Douchebag #18

32K 962 23
                                    

Writing this chapter since: 22 Maret 2014

Song of this chapter: Petra Sihombing ft. Ben Sihombing - Mine

_______________

Douchebag #18

(not edited) as always :P

_______________

 YESSA

Official first date bersama Roland, malam ini, tepatnya pukul 7 malam.

"Mom! Apakah kau melihat dress yang diberikan Aunty Jenna tahun lalu untukku?" tanyaku dari dalam kamar sambil mengobrak-abrik isi lemariku. Baju-bajuku sudah tak terlipat dan berceceran di lantai. Hah, itu akan jadi urusan nanti, aku janji.

Kau lihat, aku tidak mampu untuk mendirikan lemari baju seluas kamar tidur yang dindingnya dipenuhi pakaian-pakaian, sepatu, tas, dan aksesoris yang harganya mencapai puncak gunung Everest. Lemariku hanya sebuah lemari dua pintu dengan tongkat untuk menggantung bajunya dan laci-laci kecil. Untung saja baju-bajuku cukup muat di situ. Aku bukan tipe gadis yang shoppaholic. Jika memang kau tipe gadis yang seperti itu, pergilah ke Wendy Rios, dewi dari seluruh wanita di SMA Collins.

"Sepertinya ada di kamarku, Sayang." jawab Mom yang sedang membuat sesuatu di dapur. Jarak antara kamar dan dapur tidak terlalu jauh jadi... ya begitulah hahaha.

Tanpa berpikir dua kali, aku segera melaju ke kamar Mom dan mulai membuka lemari pakaiannya yang seukuran denganku. Mataku menangkap dress atasan putih dengan rok berwarna baby blue yang indah, di belakang atasan putih itu terdapat floral print yang menambah kesempurnaan dress itu. Aku mengambilnya dengan hati-hati, layaknya sedang memeang batangan emas yang bisa membuat mata manusia lepas dari kantungnya. Ini adalah dress indah pertamaku yang diberikan Aunty Jenna, adik Dad, tepatnya Ibunya Julian, saat ulang tahunku yang ke-16 tahun lalu. Aku tidak pernah menggunakan dress ini karena ini seperti sebuah perhiasan mahal yang tak mampu kubeli. Dan... aku juga tidak tahu waktu yang tepat untuk memakainya waktu itu. Dan sekarang, inilah saatnya.

Dengan hati melompat-lompat kegirangan, aku segera keluar dari kamar tidur Mom menuju kamarku, mataku masih menatap dress itu dengan kagum. Ini cantik sekali. Semoga saja ini masih muat denganku, mungkin saja beratku bertambah dalam setahun. Bisa jadi, 'kan?

Aku menutup pintu kamar dan langsung mengganti pakaianku. Kuambil tas make-upku karena sudah kuputuskan aku akan berdandan natural malam ini. Tidak mungkin keluar malam dengan wajah polos, pasti akan terlihat seperti Regan di film The Exorcist. Setelah makeup selesai, barulah langkah terakhir: Rambut. Ya, rambut juga termasuk hal penting dan kali ini aku mau hal yang berbeda. Yang biasanya rambut lurus, aku akan membuatnya menjadi sedikit keriting di bawahnya.

Semuanya telah sempurna, aku terlihat lebih anggun daripada biasanya. Semporatan parfumpun tak pernah ketinggalan. Huh, aku harap gaya berpakaianku tidak terlalu berlebihan malam ini.. Tunggu sebentar...

Itu dia.

Bagaimana kalau ini memang berlebihan?? Yessa Idiot! Ini efek terlalu banyak membaca hopeless romantic novel. Tidak semua kencan adalah upacara makan malam mewah. Bagaimana jika kencannya bermain bowling atau ke pantai malam hari atau memberi makan bebek atau perang paintball atau---

Tit! Tit! Tit! Aku melirik ke arah ponselku yang memberitahu alarm yang telah kupasang siang tadi. Jam 7 pas! Oh my God. Tidak ada waktu untuk mengganti pakaian, aku sudah sangat sangat sangat telat! Kepalaku serasa berdenyut-denyut, aku mulai stress dicampur panik. Sudah lama aku tidak pergi kencan, dan ini mungkin kali pertamanya setelah sekian lama...

Mr. & Ms. PopularWhere stories live. Discover now