41

9.9K 355 12
                                    

Sebenarnya, Niki sudah bisa menebak apa yang akan dibicarakan Jany dari tadi hanya saja ia mau menunggu bagaimana Jany memulainya.

Jany akhirnya mengangguk mengakui kebenaran itu.
"Sebenarnya bukan cuma ka Alex, tapi soal kita juga"
Jany menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya dengan perlahan. Ia merasa kalau sekarang ia membutuhkan lebih banyak oksigen didalam paru-parunya.

Niki menatap Jany lagi dan terus menunggu kelanjutan dari kalimat tadi

"Gue kan udah pernah bilang sama lo kalau gue gak bisa ngubah persahabatan kita" Jany memulai kalimatnya dan Niki mengangguk mengiyakan

"Gue gak bisa punya hubungan lebih sama lo selain sahabat doang" Jany ragu

"Dan kamu sendiri nggak pernah tau apa alasan yang membuat kita nggak pernah bisa lebih dari sebatas sahabat" tambah Niki

"Tapi itu dulu Nik. Sekarang gue tau apa alasan kita nggak pernah bisa lebih dari sahabat dan apa alasan gue gak pernah sayang sama lo lebih dari sahabat juga"

"What is that? Tell me that reason?"

"Gue sebenarnya udah dari dulu sayang sama orang lain dan gue baru nyadarinnya saat gue balik lagi ke Indo" Jany berhenti sejenak "Dan orang yang gue sayang itu ka Alex"

Akhirnya, Jany berhasil juga mengucapkan kata-kata itu hingga ia sadar kalau hatinya sekarang lebih ringan dari sebelumnya.

Namun, Jany kini kembali bingung karena Niki sama sekali tidak memperlihatkan mimik keterkagetan atau mimik bingung sama sekalipun. Mata Niki tetap menatap Jany dengan tatapan datar seperti menunggu kelanjutan kalimat darinya.

"Gue sayang sama ka Alex lebih dari sayang adik untuk kakaknya. Gue tau ini konyol, tapi itulah yang gue rasakan. Gue udah pastiin baik-baik kalau ini bukan rasa kagum untuk ka Alex saja dan gue sadar kalau rasa ini benar-benar cinta" Jelas Jany sambil tertunduk, tidak berani membalas tatapan Niki.

Niki menghela nafas berat
"Aku udah tau" ucap Niki akhirnya hingga membuat Jany dengan ragu mengangkat kepalanya dan menatap Niki tanpa bertanya apapun karena sekarang, malah Jany lah yang lebih kaget dimana seharusnya saat ini Niki lah yang harusnya kaget.

"Aku udah nyadarin itu saat aku liat kamu jalan bareng Alex di malam pertama aku tiba di Indo dan saat malam pertama aku tiba dirumah kamu."

Jany mengingat-ingat kapan tepatnya itu dan ia akhirnya ingat saat ia dan Alex keluar untuk makan malam.

"Entah bagaimana, tapi aku sebagai seorang cowok, aku tau dengan cepat dari tatapan Alex kalau dia itu gak suka keberadaan aku didekatmu. Awalnya aku biasa aja karena aku pikir kamu itu adiknya jadi wajar saja kalau dia sebagai kakak khawatir sama kamu tapi lama kelamaan aku jadi ngerti maksud dari semua ini." Niki menggenggam tangan kanan Jany karena gadis itu kini telah berhasil menjatuhkan setetes air dari matanya

"Apalagi waktu kita di cafe tempo hari, saat itu aku sadar juga kalau ada seorang cowok yang terus merhatiin kamu dari jauh, aku pikir orang itu suka sama kamu makanya aku terus jagain kamu layaknya kamu pacar aku di malam itu. Tapi seperti sudah diatur, kemarin aku ketemu lagi sama orang itu dipertemuan perusahaan. Dia salah satu yang bertanggung jawab diproyek perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan keluarga aku. Dan didaftar penanggung jawab lainnya itu ada nama Alex darmansyah. Aku langsung tau itu kakak kamu. Jadi aku bisa menebak kalau lelaki yang aku liat di cafe dan yang ketemu aku di pertemuan itu adalah teman Alex dan dia kan yang buat kamu ngelamun saat kita makan makaln itu?" Tebak Niki yang 100% diangguki Jany. Jany juga tau kalau orang yang dimaksud Niki itu adalah teman kakaknya, Edo.

"Aku gak tau apa yang kamu bicarain dengan dia waktu itu, tapi sekarang udah gak penting" Niki melepaskan tatapannya dari Jany dan menguatkan genggaman dengan genggaman Jany yang kini menatap Niki dengan tangisannya.

I LOVE YOU, BROTHER! [COMPLETED]Where stories live. Discover now