Part 10

12.6K 1.2K 65
                                    

Alexis duduk dengan dikelilingi beberapa wanita di sekelilingnya, ditangan kanannya dia memegang segelas anggur merah yang tinggal seperempat.
"Tuan, kau begitu tampan, kaya dan juga baik hati. Kenapa kau tidak menikah saja?" Tanya salah satu wanita pada Alexis dengan menggelayut manja di pundak Alexis.

"Aku tampan dan kaya, tapi aku bukan orang yang baik hati. Hanya saja, aku tidak bisa membiarkan wanita secantik kalian sendiri. Bagaimana jika aku menikah dengan salah satu dari kalian dan menjadikan kalian Ratu di istanaku?" Tanya Alexis dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Kyaaaa... Benarkah?" Tanya salah satu dari mereka seakan mencoba memastikan.

"Tapi, aku tidak bisa menikahi kalian semua. Bagaimana ini?" Alexis berpura-pura terlihat kecewa dan murung.

"Lalu, apa anda akan memilih salah satu dari kami?" Tanya salah satu dari mereka dengan manja.

"Jika anda harus memilih wanita seperti apa yang anda inginkan?" Seorang lainnya mengedip manja pada Alexis dengan memainkan jemarinya pada ujung rambutnya yang ikal.

"Aku ingin wanita yang seperti seorang ibu bagiku." Alexis menatap kosong ke bawah. Sesaat dia teringat ibunya.

"Apa kau menyukai seorang wanita yang sudah memiliki anak?" Tanya salah satu dari wanita itu terkejut.

Alexis segera tersadar dari lamunannya dan menatap kearah gadis-gadis disana satu persatu. "Aku menyukai semua wanita cantik disini, aku tidak akan bisa memilih satupun dari kalian karena kalian sangat berharga bagiku." Alexis menunjukkan smirknya yang sukses membuat wanita-wanita itu berteriak histeris.

Tok.. Tok.. Tok..

"Pangeran, sebaiknya anda keluar sebentar." Terdengar suara Howen dari balik pintu.

Alexis segera bangkit dari tempat duduknya yang membuat para gadis terlihat kecewa. "Aku akan segera kembali untuk kalian." Alexis mengedipkan sebelah matanya membuat semua wanita tenggelam dalam pesona bocah remaja itu.

Alexis menatap Howen yang tengah berdiri di depan pintu. "Ada apa lagi sekarang, tak bisakah kalian membiarkan aku bersenang-senang sejenak." Alexis menunjukkan ekspresi memohon.

Howen kemudian mendekat ke arah Alexis dan membisikkan sesuatu. Wajah Alexis mengeras, tangannya mengepal kuat hingga buku-bukunya memutih.
"Kau yakin, itu mereka?" Tanya Alexis seakan memastikan.

Howen mengangguk mantap. "Saya sudah memastikannya."

"Sebaiknya, kita segera pergi. Sebelum ada yang mengatakan sesuatu pada mereka." Alexis segera melangkah cepat mendahului Howen.

******
"Kami ingin bertemu Raja Malbork, kami ini utusan langsung dari Kerajaan Lucery yang di pimpin Raja Devian." Seorang pria dengan baju Besi tengah menatap penjaga gerbang kerajaan Malbork dengan tatapan tajam.

"Raja sedang tidak berada di tempat, kalian bisa kembali lagi nanti." Jawab seorang penjaga santai.

"Dengar, kami tidak akan pergi sebelum bertemu Raja kalian." Jawab Pria itu kesal.

"Baiklah, silahkan menunggu." balas sang penjaga santai.

Tak berapa lama pintu gerbang terbuka dari dalam. Seorang iblis berkulit merah, dengan badan kekar, mata ke emasan dengan tanduk hitam di atas kepalanya, berjalan keluar menatap semua utusan yang di kirim Devian dari kerajaan iblisnya.

"Raja Al, memerintahkan utusan dari kerajaan Iblis Lucery untuk menghadap sekarang." terdengar suara lantang dan keras dari sosok iblis besar itu.

Beberapa utusan Devian berjalan mengikuti iblis berbadan kekar di hadapan mereka. Hingga akhirnya mereka berhenti di depan pintu besar, secara otomatis pintu terbuka lebar dan para utusan berjalan masuk kedalam ruangan itu.

Devil Child [ TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang