21. Proposal (2)

1.8K 200 24
                                    

Yasmina harus berjibaku hampir tiga bulan dengan beberapa kali revisi sebelum akhirnya menghadap dosen untuk memberikan draf yang telah final. Kali ini upaya kerasnya membuahkan hasil. Ia bisa mendaftarkan diri untuk sidang proposal. Senyum lega tersungging di bibir manakala sebuah notifikasi muncul di layar ponsel. Hatinya berdebar seketika. Kukuh.

Sebuah gambar muncul saat ia membuka aplikasi chatting itu. Kukuh berfoto bersama segerombolan mahasiswa yang berdesakan di sekelilingnya. Walau masih kurus dan pucat, wajah itu tersenyum semringah.

Lelaki itu menulis: Hari pertama kembali ke kampus.

Mau tak mau hatinya menghangat. Ia lupa akan permasalahan korporasi yang disampaikan sang kakek. Apalagi saat teleponnya berdering tak lama setelah itu.

"Yas?" panggil Kukuh.

Ah, ia tahu ia sangat rindu suara itu. "Ya?"

"Aku kembali ke kampus."

"Aku sudah lihat. Selamat ya. Fisikmu sudah kuat?"

"Sudah jauh lebih baik. Sekarang belum aktif benar. Tahun ajaran baru nanti baru sibuk."

"Gimana rasanya kembali ke sana?"

"Wah, seru. Ternyata aku kangen suasananya."

Yasmina dapat merasakan Kukuh mengucapkan itu sambil tersenyum lebar. "Kayaknya mahasiswamu juga kangen."

Kukuh terkekeh singkat. "Sepertinya begitu."

"Jadi apa kegiatanmu tadi? Sudah mulai mengajar?"

"Belum. Aku masih mengurus kepegawaian, karena habis cuti di luar tanggungan. Setelahnya, aku ngobrol dengan mahasiswa. Aku tadi menjelaskan bahwa dosen mereka tidak seperti dulu lagi. Bagaimanapun akan ada keterbatasan. Jadi, mereka perlu beradaptasi dengan kondisi baru ini. Sebagai contoh, mereka harus bersedia membantu kalau ada tempat yang sulit kuakses. Mereka harus bersedia mendorong kursi roda, atau bahkan menggendongku."

Suara Kukuh terdengar ringan saja, seolah itu hal yang biasa. Namun, bagi Yasmina terasa bagai biji kedondong yang menancap di ulu hati.

"Aku senang mendengarnya," kata Yasmina lirih. "Apa reaksi mereka?"

Kukuh terkekeh sejenak. "Entahlah. Sebagian malah menangis, padahal aku ngomong baik-baik."

Aku juga mau nangis, Kuh.

Yasmina menutup mulut dengan sebelah tangan dan matanya mulai membasah.

"Yas?"

"Ya?"

"Mana kejutanmu?"

Mau tak mau, tawa kecil Yasmina meletup di antara air mata bahagia yang berguguran. Ia mengeringkan air mata dengan tisu sebelum melanjutkan, "Ck! Mana ada kejutan ditagih?"

"Aku nggak sabar menunggu."

"Menunggu apa?"

"Menunggu ketemu kamu." Suara Kukuh terdengar lirih.

Dada Yasmina bergemuruh seketika. Kalau sudah begini, rasanya ia ingin segera terbang ke Jakarta. "Tentang penjualan aset itu, apa berjalan lancar?"

"Pasti kamu sudah melihat beritanya. Masih banyak kendala."

"Aku rasa pemberitaan itu kurang adil."

"Ah, soal media bukan hal baru. Sejak mendirikan Next!, aku belajar menghadapinya."

"Aku kepingin ke Jakarta lagi," desah Yasmina setelah beberapa saat terdiam. "Kakek menawari posisi di Madava."

"Papamu sudah tahu?"

"Sudah."

"Apa pendapatnya?"

"Ah, seperti dugaanku, menentang keras."

Kukuh hening sejenak sebelum menanggapi, "Kamu mau minta pendapatku?"

"Ya."

"Lebih baik dengarkan papamu."

"Ck! Sudah kuduga! Apa alasanmu?"

"Kurasa alasanku mirip dengan alasan papamu."

"Ah, kalian sekongkol? Alasan apa itu kalau bunyinya cuma 'kamu lebih baik di sini'. Kalian pikir aku anak SD?" Yasmina terkekeh sebentar, tapi menyadari Kukuh tidak menanggapi, ia terdiam.

"Datanglah ke Jakarta, tapi jangan untuk Madava," kata Kukuh lirih, namun tegas.

Yasmina tergelak. Betapa anehnya. Kata-kata Kukuh serupa dengan kata-kata sang ayah. "Lalu untuk?"

Sejenak hening kembali. Yasmina segera sadar bahwa mereka tengah memasuki sesuatu yang dalam. "Kalau bukan untuk Madava, untuk siapa, Kuh?" tanyanya perlahan. Jawablah untukmu, jerit hatinya.

"Yas, kamu mau menunggu?" Suara Kukuh terdengar dalam.

"Menunggu apa?"

"Menunggu aku siap."

"Kamu sedang menyiapkan apa?"

Yasmina hanya mendengar desah napas Kukuh.


////////////////////

Mau hemat baca Yasmina sampai tamat ngga pake nungguin apdetan? Cerita ini udah tamat di KBM dan Karya Karsa.

Buat pengguna Karya Karsa, ada paket murah meriah. Cukup dengan Rp22.000,- Sobat dapat membaca Yasmina sampai tamat. Caranya:

Pastikan Sobat menggunakan voucher senilai Rp. 20.000,- untuk pembelian "PAKET YASMINA 30 HARI". KODE VOUCHER: yas032022

Tunggu apa lagi, yuk cuuuus ke sana!

@KBM App

@KBM App

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
YasminaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang