Part 34

11.5K 1.1K 64
                                    

Devian berusaha bangkit menatap lawannya penuh waspada. Rhodri menyeringai, tanduk besar terbentuk sempurna di kepalanya, jubah hitam menjuntai menyapu tanah. Baju zirah dengan warna hitam pekat terpasang di tubuhnya dengan sempurna dan sebilah pedang hitam telah berada di genggamannya. Dari pedang tersebut terlihat bayangan-bayangan kobaran api hitam yang seakan hidup.

"Bangkitlah, tidak seru jika kau menyerah begitu saja." Kata Rhodri dengan senyuman lebar.

"Kau benar!" Devian telah bersiap dengan kuda-kuda kakinya. "Meski merepotkan, aku harus tetap membunuhmu."

Rhodri bersiap, mengumpulkan setiap tenaga dalamnya dia melesat cepat ke arah Devian mengarahkan senjata iblisnya ke arah Devian.

Devian seakan tak mau kalah, dia melesat menghampiri Rhodri. Membuat senjata mereka saling beradu kembali. Dentingan suara nyaring dari logam baja yang saling berbenturan hingga mengeluarkan percikan api begitu kedua senjata saling bertemu.

Saat keduanya saling dorong senjata mereka melompat menjauh dari satu sama lain, Rhodri bersiap memusatkan tenaga dalamnya. Perlahan bayangan hitam di pedangnya semakin membesar bagai kobaran api hitam.

Devian segera menyiapkan dirinya saat Rhodri menebaskan pedangnya keudara bayangan hitam melesat cepat ke arah Devian.

Devian, juga melakukan hal sama menebaskan senjatanya ke udara hingga cahaya merah meluncur cepat.

Bledarrrr....

Suara ledakan kuat terdengar dari kedua kekuatan dahsyat yang bertemu.

Braakkk...

Terdengar suara benda yang membentur dinding perisai.
"Yang Mulia!!!" Teriak Panglima Lucery bersamaan, saat melihat tubuh Devian membentur dinding perisai.

Tubuh Devian ambruk, darah segar mengalir dari sela bibirnya. Luka-luka lebam dan memar terlihat di wajahnya. Devian mencoba untuk kembali berdiri, berusaha untuk mengumpulkan kembali setiap kekuatannya.

Perlahan Rhodri berjalan mendekat ke arah Devian, dia telah menghunus pedang panjangnya seakan siap untuk menghabisi lawannya sekarang juga. Tapi, saat Rhodri hampir mendekati Devian sesuatu terjadi.

Syuuuutttt... Draakkkk... Crep...

Sebuah anak panah menancap tepat di depan Rhodri, membuat pria itu terkejut dan mencari asal panah itu. Mata Rhodri membulat sempurna, ekspresi terkejut terlihat jelas di wajahnya. "Ba... Bagaimana.. " Dia menatap lubang pada perisai pelindung yang ia buat.

Kraaakkk... Kraakkk...

Terdengar suara retakan, di bagian atas pelindung retakan memanjang dan semakin meluas.

Prankkk...

Perisai Pelindung pecah berkeping-keping begitu seseorang menendang bagian atas perisai.

Tapp...

Seseorang yang berhasil menghancurkan perisai yang di buat Rhodri kini berdiri membelakangi Devian. Devian mengamati punggung pria itu dan beralih pada busur di genggamannya.
"Panah ini? kekuatan ini? Bagaimana dia..." Devian menatap Putranya seakan tak percaya.

"Akhirnya kau datang juga!" Rhodri menatap Alexis. "Kau akan bekerja sama dengan ayahmu, suguh mengharukan."

"Aku kesini untuk membalas apa yang telah kau lakukan padaku, dan mengambil milikku." Jawab Alexis mantap.

"Milikmu?" Rhodri tersenyum. "Hahaha... " Tiba-tiba tawanya meledak. "Sejak kapan dia menjadi milikmu? Dia sudah memilih putraku."

"Putramu?" Tanya Alexis tak mengerti.

Devil Child [ TAMAT]Where stories live. Discover now