23. Kata-Kata (2)

1.7K 191 58
                                    

Tidak hanya David yang dibuat jengah oleh tingkah Pramudya. Rosa pun tidak terima Kukuh diperlakukan sebelah mata. "Aku mual karena orang itu," bisiknya pada David.

"Sama," jawab David. "Kasih tahu aja kalau sudah boleh kutonjok."

Berbeda dengan David, Kukuh menanggapi sindiran Pramudya dengan senyum manis yang teduh. Tidak tampak gejolak kemarahan dalam sikapnya. "Penjualan aset masih dalam proses," sahutnya.

"Oh, begitu? Semoga lancar dan terjual mahal, ya," lanjut Pramudya, setengah mengejek. "Nah, kembali soal blue energy. Proyek bagus begini harus didukung, Mas. Ini salah satu program unggulan pemerintah. Kita harus merdeka dalam hal energi. Tidak nggak boleh ada, tuh, pengaruh asing ikut-ikutan mengatur sumber daya kita. Bener, kan?" ujar Pramudya, diakhiri dengan tawa panjang yang menyakitkan telinga.

Restu tampak menghentikan kunyahan, lalu mengambil minuman. Sesekali, ia memandang Kukuh dengan tatapan sendu.

"Iya, saya paham," jawab Kukuh santun.

"Energi itu hajat hidup orang banyak dan menyangkut harga diri bangsa, bukan begitu?" lanjut Pramudya. Sesudah itu ia menenggak mengikuti tindakan istrinya, menenggak minuman. Setelah puas, ia menyandarkan badan di kursi. Sebelah tangannya disampirkan di bahu Restu. Belum puas membuat pernyataan tanpa kata bahwa Restu miliknya, Pramudya mendekatkan wajah dan mendaratkan kecupan singkat di pipi wanita itu.

"Sssh!" Restu memelototi suaminya, namun tak bisa berbuat apa-apa. Pamer kepemilikan oleh Pramudya itu telanjur tertangkap mata Kukuh.

David mengepalkan tangan diam-diam di bawah meja. Penghinaan ke ... entah.

"Harus banget dia pamer begitu?" bisik Rosa ke David.

"Siapa yang mengatur tempat duduk ini?" bisik David. "Kakekmu?"

"Kata Kakek, Pram nyelonong aja. Tempat itu seharusnya untuk Prof. Adinegara dan istri, pakar energi terbarukan. Kakek sebenarnya mau Kukuh mendengar pandangan ahli tentang masalah itu. Eh, tahu-tahu dia sudah di situ. Mau diusir nggak enak, karena keponakan Presiden. Makanya kita ditaruh di sini buat menetralisasi situasi."

David manggut-manggut. Sialnya, Pramudya belum puas memprovokasi.

"Kalau sudah menyangkut harkat dan martabat bangsa, pasti Presiden tidak tinggal diam," imbuhnya lagi dengan tawa playboy-nya.

Sekali lagi David memperhatikan Kukuh. Lelaki itu tampak tersenyum sambil bersantap dengan tenang. Namun, ia yakin di dalam hatinya, Kukuh terganggu. Porsi yang sangat sedikit itu buktinya. Ia sudah hafal, kesejahteraan batin Kukuh berbanding lurus dengan selera makannya. Dulu, setiap bermasalah dengan Restu, pola asupannya terganggu. Semenjak tragedi itu, ia hanya bisa menelan sedikit. Menurut Bu Yeni, seleranya baru membaik setelah kehadiran Yasmina.

"Maksudnya tidak tinggal diam itu apa, ya?" David menyahut. Kakinya segera diinjak oleh Rosa.

"Kita tahu kan, semua tindakan membahayakan negara, pasti akan ditindak," jawab Pramudya enteng saja.

"Boleh dijelaskan, siapa yang dimaksud itu?"

"Ya, tidak usah dijelaskanlah! Saya tadi cuma berandai-andai." Pramudya tertawa-tawa lagi. "Kalau presiden, masih halus mainnya, pakai jalur hukum. Paling didenda atau dihukum kurungan. Yang susah itu kalau hakim jalanan. Bisa brutal, ya nggak? Bisa didemo, dikeroyok, tahu-tahu hilang, kecelakaan misterius, dibuat cacat ...."

Gelas di depan David pasti melayang seandainya Rosa tidak segera menggenggam tangan pacarnya. Kecelakaan misterius dan dibuat cacat? Siapa lagi yang dimaksud Pramudya kalau bukan Andoyo Gunawan dan Kukuh? David akhirnya hanya bisa mengumpat-umpat dalam hati.

Restu tidak dapat menahan perasaan. Ia bangkit dengan mata memerah. Rupanya Pramudya tidak berkenan. Dengan sigap ia menahan bahu Restu sehingga sang istri terduduk kembali dengan keras. Sesudah itu, tak sekali pun Restu berani mencuri pandang ke Kukuh. Ia tak sanggup melihat tatapan iba lelaki itu.


///////////////

Mau hemat baca Yasmina sampai tamat nggak pake nungguin apdetan beberapa purnama?

Buat pengguna Karya Karsa, ada 2 cara:

1. Pastikan Sobat semua menggunakan voucher senilai Rp. 20.000,- untuk pembelian "PAKET YASMINA 30 HARI". KODE VOUCHER: yas032022

2. Mau menyimpan Yasmina buat dibaca selamanya? Gunakan "PAKET YASMINA SELAMANYA". Sementara nggak ada voucher untuk paket ini, ya, karena udah murah banget.

 Sementara nggak ada voucher untuk paket ini, ya, karena udah murah banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
YasminaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang