Part 35

11.4K 1.1K 78
                                    

Aslyn berdiri membelakangi Rhodri, sebilah pedang keperakan di genggamannya  berkilauan diterpa cahaya rembulan. Iris mata bagian kanan Aslyn berubah keemasan. Pandangannya terlihat kosong, tak ada tanda-tanda yang menunjukkan gadis itu adalah gadis yang dikenal Alexis beberapa waktu yang lalu. “Apa yang terjadi?” Gumam Alexis.
“kau ingin tahu apa yang telah terjadi?” Tanya Rhodri sambil berjalan ke arah Aslyn.

Dengan tenang dia melingkarkan tangannya di bahu gadis itu. “Aslyn bagaimana jika kau tunjukkan perasaanmu yang sebenarnya pada anak itu!” Rhodri berbisik di telingan Aslyn. “bunuh dia!!” Perintahnya seraya menyeringai.

Aslyn melesat cepat ke arah Alexis, kecepat yang luar biasa untuk ukuran manusia. Aslyn mengangkat senjatanya mengarahkan serangan ke arah Alexis. Sejenak, Alexis terkejut dia terheran-heran dengan kemampuan gadis di hadapannya. Sangat tidak mungkin Aslyn memiliki kekuatan dan kecepatan itu.

Alexis terlihat membeku saat sebuah serangan Aslyn mengarah padanya, hingga seseorang muncul di samping Alexis dan menahan senjata Aslyn dengan pedangnya. “Yang Mulia!! Anda harus tetap focus dengan pertempuran ini!” Howen mengingatkan Alexis.

Alexis melirik ke arah Howen, dan menatap lawan di hadapannya. Iris keemasan Aslyn terlihat jelas di depan Alexis. “Benar! Aku harus fokus.” Gumam Alexis.

Alexis bersiap dengan pedangnya, mengarahkan pedangnya pada gadis di hadapannya dengan yakin. “aku adalah iblis, nafsu, amarah dan kekuatan adalah milikku. Tak peduli kau atau siappun yang menghalangiku akan ku singkirkan.” Kata Alexis sembari mengayunkan pedangnya ke perut Aslyn.

Tapi, dengan lincahnya gadis itu menghindar menjauh dari serangan Alexis. Howen hendak  maju untuk membantu Alexis, tapi langkahnya di hentikan oleh Alexis. “akan aku hadapi dia sendiri. Kau urus yang lain!”

Alexis maju kearah Aslyn bersiap dengan serangannya lagi, begitu pula Aslyn. Dua kekuatan besar saling berbenturan kuat pedang mereka saling bertemu. Dari kejauhan Rhodri terlihat mengamati mereka dengan puas.

Ssyuutttt….

Sebuah panah keemasan meluncur dengan cepat ke arah belakang Rhodri.

Tingg…

Rhodri berhasil menepis anak panah itu dengan pedang di tangannya, matanya menatap waspada ke arah Devian yang baru saja menurunkan busurnya. “harusnya kau tetap fokus pada lawanmu!” kata Devian sembari menyeringai.

“Yang Mulia sebaiknya anda…” Kalimat Saleos yang mencoba mencegahnya bertarung segera di potong Devian.

“tidak, akan ku habisi dia dengan tanganku.” Devian meluncur cepat kearah Rhodri busur di tangannya menghilang digantikan dengan pedang keperakan dengan gagang emas.
Saat kedua pedang berbenturan dentuman besar terdengar, tanah bergetar dan angin berhembus kuat. “harusnya aku menghadapimu dengan serius sejak awal.”

Devian dan Rhodri meluncur keudara hingga terlihat kilatan-kilatan cahaya saling berbenturan, melesat dengan cepat di atas medan pertempuran. Devian meningkatkan kekuatannya dan kecepatannya, begitupula Rhodri yang terus fokus menghadapi Devian.

*****

Mata seorang wanita baru saja terbuka, memamerkan iris biru indahnya kembali. Perlahan dia mengamati dunia yang baru dia lihat. Meski dalam ruangan gelap dia dapat melihat semua dengan jelas tanpa kesulitan.

Tempat yang terlihat asing baginya, dia mengedarkan pandangnnya dan beberapa orang terlihat menunduk memberi hormat padanya. Perlahan dia bangun, menyentuh dinginnya lantai marmer hitam dengan kaki telanjangnya. Gaun putih panjang menjuntai menyentuh lantai.
“selamat datang Ratu Alice!!” hormat salah satu pria tua pada wanita itu.

Devil Child [ TAMAT]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin