fight

1.5K 240 116
                                    

#9.FIGHT

↬⚪●◑♧◑●⚪↫

"Ck, kalo mabok jangan hari sekolah goblok!" decak Davin garang, saat Jonathan sudah duduk di bangku samping kemudi.

"Gue gak tipsy, emak gue aja yang rempong, takut hangover. Padahal dia tau gue kuat minum," jawab Jonathan sembari mengambil rokok, mengambil alat pemantik mobil, dan membuka spion.

Davin jadi menggeleng-geleng tak percaya. Astaga... baru pagi loh ini...


"Btw, hbd," ujar Davin datar, tanpa menengok ke Jonathan.

Jonathan yang lagi ngisep rokok, jadi menengok, dan tersenyum. Sampai-sampai lekukan mata cowok itu terbentuk dengan deretan gigi rapih, yang memberikan kesan manis dan tampan bersamaan. "Emang lo doang teman, sisanya sahabat."

Davin hanya fokus pada jalanan, tak mengindahkan.

"Eh, tadi malem gue kenalan sama anak SMA Bakti Negara," ujar Jonathan sambil sibuk berkutat dengan ponselnya, membuat Davin mendengus lelah karena sifat buaya cowok itu.

"Ini dia nge-dm gue, nanti minta ketemu, dompetnya emang ketinggalan di gue," lalu Jonathan menunjukkan foto cewek itu dan dia tadi malam. "Cantik kan? namanya Asadhel."

Walau dijulurkan dekat mukanya, namun Davin enggan menoleh, tak tertarik. "Cantikan Audrey Hepburn pas muda."

Jonathan memutar bola matanya ditambah seringaian kecilnya, merasa apapun yang dia lakukan, ilmu fakboynya tak akan mempan pada Davin. Namu tak terlalu mempermasalahkan. Cowok itu ganteng, berambisi, masa depan terjamin. Jika waktunya sudah datang, maka akan ada cewek yang tepat baginya.


"Gimana sih. Katanya mau ngejar Andrea, lo masih kayak gini."

Jonathan yang asik men-stalk instagram Asadhel, jadi menengok ke arah Davin, wajah slengean yang daritadi terpampang, langsung berubah datar, bersamaan itu dia langsung membuang puntung rokoknya sembarangan. Davin yang menyadari tak ada jawaban, jadi menengok, siapa tau salah bicara.

Hening jadi menyeruak, sampai akhirnya Jonathan membuka suara. "Dek, si Asadhel minta ketemuan di Indojuli, dia udah nyampe daritadi."

Mendengar itu, Davin langsung menatap Jonathan dengan raut tegas, membuat cowok itu bingung.

Davin itu orangnya banyak perkiraan, peka, intuisi dan feelingnya juga kuat. Itulah mengapa, setiap tindakan dipikirkan baik-baik dulu dan diterawang, apa kemungkinan yan akan terjadi. Termaksud sekarang, dia merasa tidak enak. Seperti akan ada sesuatu.

"Bilang Sadam, bawa berapa orang ke Indojuli."

Jonathan jadi mengangkat sebelah alisnya, namun tiba-tiba terkekeh, "ngapain anjir? mau belanja bulanan?"

Setelah itu, Jonathan malah tertawa ngakak menggelegar, sampai-sampai mobil Davin terisi suara ketawanya doang.

Bayangan anak Warjok belanja bulanan membuatnya ngakak sendiri, lalu dia menengok kearah Davin yang hanya menatapnya datar.

Jonathan jadi menegakkan diri, mengatupkan kedua bibirnya, sekuat mungkin menahan tawanya, lalu berdeham. "Aaa... i-iya gue bilang sekarang..... pst....HAHAHAHA!!"

Davin jadi mendecak sebal, walaupun sebenarnya dia ikut membayangkan Sadam dan anak Warjok lainnya menenteng keranjang belanja, lalu berebutan barang.... tapi ya cuma sebatas itu, gak bikin dia ketawa ngakak terpingkal-pingkal sampai heboh kayak Jonathan.

Baru sampai di Indojuli, Jonathan baru memberhentikan ketawanya, membuat Davin menghembuskan nafas lega. Dia dan Jonathan turun, namun keduanya malah bingung mendapati sekitar 5 cowok dengan seragam Bakti Negara.

STEP #DavAileen (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang