Part 6

13.3K 1.3K 56
                                    

Alexis berdiri di sebuah tempat tandus penuh bebatuan. Langit abu-abu, membuat suasana terasa lebih gelap. Tempat yang sepi, bahkan mungkin tak ada siapapun disana. Terasa hawa dingin memenuhi tempat itu. Perlahan Alexis melangkahkan kakinya, dia menatap waspada ke segala penjuru. Hingga, kakinya menginjak sesuatu.

Alexis melihat kebawah kakinya, sebuah kepala tengkorak. Sepontan Alexis mundur beberapa langkah karena terkejut. "Dimana ini?" Gumamnya lirih. Alexis kembali mengedarkan pandangannya, berharap menemukan orang lain di sana.
"Terkurung dalam lembah kematian, tanpa keyakinan kau akan hancur." suara-suara bisikan terdengar dari segala penjuru arah.

Alexis berbalik menatap waspada dengan kehadiran orang lain. "Siapa disana? Keluar kalian!" Teriak Alexis.

Tak ada jawaban, hanya kalimat yang sama yang diucapkan oleh suara-suara berbeda yang silih berganti. Suara yang terdengar semakin cepat.
"Pangeran... Pangeran... Pangeran... "

"Howen!!!" Teriak Alexis keras.
Saat dia sadar, dia masih berada di kamar besarnya. Terlihat Beryl mencoba membangunkan Alexis, dan menatap pangeran muda itu khawatir.
"Pangeran! Anda mimpi buruk?" Tanya Beryl khawatir.

Keringat membasahi kening Alexis. Nafasnya terlihat naik turun, seperti baru berlari berkilo-kilo meter. Alexis melirik kearah Beryl sesaat dan bernafas lega.
"Bibi, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Alexis kemudian.

"Saya hanya mengantarkan pakaian anda, Pangeran. Tapi, sepertinya anda bermimpi buruk." Beryl menatap Alexis penuh rasa khawatir.

"Aku tidak apa-apa. Hanya saja, aku jarang sekali bermimpi." Jawab Alexis.

"Baiklah, kalau begitu apa Pangeran ingin saya membantu menyiapkan air hangat dan sarapan pagi. Air hangat akan membuat anda tenang." Usul Beryl.

"Tidak, bibi. Tapi bisakah bibi memanggil Howen kemari?"

"Tentu saja, saya akan segera kembali." Beryl segera beranjak pergi dari kamar Alexis.

*******

Seseorang baru saja membuka pintu besar, langkah kakinya terdengar menggema di seluruh ruangan, langkah kaki terhenti di depan jendela besar ruangan itu.

Srakkkkk...

Tirai Jendela besar itu langsung terbuka, membiarkan sinar matahari menerobos masuk kedalam ruangan itu. Sinar matahari langsung mengarah pada wajah si penghuni kamar yang tengah tertidur pulas. Tempat tidurnya terlihat sangat berantakan, pria yang baru saja masuk terlihat menggelengkan kepalanya.

"Ckckckc... Bagaimana bisa seorang pangeran tidur dengan cara seperti ini? " dia menggeleng tak percaya.

Rhodri yang tengah terlelap akhirnya terganggu dengan sorot mentari pagi yang menembus jendela kamarnya. Perlahan dia menggeliat di tempat tidurnya, mengumpulkan kembali setiap keping kesadarannya. Rhodri menggosok kedua matanya mengusir setiap rasa kantuk yang masih melekat di matanya.
"Siapa kau?" Tanya Rhodri saat melihat sosok seorang pria berusia empatpuluhan di depannya.

"Saya pelayan anda perkenalkan nama saya Bill. Saya akan menyiapkan setiap keperluan anda." Bill membungkuk memberi hormat.

"Jadi kau yang akan melayaniku?" Tanya Rhodri menatap pelayan di depannya dengan sombong. "Baiklah, kalau begitu siapkan sarapan untuk ku!" Perintah Rhodri.

"Sebaiknya anda membersihkan diri terlebih dahulu, setelah itu anda bisa pergi keruang makan untuk sarapan bersama Pangeran Alexis." Jelas Bill.

"Apa?? Aku tidak mau makan dengannya, aku ingin makananku disiapkan dikamarku." Jawab Rhodri kasar.

Devil Child [ TAMAT]Where stories live. Discover now