidak. Tapi beberapa orang.

“Astaga! KANG SEULGI!!!,” teriak lelaki bername tag Kim Namjoon yang baru memasuki rumah. Baru pulang dari sekolah.

“Apa yang lo lakukan?! Bikin kekacauan lagi?!,” kali ini lelaki bergigi kelinci ikut ambil suara.

“Maaf. Aku hanya mau mengusir tikus. Tadi aku buat ramuan untuk menyamarkan bau kaum tersisihkan. Tapi malah tikus itu datang dan menumpahkan setengah ramuanku!,” kata Seulgi menggebu-gebu. Tangannya menggenggam erat tongkat yang dia bawa.

“Ya, tapi jangan bikin kacau rumah juga lah….Bagaimana kalau tiba-tiba para tetua kemari?,” tanya lelaki yang memiliki rahang tegas, Jung Hoseok.

“Tidak akan. Aku tau kapan mereka akan kemari,” kata Seulgi. Lalu matanya bergerak kearah tv. “Tikus jelek jangan kabur!,” maki Seulgi sambil mengarahkan tongkatnya ke tv.

Splash!!! Cahayanya bertemu dengan cahaya lain dan meledak ditengah seperti petasan, tapi tidak terlalu keras.

“Hentikan!,” Namjoon yang mengeluarkan sihirnya hingga menahan sihir Seulgi untuk mencapai tikus yang sedang berada diatas tv. Dengan ayunan tangan, tongkat Seulgi sudah berpindah ke Namjoon.

“KIM NAMJOON!!!!”

“Apa?!!! Lo bisa ngrusakin tv tau nggak? Itu baru aja dibeli Hoseok  dua minggu lalu, masak mau lo  hancurin?! Sana kekamar! Kita kedatangan tamu,” perintah namjoon.

VAIRI √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang