20. Ruang Kerja (1)

90 6 0
                                    

Ruang kerja bagi tim kecil Kukuh telah diatur di perpustakaan rumah. Ruang itu luas, dengan rak-rak buku dari kayu jati yang dipelitur. Ada jendela melengkung yang lebar di mana pemandangan indah taman berlatar hutan kecil membuat suasana ruang itu menyejukkan hati. Yeni meletakkan tiga meja kerja dan perlengkapan kantor lain, termasuk televisi besar. Dua orang kepercayaan Kukuh, Nasrun dan Andre, datang setelah David pulang. Ruang yang sebelumnya lengang, kini terasa lebih hidup.

"Nanti malam kita kedatangan tamu," kata Kukuh seraya menyerahkan flashdisk dari Restu ke Nasrun. "Hati-hati membukanya, siapa tahu diisi virus atau skimmer."

"Baik, Mas. Data-data yang Mas minta untuk nanti malam sudah kami siapkan," Nasrun melapor. Selanjutnya, lelaki yang dua tahun lebih muda dari Kukuh itu sibuk dengan data di flashdisk.

"Apa isinya?" tanya Kukuh.

Nasrun memutar layar laptopnya ke Kukuh.

"Tidak ada yang penting. Cuma data-data lama Grup Andreans dan Madava Energy yang sudah kita ketahui."

Kukuh mengangguk. Benar dugaannya, apa yang dilakukan Restu semua atas perintah sang suami. Ia sudah menduga ada yang tidak beres dengan keluarga Restu saat tahu pilihan calon menantu mereka jatuh pada Pramudya. Pernikahan seperti apa yang sedang dijalani Restu? Hatinya yang sempat kesal, tiba-tiba berubah iba.

Barangkali Pramudya dan Iskandar mengira Restu adalah senjata pamungkas. Kini, Restu pun pulang dengan tangan hampa. Kukuh mulai merasa tidak enak. Ia bisa merasakan mendung berisi badai kembali mengintip di kejauhan sana. Dengan gagalnya Restu, berakhirlah upaya persuasi dan itu berarti akan ada upaya berikutnya. Kukuh menghela napas panjang. Tiba-tiba saja ia mencemaskan Yasmina.

"Kami sudah menyelidiki latar belakang Mbak Yasmina," ujar Andre.

"Lalu?"

"Benar perkiraan Mas Kukuh. Dia tidak terkait dengan bisnis Pak Is. Itu kabar baiknya," ujar Andre. Setelah jeda sejenak, ia melanjutkan dengan hati-hati, "Kabar buruknya, Mbak Yasmina sedang diincar untuk menggantikan posisi Pak Is."

Cahaya wajah Kukuh meredup seketika. "Mengapa bukan salah satu dari adik kembarnya, Jordan atau Efrat?"

"Kalau dari pengalaman, jelas keduanya kalah jauh dari Mbak Yasmina. Mereka baru 27 tahun." Nasrun menimpali.

"Tapi kalau itu terjadi, Mas Kukuh lebih mudah masuk ke sana, kan?" tanya Andre.

Kukuh tidak menjawab. Lebih mudah masuk, tapi lebih sulit untuk keluar tanpa kerusakan.

"Mas, kayaknya berita ini serius." Andre menunjuk siaran berita di layar televisi.

Bersama-sama mereka menoleh ke layar televisi. Talk show itu menghadirkan penggiat lingkungan, pakar energi, dan perwakilan Grup Andreans dan Phoenix.

"Genta Bahana lagi?" Nasrun menyilangkan kedua lengannya di depan dada sambil geleng-geleng kepala.

"Lihat strategi mereka, gencar sekali." Andre mengusap kening.

"Fase kasar telah dimulai," timpal Nasrun.

"Aku berani taruhan, besok-besok mereka demo di depan kantor Phoenix," imbuh Andre.

Kukuh setuju.

"Soal Genta Bahana, sejak dulu kita tahu seperti apa reputasinya. Masih ingat kan, pemberitaan pilpres tiga tahun yang lalu? Dia menayangkan apa pun yang diminta pembayar tertinggi," kata Nasrun.

"Pemberitaannya Mas Kukuh dulu, sewaktu putus dari Mbak Restu, Genta Bahana juga yang paling miring," imbuh Andre.

"Siapa aktornya kali ini?" tanya Kukuh.

Andre menunjukkan serangkaian data hasil gerilyanya di dunia maya. "Aliran dananya dari sini. Dan orang ini adalah kerabat dekat Mbak Restu."

Kukuh sudah menduga. "Ya sudah. Sekarang gimana perkembangan proyek Albatros?"

Andre menjentikkan jari dengan bersemangat. "Ada titik terang, Mas!"

Kukuh mencermati kembali data-data di layar komputer. "Kayaknya kalian perlu menggali sektor ini juga." Ia mengulurkan secarik kertas kepada Nasrun dan Andre. Mata mereka melebar seketika saat tahu isi catatan itu.

"Aku akan menambah keamanan di sini," kata Kukuh.

"Siap, Mas."

"Setelah ini kalian istirahat dulu. Kita akan begadang nanti malam."

"Siap!"


/////////////////

Diam-diam Fura ngarep banget dapat nutrisi vote dan komen ... please 🙏🙏🙏  ...

YasminaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang