SINCERITY - 33

1.7K 47 0
                                    

TIGA TAHUN YANG LALU ...

Kita mau kemana, sih?

Kinar tidak bisa menahan rasa penasarannya, sudah satu jam Arga mengajaknya pergi dan selama itu juga Kinar tidak tahu cowok itu akan mengajaknya kemana? Namun ketika sampai disebuah mall, Kinar sudah tahu jawaban Arga. Cewek itu mengernyit bingung, seolah mengatakan 'ngapain kita kesini?'. Karena mengerti tatapan Kinar, Arga akan menjelaskannya setelah membuat mereka keluar dari mobil.

“Nggak apa kan kalau gue ajak kesini?” tanya Arga dengan nada penuh harap, dia berharap cewek itu mengucapkan kata 'ya'.

“Lah terus? Udah terlanjur, juga?” Jawab Kinar dengan nada kesalnya. Bukan apa, hanya saja seharusnya cowok itu menanyakan hal itu sebelum berangkat tadi. Lagi pula memang dia belum tahu tujuan Arga membawanya ke tempat ini.

Cowok berambut coklat itu nyegir, dengan menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.

“Ya udah, yuk.” Arga menarik pergelangan tangan kanan Kinar, membuat cewek itu tertegun. Dia terdiam, merasakan detak jantungnya yang tidak beraturan. Dia tidak tahu, dan Arga-pun sama. Tapi setiap kali dia berdekatan dengan cowok itu, runtuh juga pertahanannya. Selalu saja detak jantung Kinar semakin cepat, ia selalu gemetar dan gugup.

Keduanya sampai disebuah butik yang terdapat didalam mall, Kinar meninggikan sebelah alisnya. Alasan apa lagi yang membuat Arga membawanya kemari? Lagi, Arga kembali menarik pergelangan tangan Kinar untuk segera masuk.

“Pilih gaun yang menurutmu cantik,” ujar Arga dengan nada santainya. Sementara cewek itu segera menoleh kearah Arga, menatap cowok itu dengan sedikit terkejut. Pasalnya ia tidak tahu maksud Arga melakukan semua ini. Tanpa berpikir lama, Kinar segera memilih gaun yang menurutnya cantik. Tatapannya tertuju pada sebuah gaun dengan panjang selutut berwarna biru tosca, lengannya panjang dan bagian depan berenda. Senyum Kinar terbit, ia menghampiri gaun tersebut. Namun dia tahu kalau dirinya tidak pantas mengenakannya. Dia saja selalu menolak mengenakan pakaian semacam itu, meskipun bundanya ngotot agar dia mau mengenakan pakaian tersebut ketika sedang pergi kesebuah acara.

“Oke yang ini,” ujar Arga kemudian. Tiba-tiba cowok itu mengambil gaun yang ditatap Kinar sambil meninggikannya dihadapan Kinar. Cewek itu cukup terkejut. Hingga spontan mengatakan “Eh—”

“Kenapa? Ini cantik, kan?” Ujar Arga santai, lalu dia melangkahkan kakinya menuju kasir. Kinar menghela napas, tak urung untuk mengikuti Arga.

Setelah keluar dari mall, dan Arga membungkus gaun tersebut dengan kotak dan kertas kado. Ia berniat mengajak Kinar untuk mampir kesebuah kafe, ia tahu Kinar lapar. Lagi pula ini juga akan menjadi rasa terimakasihnya karena Kinar mau menemaninya memilih gaun tersebut.

***

“Em, kita mau kemana, kak?

Saat ini, Kinar dan Arga berada didalam mobil Arga yang membawa mereka kesebuah tempat. Kali ini Kinar mengenakan rok selutut berwarna biru dongker dengan cardigan berwarna putih. Arga juga terlihat rapi dengan bawahan celana jeans panjang dengan atasan kaos putih yang dibalut dengan jas berwarna gelap.

Arga hanya diam, sama seperti kemarin siang. Cowok itu seperti tidak berniat menjawab pertanyaan Kinar. Hingga mobil Arga berhenti dihalaman sebuah rumah minimalis.

Rumah siapa? Pikir Kinar bingung, setelahnya dia dan Arga keluar dari mobil. Melangkah memasuki rumah tersebut.

Kinar cukup terkejut ketika melihat Aliva didalam rumah tersebut, itu artinya Arga mengajaknnya ke rumah gadis yang belum Kinar kenal, dan pikiran tentang sebuah pertanyaan melayang-layang diotaknya.

SINCERITY [COMPLETE]Where stories live. Discover now