2

2.2K 229 109
                                    

Note: Hai ak baru sadar kalau marga Jiyeon ke-ketiknya Song Jiyeon harusnya Jung Jiyeon ya, tolong maafkan akuh... di part ini aku tulis Jung Jiyeon, semoga tidak bingung.

Selamat membaca.

--


👑 🦊 👑

👑 🦊 👑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍁🍁🍁

Pagi di hari berikutnya Seraphina terbangun setelah jemari seseorang mengusap pipinya, dia membuka mata dan mengerjap-ngerjap dalam limpahan matahari pagi dari balik jendela kaca yang tirainya dibiarkan terbuka.

"Aku harus berangkat sekarang," kata Seokjin, dalam intonasi berat dan agak serak. Dia menegakkan punggung, memerhatikan Sera yang berantakan seraya berusaha duduk.

Selimut yang menutupi tubuh polos Sera turun sampai melewati dada, gadis itu mendongak hanya untuk menjadi terpana. Dia terkesiap sewaktu tangan Seokjin menarik selimut untuk menutupi dadanya, sementara dia masih memerhatikan pria itu yang sudah berdiri tegak dalam keterkaguman sampai lisannya terkunci.

Sera ingat kalau kliennya ini adalah pria tampan, sangat tampan malah. Tetapi pagi ini, Kim Seokjin berdiri dalam setelan jas hitam Bottega Veneta, dengan senyum tipis, dagu runcing terangkat, rambut hitam yang tertata rapi, sosok pria 35 tahun setinggi 185 senti itu tampak begitu berwibawa. Perawakan Seokjin seolah-olah terlihat membesar ketika sudut matanya tertarik ke atas, begitu lancip dengan manik coklat pekat.

Singkatnya, Kim Seok Jin memberi kesan terlalu sempurna bagi lawan bicaranya.

"Astaga, kau tampan sekali, Tuan Kim."

Pujian itu lolos tanpa penghalang, Sera serta merta ingin berdiri tapi tertahan karena Seokjin sudah lebih dulu membungkuk, mengusap puncak kepalanya dengan sentuhan yang kelewat lembut. Otomatis aliran darah Sera naik dan berhenti di kedua pipinya, dia mengerjap lebih sering ketika suara Seokjin yang terlampau rendah mengalun di telinganya.

"Kau bisa minta sekretaris Zhang untuk mengantarmu pulang, tinggal tekan angka 12," kata Seokjin, sembari melirik telepon di meja nakas.

"Tidak perlu, Tuan Kim, ada yang menjemputku," jawab Sera setelah berhasil mengendalikan dirinya.

"Oke, aku pergi. Jaga dirimu."

Seokjin berlalu keluar dari kamar itu, meninggalkan Sera yang termangu di ranjang tidur sampai pintu kamar terayun dan tertutup. Pipinya masih hangat, dia tersenyum senang lalu buru-buru menyambar ponsel.

"Soobin Oppa!" pekik Sera saat teleponnya tersambung. "Aku sudah selesai, bisa jemput sekarang?"

"Aku di jalan, kok. Cepat mandi, aku bawakan baju ganti."

Tuan Kim dan Sang PelacurWhere stories live. Discover now