Bab 19 - Close to You

121K 6.6K 169
                                    

Close to You

Dua minggu setelah Arman menghancurkan perusahaan tempat Filip bekerja, ia mengungkapkan penggelapan dana yang dilakukan Filip, sekaligus perannya sebagai mata-mata industri. Kini, tak ada satu pun orang yang bisa membantu Filip. Arman bahkan tidak terkejut ketika pengkhianat itu datang mencarinya dan memohon ampun padanya.

Seharusnya ia tahu, Arman orang seperti apa, sebelum membuat masalah dengan Arman. Pria itu beruntung Arman tidak menyentuh keluarganya. Yah, setelah ia menikah dengan Evelyn, ia harus berpikir ulang untuk menyentuh keluarga lawannya. Lyra mungkin bisa melindungi dirinya sendiri. Adiknya itu toh tahu cukup banyak tentang persaingan dunia bisnis. Namun Evelyn tidak seperti itu. Bahkan, istrinya itu sangat polos tentang perang seperti ini.

"Pak Filip masih belum meninggalkan lobi, Pak," lapor Luki. "Dia berkeras untuk bertemu Pak Arman."

Arman mendesah berat. Ia melirik jam. Sebentar lagi jam makan siang. Tak ada salahnya ia menghibur para karyawannya sekali-sekali.

Arman lantas meninggalkan ruangannya dan turun ke lobi. Luki mengikuti di belakangnya. Ketika Filip melihat Arman yang baru keluar dari lift, bergegas pria itu menghampiri Arman. Tangannya meraih tangan Arman, bibirnya memohon dengan menyedihkan.

"Cuma Pak Arman yang bisa bantu saya," ucap pria itu dengan nada penuh hormat, tak memedulikan kenyatan jika ia jauh lebih tua dari Arman. Namun Arman tak sedikit pun peduli akan itu. "Tolong saya, Pak. Bantu saya," Filip memohon.

Pria itu melepaskan tangan Arman, lalu berlutut di depan Arman. Kedua tangannya memeluk kaki Arman dengan menyedihkan, tapi Arman tetap bergeming di tempatnya. Bahkan ketika para karyawan mulai bermunculan di lobi untuk pergi makan siang, Filip masih bertahan pada posisinya, tak sedikit pun merasa malu. Begitu pun dengan Arman. Ia masih berdiam di tempatnya, memberi kesempatan pada Filip untuk mempermalukan dan merendahkan dirinya sendiri.

Sampai kemudian, Luki menyenggol lengannya dan berkata,

"Bu Evelyn ada di sini, Pak."

Arman menoleh pada Luki, lalu mengikuti arah kedikan kepala Luki dan ia mencelos melihat Evelyn yang sudah berdiri di tengah lobi, tampak terkejut melihat pemandangan di depannya. Gadis itu menunduk, menatap Filip, lalu menatap Arman. Bergegas, Arman menarik kakinya dari pegangan Filip.

"Pergi, sebelum aku ngelakuin yang lebih parah lagi," Arman mengancam. "Harusnya kamu bersyukur karena aku sama sekali nggak nyentuh keluargamu."

Fillip bergetar ketakutan di bawahnya. Berkali-kali ia meminta maaf pada Arman. Sementara di depan sana, Evelyn menyaksikan itu semua.

"Bawa orang ini pergi dari sini," Arman memerintahkan Luki.

Luki mengangguk, lalu menarik Filip berdiri dan menariknya ke arah pintu utama gedung itu. Namun saat Filip melihat Evelyn, ia menarik diri dari Luki dan menghampiri Evelyn. Arman bergegas menghampiri Evelyn yang tampak shock saat Filip berlutut di depannya dan memohon-mohon maaf padanya.

"Pergi sekarang!" Arman membentak Filip. "Kesabaranku ada batasnya."

Pria itu lantas berdiri, tak berani menatap Arman, dan berjalan lesu meninggalkan lobi.

Sepeninggal Filip, Arman dan Evelyn masih berdiam di tempat masing-masing. Arman menatap Evelyn lekat, sementara gadis itu menatap lantai. Arman sudah akan bertanya, kenapa Evelyn berada di sini, ketika gadis itu sudah mendongak dan tersenyum pada Arman. Satu tangannya terangkat dan Arman melihat tas kotak kecil di sana.

"Aku bawain kamu makan siang," Evelyn berkata riang. Terlalu riang.

"Ayo ke ruanganmu," ucap gadis itu lagi, tanpa menatap Arman. Lebih tepatnya, menghindari tatapan Arman.

Marry Me or Be My Wife (End)Where stories live. Discover now