Bab 24 - Unseen Storm

134K 6.1K 140
                                    

Unseen Storm

Dua minggu setelah mereka menginap dari rumah orang tua Evelyn, akhir pekan itu, Arman mengajak Evelyn untuk berlibur ke villa. Arman juga berkata, dia akan membawa Evelyn melihat resort-nya. Kali ini, Evelyn menyiapkan mantel yang pas dengan pakaian-pakaian yang ia bawa. Bahkan sebelum berangkat, ia meminta Arman memastikan ke mana saja tujuan mereka untuk menyesuaikan pakaian yang ia bawa.

"Kamu pake apa aja cocok, kok," adalah tanggapan Arman ketika Evelyn memberikan alasan ia menanyakan tujuan mereka.

Kali ini, Arman tak mengajak Luki maupun Riani. Menuruti permintaan Evelyn, Arman memberi mereka libur. Jadilah hari itu, Evelyn hanya pergi berdua dengan Arman. Sepanjang jalan, Evelyn tak bisa menahan senyumnya.

"Kamu seneng banget, kayaknya," komentar Arman yang sedang menyetir di sebelahnya.

"Banget," Evelyn mengakui.

"Hari ini, kita jalan-jalan aja sampai sore, gimana?" usul Arman.

"Jalan-jalan?" Evelyn balik bertanya.

"Muter-muter aja pake mobil," terang Arman.

Evelyn seketika mengangguk. "Boleh, boleh."

Arman tersenyum. "Hari ini kita liat-liat tempat wisata sekitar villa, kalau ada yang kamu pengen kunjungi, besok kita ke sana."

"Oke!" seru Evelyn riang. Di sebelahnya, Arman tertawa pelan. "Ryan sama Lyra pasti bakal seneng kalau diajak liburan ke sini."

"Lyra sih, udah biasa ke sini," balas Arman.

"Kalau gitu, Ryan," ralat Evelyn.

Arman tersenyum geli. "Tapi Lyra pasti bakal seneng kalau ada Ryan. Dia kan suka ngeledek Ryan."

Evelyn tersenyum geli. "Nanti kita ajak Erlan juga."

"Iya, biar Lyra ngamuk," sahut Arman, membuat Evelyn tergelak.

"Kalau nanti Lyra beneran sama Erlan, kamu bakal ngedukung mereka, kan?" tanya Evelyn.

"Bukan cuma ngedukung. Aku bakal bersyukur banget," balas Arman. "Aku nggak yakin ada cowok lain yang bisa ngehadapin Lyra selain Erlan."

Evelyn tersenyum. Membayangkan ia akan berlibur bersama adik-adik mereka, benar-benar menyenangkan.

Tujuan pertama mereka, adalah taman yang memiliki kebun teh, kebun stroberi dan bahkan taman bunga. Namun, Evelyn yang merasa sayang melewatinya begitu saja, meminta Arman mengajaknya masuk ke taman itu.

"Kamu nggak capek?" tanya Arman saat memarkirkan mobilnya.

Evelyn lantas teringat jika Arman menyetir sedari tadi.

"Kamu capek, ya?" Evelyn balik bertanya dengan agak cemas.

Arman tersenyum, menggeleng. "Aku cuma takut kamu kecapekan. Kan kamu abis marah-marah terus beberapa minggu kemaren."

Evelyn mendesis kesal mendapati ledekan pria itu.

"Kamu pengen aku marah lagi sama kamu?" sambar Evelyn.

Arman tak menjawab dan malah turun dari mobil. Evelyn sudah bersiap mengomeli pria itu ketika ia membukakan pintu untuk Evelyn dan mencium bibir Evelyn singkat.

"Apa itu tadi?" Evelyn menyipitkan mata.

"Aku bantuin kamu ngelepas seat belt-nya," sahut suaminya itu enteng.

Evelyn menunduk dan membuktikan Arman mengatakan yang sebenarnya.

"Harus ya, pake nyium-nyium segala?" desis Evelyn.

Marry Me or Be My Wife (End)Where stories live. Discover now