5

996 169 61
                                    

👑 🐹 👑

👑 🐹 👑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍁🍁🍁

Jiyeon benar-benar muak dengan tingkah Sera yang jelas-jelas memancing dirinya, meski dia tidak tahu kenapa harus sekesal itu melihat perhatian Seokjin pada Sera. Dia sudah bercerai dari Seokjin dan Seraphina memang istri Seokjin. Dan perlu digaris bawahi, bahwa, dia yang menggugat cerai lebih dulu, dia memesan Sera untuk Seokjin, menghianati Seokjin dengan sederet rencana busuk hanya demi memenangkan hak asuh Reeya dan menurunkan Seokjin dari tahta kekuasaan.

Lantas sekarang, haruskah dia berprilaku sebagai karakter tersakiti oleh sosok antagonis?

Sejujurnya, tidak ada adegan berlebihan selama di mobil; pakaian Sera memang terlalu minim untuk udara dingin di malam hari, dan, meski berusaha disangkal berkali-kali, Jiyeon bisa merasakan kemurnian dari kekhawatiran Sera terhadap putrinya.

Kalau Jiyeon ingat-ingat lagi; Seokjin memang bukan tipe pria romantis, terhitung hanya satu kali Seokjin menyiapkan kejutan romantis di hari ulang tahunnya. Seokjin tidak suka mengucapkan kalimat manis, tapi Seokjin selalu punya perlakuan tidak terduga, meneliti bagian-bagian kecil dari pasangannya dengan sangat detail.

Tetapi mengingat betapa bedanya nada suara Sera sewaktu berhadapan dengannya dan saat bersama Seokjin, membuat Jiyeon jadi kesal. Haruskah Sera berbicara semanis itu di depan Seokjin?—geram Jiyeon, melipat tangan depan dada, memberhentikan Sera yang ingin masuk ke dalam rumah.

"Cukup Sera, jangan melebihi batasanmu. Ini rumahku dan aku tidak akan membiarkan rumahku kotor oleh pelacur sepertimu."

"Punya kata-kata lain yang lebih menyakitkan, kalimat seperti itu sudah tidak mempan di telingaku."

"Apa maumu?"

"Seharusnya aku yang bertanya, apa maumu, Jiyeon? Urusan kita sudah selesai, aku tidak lagi bekerja padamu dan tidak pernah menerima uang darimu. Masalahmu dengan Seokjin, bukan denganku. Ah, apa kau benar-benar ingin bersaing denganku?"

Jiyeon siap mendebat, tapi kembali mengatupkan bibirnya, kata-kata Sera terlalu sulit untuk dia sanggah.

"Dengar, tidak semua pria menyukai wanita keras kepala dan sok kuat sepertimu, sebagian dari mereka menyukai perempuan lemah sehingga mereka punya alasan untuk melindungi, menjadi sosok yang dibutuhkan. Seokjin adalah tipe yang kedua, sayang sekali sepertinya kau tidak pernah menyadari padahal sudah menghabiskan tujuh tahun hidup bersamanya."

Jiyeon tahu betapa perhatiannya Seokjin terhadap Karina, setelah tahu Karina mengalami pelecehan oleh ayah tirinya sendiri. Jiyeon juga tahu kehidupan orang-orang bawah seperti Seraphina sangatlah berat; para pelacur itu diperlakukan tidak layak, seperti hewan perah. Dia sudah menduga Seokjin akan memperlakukan Sera dengan baik, tapi masalahnya, cara Seokjin memandang Sera sangat mengganggunya.

Tuan Kim dan Sang PelacurWhere stories live. Discover now