Bab 10 - Mad at You

137K 7.3K 312
                                    

Mad at You


"Cemburu?" dengus Evelyn kasar. "Suka? Cinta? Kamu lagi ngigau, ngimpi, atau otakmu lagi terganggu?"

Arman menyipitkan mata, jelas tak suka akan kata-kata kasar Evelyn barusan.

"Apa kamu nggak liat tadi apa yang dilakuin cewek itu ke aku?" geram Evelyn. "Dia nyiram air ke aku!" bentak Evelyn kesal.

"Aku bakal ngelakuin hal yang sama kalau jadi dia," Arman membalas, membuat Evelyn mengernyit.

Sial, kenapa dadanya mendadak terasa sakit?

"Kamu ngebelain cewek itu?" Evelyn menatap Arman marah. "Kamu beneran suka sama dia?!"

"Dia emang salah, tapi kamu lebih dulu ngelakuin kesalahan," ucap Arman.

Evelyn mendengus tak percaya.

"Aku cuma mau makan di restoran itu, apa aku salah?" Evelyn membela diri.

"Kamu datang ke sana dengan niatan buat ribut di sana. Apa aku salah?" balas Arman.

"Dia yang kemaren lebih dulu nantangin aku," ujar Evelyn tak mau kalah.

"Dia ngelakuin itu karena cuma itu yang bisa dia lakuin," Arman juga tak mengalah. "Dan sesuai dugaannya, kamu kepancing dan datang sendiri nyariin dia, buat ngelakuin hal bodoh dan mempermalukan dirimu sendiri di depan orang-orang tadi."

Evelyn menyipitkan mata.

"Intan nggak bodoh, Evelyn. Dia sengaja mancing kamu buat datang ke dia, buat ngasih dia alasan ngelakuin hal kayak tadi ke kamu, sekaligus bikin kamu malu di depan orang-orang. Apa kamu nggak bisa liat itu?" suara Arman meninggi.

Apa dia barusan menyebut Evelyn bodoh? Karena Evelyn terpancing dan pergi mencari Intan, Evelyn jadi orang bodohnya di sini?

"Jadi, menurutmu, aku yang salah di sini? Aku yang bodoh karena terpancing omongan dia? Aku yang bodoh dan mempermalukan diriku sendiri? Apa lagi?" tantang Evelyn.

"Bukan itu maksudku, ya ampun, Evelyn!" Arman tampak frustasi. "Aku cuma bilang kalau apa yang kamu lakuin tadi itu hal yang bodoh dan sia-sia. Kamu cuma buang-buang waktumu buat ngurusin cewek itu."

"Kamu bener," sahut Evelyn. "Aku cuma buang-buang waktu aja. Aku cuma bisa ngelakuin hal bodoh. Aku juga mempermalukan diriku sendiri. Maaf, aku jadi ngerusak image-mu juga. Jadi, sekarang apa? Kamu mau kita cerai, atau apa?"

"Jangan sembarangan ngucapin kata itu," desis Arman tajam.

"Kenapa? Kita toh nikah karena terpaksa. Ah, karena kamu nggak mau image pernikahan sempurnamu rusak? Jadi buat mempertahankan itu, kamu rela punya istri yang bodoh, suka buang-buang waktu, bahkan mempermalukan dirinya sendiri di depan banyak orang." Evelyn tersenyum sinis. "Kita bener-bener bahagia, ya?" sarkas Evelyn.

Arman memejamkan mata selama tiga, empat detik, lalu menatap Evelyn tepat di matanya,

"Apa kamu selalu mikirin dirimu sendiri kayak gini?"

Evelyn mengernyit.

"Apa kamu tau apa akibat dari hal bodoh yang kamu lakuin tadi?" lanjut Arman. "Dari laporan Riani lewat pesan singkatnya tadi, kamu sengaja bikin pelayan itu numpahin makanannya ke kamu. Apa aku salah?"

Evelyn bungkam, tak sanggup membantah.

"Kamu pasti sama sekali nggak mikir konsekuensi yang harus diterima pelayan itu. Dia kemungkinan besar bakal kehilangan kerjaan gara-gara kamu. Dia bahkan nggak salah apa pun, tapi gara-gara kamu, dia mungkin kehilangan pekerjaan. Kamu juga pasti nggak mikirin keluarganya, kan? Gimana kalau dia tuh ternyata tulang punggung keluarganya? Apa kamu mikir sampai situ?" sebut Arman.

Marry Me or Be My Wife (End)Where stories live. Discover now