Part 28

9.6K 1K 54
                                    

Perlahan tangan kekar Devian mengangangkat tubuh lemas istrinya dari dalam air. Air menetes dari tubuh Alice meninggalkan jejak tetesan air di sepanjang jalan yang dilewatinya, Devian berjalan lurus ke tengah ruangan dimana para tabib berdiri di sana. Di salah satu tangan tabib terlihat memegang sebuah wadah yang di penuhi cairan hitam encer.

Perlahan Devian meletakkan tubuh istrinya di atas tempat tidur yang sudah di persiapkan di tengah ruangan. Sang tabib berjalan perlahan mendekat ke arah Alice.
"Dimana Pangeran Alexis?" Tanya tabib sambil mengedarkan pandangannya mencari sosok yang ia cari.

"Anak itu disaat seperti ini selalu saja.... "

"Maaf, aku terlambat." Alexis masuk ke dalam ruangan, terlihat dia membenahi bajunya.

Dengan cepat dia menghampiri tempat ibunya berada dan berdiri di samping ayahnya. "Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Alexis.

"Dalam tubuh anda mengalir darah Ratu, kami membutuhkannya untuk membangkitkannya." Seorang tabib menyerahkan sebilah belati perak pada Alexis.

Alexis meraih belati tersebut dan bersiap menggores telapak tangannya. Tabib lain segera menaruh wadah yang telah berisi cairan apel tersebut didekat Alexis.

Alexis menggores telapak tangannya, darah segar mengalir keluar dari luka sayatan tersebut menetes perlahan ke dalam wadah. Seseorang mendekat, mengambil belati dan juga cairan yang telah bercampur dengan darah Alexis. Seorang pelayan mendekat dan memberikan sapu tangan putih untuk Alexis, dia meraih sapu tangan itu menggunakannya untuk menutup luka di tangannya.

Tabib berjalan mendekat ke arah tetua yang sejak tadi telah berdiri di dekat Alice. Sesekali terlihat nafas Alice yang mulai melambat. Tabib mulai merapalkan beberapa mantranya, setiap rangkaian kalimat aneh terus terucap dari bibirnya.

Alexis terlihat menatap ibunya, tak berapa lama dia berbalik hendak keluar dari ruangan itu. Tapi, tangan Devian meraih lengan putranya. "Mau pergi kemana kau?" Tanya Devian dingin.

"Aku sudah tidak ada urusan lagi disini." Gumam Alexis.

"Tunggu sampai ibumu bangun kembali, jika sampai dia tidak melihatmu disini entah apa yang akan dia lakukan padaku."

Alexis kembali ke posisinya bersedekap menatap ke arah ibunya. Perlahan tabib mulai memasukkan obat ke dalam mulut Alice perlahan. "Apa kau takut padanya?" Tanya Alexis tanpa menatap ayahnya.

"Tidak juga, aku sudah terlalu banyak menyakitinya." Gumam Devian. "Bagaimana lukamu?" Devian melirik ke arah Alexis. "Sepertinya penyembuhannya mulai melambat."

"Apa kau mencemaskan aku?" Alexis menatap ayahnya dingin.

Devian diam dan menatap lurus ke arah istrinya.

********
Disaat yang sama, di lokasi berbeda....

"Apa kau bilang????" Suara teriakan menggema hampir di seluruh ruangan. "Lalu bagaimana dia bisa bangkit tanpa tubuh pengganti? Dimana gadis bodoh itu?"

"Aku di sini sejak tadi." Aslyn berjalan santai mendekat ke arah Rhodri.

"Kau..  Kau yang telah membantunya?" Rhodri mencengkeram leher Aslyn dengan kuat. Membuat gadis itu meringis kesakitan dan mulai kesulitan bernafas.

"Ba.. Bagaiamana aku bisa melepaskannya, saat aku bersamamu?"

Rhodri melepas dengan kasar tubuh Aslyn, mebuat gadis itu ambruk dengan cukup keras. Aslyn menggosok lehernya perlahan, perih dan panas itu yang ia rasakan. "Dengar, apa kau pikir dengan melepaskannya rencanaku akan gagal?? Kau salah, akan aku gunakan diriku untuk melawan mereka."

Devil Child [ TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang