DUA PULUH DUA

195K 17.9K 1.8K
                                    

Happy reading.

Happy reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Edgar, salam," tegur ibunya ketika Edgar lagi-lagi masuk ke dalam rumah tanpa mengatakan apa-apa. Padahal sudah beberapa kali ia menegur anak semata wayangnya​ itu, tetapi tetap saja Edgar tidak berubah.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Edgar mencium punggung tangan ibunya, berbalik dan hendak masuk ke dalam rumah tetapi ucapan wanita itu menghentikannya.

"Edgar​, ke sini. Mama mau ngomong sesuatu sama kamu."

Edgar berbalik kembali, duduk di kursi dekat etalase yang terdapat kue-kue kecil di dalamnya, meskipun kebanyakan sudah habis terjual. Selain enak, kue buatan ibu Edgar juga relatif terjangkau, sehingga anak​-anak dan remaja di sekitar rumah mereka sering membeli kue di sana.

"Kalo mau kamu bisa ambil," ucap ibu Edgar. Edgar menurut dan mengambil kue kecil yang memiliki cita rasa yang tidak terlalu manis, karena berisi keju di dalamnya. Edgar memang kurang menyukai makanan dengan citarasa manis.

"Mama mau ngomong sesuatu sama ka-"

Ucapan ibu Edgar terpotong gara-gara ada beberapa siswi sekolah menengah pertama yang hendak membeli kue berukuran sedang. Ibu Edgar yang ramah dan selalu ingin tahu kemudian bertanya untuk apa kue itu, dan dengan jujur salah satu dari mereka mengatakan untuk ulang tahun pacarnya.

Tiba-tiba teman dari yang membeli kue itu memandang Edgar dengan pandangan tertarik. "Temen aku sih udah pacaran, tapi aku belum."

Ibu Edgar tertawa. "Kenapa belum?"

"Belum nemu yang nyantol di hati, mungkin kakak itu bisa."

Edgar mendelik, menunjukkan ekspresi wajah yang sering orang lain anggap menyeramkan.

Ibu Edgar mengibaskan tangan setelah selesai membungkus pesanan remaja itu. "Dia udah punya pacar."

"Sakit hati dede," gumamnya.

Edgar mendengus, lalu mengunyah kue hingga habis.

Setelah siswi-siswi SMP itu pergi, ibu Edgar kembali membuka suaranya. "Mama mau ngomong atau lebih tepatnya nanya."

Edgar hanya menaikkan kedua alisnya.

"Kamu kapan bawa pacar kamu ke sini? Namanya Sandra, kan?"

Edgar memalingkan muka, enggan menjawab. Karena ia sendiri tidak tahu harus menjawab apa.

Cold Couple (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now